Part-08 Teman

33K 3.2K 177
                                    

"Mata tak bisa bohong."

-Alana.A.W

-★☠★-


Alana kini berjalan di koridor seorang diri. Hubungannya dengan Alan masih belum membaik, lebih tepatnya Alana lah yang menjauhi Alan.

Alana tidak ingin dibandingkan oleh teman sekelasnya lagi. Dibandingkan seperti itu cukup membuat hatinya terluka. Maka dari itu lebih baik ia menghindar dari Alan, Alana akan membuktikan pada semua orang bahwa Alana juga bisa tanpa Alan.

"Alana pasti bisa," Alana mengangguk mantap dan terus menyemangati dirinya sendiri.

Alana masuk kelas dengan wajah datar, jangan lupakan Alana masih mengingat kejadian menyakiti itu di kelasnya.

"Pagi Alana," sapa Lisa.

Alana tersenyum canggung mendengar sapaan itu. Berteman dengan hantu, masih seperti mimpi bagi Alana.

"Pagi Lisa," balas Alana pelan.

Jika teman sekelas Alana mendengar hal itu. Bisa jadi Alana diejek lagi karena berbicara sendiri.

"Pagi gaes,"

"Pagi pak ketu,"

"Ouh iya ges, kata pak Erwin sebelum olahraga ambil dulu seragamnya di TU, sesuai absen. Setelah ambil baju langsung pake dan baris dilapangan," jelas Juna.

"Oke,"

"Eh? Pjok jam keberapa dah?" tanya Bryan.

"Jam pertama, tapi sebelum itu ada literasi dulu," balas Vanya.

"Kagak usah langsung ke TU aja," ucap Juna.

"Emang boleh yah?" tanya Vina, Vina itu tipikal gadis penurut. Apa saja ia turuti seperti jadwal sekolah dan tata tertibnya.

"Bolehlah, dari pada nanti lama. Gue gak mau ada yang telat kelapangan yah. Apa lagi yang cewek-cewek pake bajunya lama,"

"Dih si Juna lemes banget mulutnya," cibir Valeryn.

"Bundahara kenapa sih?" tanya Juna dengan suara menggoda.

"Bundahara pala lu Jun!"

"Kalo mau jadi bunda anak-anak gue juga boleh kok," gombal Juna, membuat anak kelas menyoraki tingkahnya, ada juga yang menggoda Valeryn.

Vanya mengerang kesal karena perhatian tertuju kepada teman sebangkunya. Ia akan membuat perhitungan pada Valeryn yang bisa-bisanya mengambil perhatian banyak orang dibandingkan dirinya.

Valeryn menatap aneh teman sebangkunya, ia merasa aura Vanya yang tak biasa, walaupun Vanya baru saja masuk kedalam kehidupannya. Valeryn mudah sekali menebak sifatnya.

"Jadi ada apa nih antara pak ketu sama bundahara?" tanya Bryan.

"Ada someone," celetuk Nino.

"Something kali No,"

"Iya itu kali, maklumin lah gak bisa bahasa Inggris,"

Semua orang tertawa melihat tingkah Nino yang terbilang menggemaskan, wajahnya yang baby faces membuat anak kelas menjuluki Nino sebagai baby boy si anak bungsu.

Mereka terlalu asik tanpa menyadari ada seseorang yang kini merasa sakit hati. Alana sedari tadi hanya diam, tak ikut dalam percakapan mereka, walaupun Alana ingin.

Bell masuk sudah berbunyi, kini Alana menuju ke ruang TU bersama dengan Bryan dan juga beberapa anak kelasnya yang memiliki nomer absen 1-5.

"Lo dulu Na," suruh Bryan saat Alana mengekori Bryan dari belakang.

Alana [END]Where stories live. Discover now