Part-54 Tak bisa

14K 1.8K 293
                                    

"Cinta itu buta. Bahkan cowok brengsek itu masih lo bela karena cinta?"

- Gevano Elang Prakarsa

-★☠★-

"Kamu mau kemana Na?" tanya Alan saat melihat Alana yang baru saja keluar dari kamar dengan dress merah yang bahunya terbuka. Bukan apa-apa, Alan hanya was-was jika terjadi hal buruk kepada Alana karena penampilannya yang mampu menggoda kaum Adam.

Wajah Alana tampak gugup saat Alan menanyakan hal itu. Ia pikir Alan sudah tidur, karena sekarang sudah jam 22.00. Alan akan tidur tak lebih dari jam 21.00.

"T-tata mau ngedate bareng Alres."

Alan tertawa sinis, sungguh tak percaya dengan ucapan adiknya. "Pasangan mana yang mau ngedate jam sepuluh malem? Nggak usah bohong, atau kakak laporin kamu ke daddy."

Alana menggigit bibir bawahnya sendiri, sembari meremas tali tas selempangnya semakin kuat. Takut jika Alan akan melaporkan dirinya pada sang ayah. Bisa-bisa Alana akan dihukum tak boleh keluar rumah selama seminggu kecuali sekolah, dan ponselnya akan disita.

"Please Kak. Tata cuman makan malem aja. Izinin Tata,"

"GAK! Lo pikir gue bisa biarin adik gue pergi malem-malem gini hah? Walaupun Alres cowok lo. Gue nggak pernah bisa nerima dia. Dia nggak baik buat lo Na. Kedatangan dia cuman pengaruh buruk buat lo!"

Alana tersentak kaget saat Alan membentaknya. Kakaknya itu memang tak pernah merestui hubungannya dengan Alres, entah apa alasan Alan begitu membenci kekasihnya. Selalu saja begini jika Alana akan pergi dengan Alres. Alan akan melarang dan terus mengatakan bahwa Alres tidak baik untuknya.

"Kak. Jangan mulai deh,"

"Dan lo jangan bantah gue. Masuk kamar, tidur! Gue nggak bakal biarin lo keluar malem. Di luar sana banyak orang jahat Na."

"T-tapi Alres pasti jaga Natasya Kak. Kak Alan nggak usah khawatir. Tata pasti baik-baik aja sama Alres."

"Gue nggak suka dibantah. Ini demi kebaikan lo, sekarang masuk kamar dan tidur. Awas aja kalo lo kabur, gue bener-bener bakal bawa lo pergi jauh dari cowok sialan itu."

Alana mendengus sebal saat Alan mendorongnya masuk ke dalam kamar, kemudian menutup pintu dengan kencang membuat gadis itu terkejut. Tapi Alana bukanlah anak yang akan menurut, jangan lupakan jika gadis itu sangat nekat.

Ia mengunci pintu kamar kemudian menuju ke balkon. Sebelum Alana pergi, ia sudah menyiapkan tangga darurat di sana. Berjaga-jaga jika ia tak diizinkan. Gadis itu nekat pergi dari rumah hanya untuk bertemu kekasihnya Alres.

Helaan nafas lega terdengar saat dirinya sudah menampakkan kaki di tanah. Dengan segera Alana mengendap-endap keluar dari gerbang, dan menyetop taksi yang kebetulan lewat di depan rumah.

"Misi sukses. Maafin Tata Kak Alan,"

"Kemana dek?"

"N'club."

Mendengar jawaban Alana membuat sang supir mendadak berhenti. Tatapan khawatir supir itu layangkan kepada Alana. Gadis berwajah polos itu hendak ke club yang terkenal dengan minumannya. Ia tak habis pikir dengan Alana yang berani mengunjungi tempat maksiat itu.

"Jangan bercanda dek. Anak cantik kaya adek nggak boleh dateng ke sana, bahaya. Banyak lelaki hidung belang, kita putar balik ya?"

"E-eh jangan. Tata mau ketemu pacar Tata pak!" panik Alana.

"Kayanya cowok adek nggak bener nih. Mending putusin dek. Kalo serius dia nggak bakal ajak kamu ke club malam, tapi ke KUA. Dari pada terjadi yang tidak-tidak mending saya antar pulang ya? Saya juga bisa jadi tersangka kalo sesuatu terjadi sama adek."

Alana [END]Where stories live. Discover now