Part-12 Jalan

46.5K 3.3K 357
                                    

"Status kita apa yah?"

-Alana.A.W

-★☠★-

Seperti yang direncanakan kemarin. Hari ini Alana mengajak Gevano untuk jalan. Gadis itu sudah bersiap-siap dari jam 6 pagi. Dan Gevano baru saja sampai di rumah Alana pada jam 10.30 pagi. Alana terlalu bersemangat bertemu dengan Gevano. Gevano yang menjemput Alana karena tidak mungkin jika Alana yang menjemputnya.

"Pagi kak Gevan!" sambut Alana begitu ceria. Hatinya begitu senang saat Gevano sudah tiba.

"Pagi," balas Gevano dengan wajah datar.

Gevano tidak suka melihat penampilan Alana kali ini. Alana sangat cantik memakai kaos berwarna putih bermotif bunga dengan rok mini berwarna abu. Tak lupa dengan rambut Alana yang dikepang kesamping.

"Kak Gevan kenapa?" tanya Alana saat ia merasa ada yang salah dengan Gevano. Pria itu seperti tidak senang melihat Alana.

"Kenapa pake rok sih?"

"Em, kenapa yah? Karena Alana lebih suka pake rok dibanding pake celana," jawab Alana seadanya.

"Kak Gevan gak suka yah? Padahalkan Alana pake rok karena mau ketemu sama kak Gevan," lirih Alana sembari menunduk.

Mendengar itu tak membuat kekesalan Gevano hilang. Gevano senang saat Alana memakai rok dan berpenampilan cantik untuk dirinya. Tapi, Gevano bukanlah orang yang suka berbagi pemandangan.

"Yaudah naik,"

Alana tersenyum kembali lalu menaiki motor Gevano yang tinggi itu. Paha Alana terekspos setelah duduk. Gevano segera membuka jaketnya lalu memberikannya kepada Alana.

"Tutupin paha lo, gue gak suka bagi-bagi." ucap Gevano dengan ketus.

Alana menerimanya dengan senang hati, ternyata Gevano sangat perhatian. Gadis itu pun menutupi bagian pahanya dengan jaket Gevano.

"Udah?"

"Udah Kak," balas Alana yang kini mengalungkan tangannya di perut Gevano. Alana bukan modus, ia lakukan itu agar dirinya tidak terjungkal saat Gevano menancapkan gas.

Gevano tersenyum tipis saat tangan Alana melingkar di perutnya, seperti ada yang menggelitiknya dari dalam. Ia bisa merasakan bahunya terasa berat, karena dagu Alana bertumpu di sana. Posisi ini memang sangat nyaman bagi keduanya.

Gevano menjalankan motor tersebut dengan kecepatan normal. Pemuda itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, makanya lebih baik ia memperlambat laju motor agar benda kenyal itu tetap menempel di punggungnya.

Motor Gevano berhenti di lampu merah. Tiba-tiba saja tangan Gevano mengelus tangan Alana, membuat gadis itu reflek melepaskan pelukannya.

Namun dengan segera Gevano menarik tangan Alana kembali agar melingkar di perutnya. "Kaya gini aja," ucap Gevano.

Gevano merasakan anggukan dari belakangnya. Tanpa Gevano sadari wajah Alana sudah sangat merah bagai kepiting rebus. Jantung Alana berdetak tak karuan.

"Mau kemana dulu?" tanya Gevano.

"Em. Kak Gevan maunya kemana?"

"Gak tahu. Kan lo yang ngajak,"

"Em. Kalo gitu kita ke taman bunga matahari aja yuk Kak. Di sana tempatnya bagus banget, kak Gevan pasti suka."

"Oke,"

Gevano menjalankan motornya sesuai dengan arahan dari Alana, karena Gevano tidak tahu tempat-tempat seperti itu. Gevano lebih suka ketempat olahraga dibandingkan tempat wisata, maklumi saja jika ia tidak tahu.

Alana [END]Where stories live. Discover now