Part-46 Mereka

13.4K 1.6K 122
                                    

"Walaupun hati lo milik dia. Gue gak mau cewek yang gue sayang terluka."

- Kenzo Zadenrick

-★☠★-

Alana bangun pagi dengan ceria. Beban di pundak Alana perlahan menghilang. Keresahan di hati Alana juga perlahan memudar. Alana merasa tidak ada yang perlu ia khawatirkan.

Sejak kemarin malam, Alana sudah memutuskan akan tinggal di rumah oma sampai kelulusan. Alana masih takut jika nanti, Ashilla akan menjodohkannya lagi.

Alana hanya ingin hidup tenang, sehingga ia bisa menikmati masa mudanya. Selagi Alana masih hidup, Alana mempunyai banyak keinginan, salah satunya melakukan apa yang ia mau tanpa paksaan.

Langkah kaki membawa Alana menuju ke balkon kamar. Udara segar di pagi hari membuat Alana tenang. Perlahan, sang matahari muncul dari ufuk timur.

Karena merasa sudah siang, Alana pun segera mandi. Ia harus ke sekolah hari ini. Walaupun nanti ia akan bertemu Kenzo. Alana akan meminta maaf secara baik-baik, dan meminta Kenzo agar menjadi temannya saja. Alana tak keberatan jika Kenzo menjadi temannya, tapi akan sangat keberatan jika Kenzo menjadi tunangannya.

Alana juga mengerti perasaan Kenzo. Kenzo sangat menyukainya, bahkan dari sorot mata cowok itu, Alana bisa menilai bahwa Kenzo bersungguh-sungguh. Tapi, hati Alana sekeras batu. Sekali ia menginginkan seseorang, maka akan ia dapatkan, dan tak akan ia lepas.

Gevano. Pengisi hati Alana yang tak akan terganti. Perasaan rindu kini menyelimuti hati Alana. Ingin sekali Alana menghubungi Gevano. Tapi sayang, tidak ada satupun media sosial yang dapat terhubung dengan cowok itu.

"Kak Gevan, Alana kangen."

Selesai bersiap-siap, Alana segera turun ke bawah untuk menemui kakek dan neneknya. Di rumah Zia ia mendapatkan ketenangan yang tak ada duanya.

"Pagi Kek, pagi Oma."

"Pagi sayang, duduk di sini." ucap Arya.

Alana duduk di sebelah Arya, sedangkan Zia sedang menyiapkan sarapan dibantu oleh ART yang bekerja.

Arya mengelus kepala Alana dengan lembut. Kejadian yang menimpa Alana sudah Arya ketahui dari istrinya. Ada rasa kecewa saat Azka dan Ashilla tak dapat menjaga Alana.

"Alana udah besar yah,"

"Iya dong Kek. Masa Alana harus kecil terus?"

Arya terkekeh pelan sembari memeluk Alana dari samping, lalu mencium puncak kepala Alana. Walaupun Alana sudah besar, sifat kekanak-kanakannya masih ada. Tapi itu tak masalah untuk Arya, karena Alana adalah cucu kesayangannya.

"Kakek tahu masalah yang Alana hadapi sangat berat. Proses pendewasaan memang menyakitkan. Kamu harus kuat mental untuk masalah yang kamu hadapi. Mengeluh boleh, karena kita manusia yang bisa lelah. Tapi jangan menyerah. Dari sini, Alana harus bisa berpikir dua kali sebelum bertindak. Oke?"

"Oke, Alana paham Kek."

"Udah. Sarapan dulu yuk." ajak Zia.

"Nanti kakek yang antar ke sekolah."

Alana mengangguk, kemudian memakan sarapannya dengan lahap. Masakan oma-nya memiliki cita rasa rempah yang khas. Alana menyukai rendang yang oma-nya buat.

Alana [END]Where stories live. Discover now