Part-48 Hancur

17.1K 1.5K 599
                                    

"Cara mudah menghancurkan seseorang adalah, dengan merebut apa yang ia jaga. Jika yang berharga sudah hilang, orang itu akan mati secara perlahan."

- Who?

-★☠★-

⚠️ Warning ++

Alana sedang berada di perpustakaan mencari buku pelajaran, ditemani oleh Lisa. Banyak sekali yang Alana ceritakan kepada Lisa termasuk tentang Gevano yang kemarin menghubunginya.

"Alana seneng banget Lisa."

Lisa tersenyum manis sembari mengangguk menanggapi Alana. Alananya sudah tak sedih lagi, namun hati Lisa merasa sangat resah.

"Lisa ada masalah?"

"Gak ada kok. Lisa suka liat senyum Alana. Emang yah, Gevano itu sumber bahagianya Alana,"

"Lisa jangan gitu. Alana jadi malu," Lisa tertawa melihat wajah Alana yang memerah seperti tomat. Gadis itu sangat menggemaskan jika sedang malu-malu seperti ini.

"Lisa ikut senang kalau Alana senang."

"Lisa punya impian gak?"

Lisa yang sedang melayang mencari buku pun seketika terhenti, hantu cantik itu menoleh ke belakang menatap Alana dengan tatapan sendu. Lisa punya satu impian yang mungkin tak pernah bisa ia capai.

"Lisa kenapa sedih?" tanya Alana saat menyadari wajah Lisa yang tampak murung. Kesedihan terlihat jelas dari sorot mata Lisa, membuat Alana tidak tega.

"L-lisa ... Lisa, gak papa kok. Lisa juga punya impian, yaitu terus bersama Alana."

Hati Alana terasa sakit mendengar hal itu. Rasanya mustahil untuk manusia berdampingan dengan hantu. Walaupun mereka bisa berkomunikasi, mereka dibatasi dunia yang berbeda. Untuk bisa bersama Lisa, Alana harus ada di sekolah, karena hantu cantik itu tak bisa meninggalkan sekolah ini.

Lisa tersenyum pedih, sorot matanya menggambarkan kesedihan. Sejak Alana hadir, Lisa merasa tak kesepian. Lisa hanya ingin seorang teman yang bisa mengerti dan selalu ada untuknya. Ingin sekali rasanya terus bersama Alana, karena Lisa tak mau kesepian lagi.

"Enggak bisa ya?"

Alana mencoba meraih tangan Lisa, namun tubuhnya tembus begitu saja. Perlahan air mata Alana menetes, membasahi pipinya. Alana sadar jika ia tak bisa terus bersama Lisa karena mereka tinggal di dunia yang berbeda.

"Lisa jangan sedih. Selama Alana masih sekolah di sini, Lisa tetap teman Alana."

"Gimana kalo Alana pergi?"

"Alana janji gak bakal tinggalin Lisa."

"Lisa senang punya teman seperti Alana. Alana sangat baik, Lisa gak kesepian lagi. Lisa mau kita berteman sampai diantara kita dipanggil tuhan."

Alana yang mendengar itu termenung di tempat. Rasanya menyakitkan jika salah satu diantara mereka pergi. "Bukan Alana yang tinggalin Lisa, tapi Lisa yang tinggalin Alana."

"Lisa akan ada selama Alana hidup."

"T-tapi kan Lis-"

Alana [END]Where stories live. Discover now