Part-16 Tidak Peka

39.7K 2.9K 326
                                    

"Dasar manusia! Gak pernah peka."

- Lisa Margaretta

-★☠★ -

Banyak kaum hawa yang sedari tadi memperhatikan Gevano. Gevano  merasa risih karena diperhatikan seperti itu, ia pun berjalan melewati mereka yang sedang membicarakannya secara terang-terangan.

"Katanya kalo cowo pake gelang item dia udah ada pawang,"

"Yah.... Pupus deh harapan gue. Kayanya itu gelang couple deh,"

"Katanya Gevano pacaran sama Adelia,"

Gevano masih bisa mendengar bisikan mereka sampai ke ujung koridor. Tatapannya jatuh gelang yang diberikan Alana. Ia tersenyum kecil. "Cuman gelang, kenapa mereka masih ngomongin ini gelang?" Batinnya. Gevano heran mengapa perempuan di sekolahnya membicarakan gelang itu.

Gevano pun mengangkat bahunya acuh walaupun sedikit penasaran dengan gelang yang mereka maksud.

Gevano mulai memasuki kantin menghampiri sahabatnya di meja yang sudah menjadi favorit mereka.

Raki sedari tadi menatap Gevano penuh selidik. Mendengar rumor bahwa sahabatnya sudah mempunyai pawang, membuat Raki penasaran.

"Apa?!" ketus Gevano. Ia merasa risih ketika Raki terus menatapnya.

"Ekhem. Jawab gue dengan jujur. Lo gak suka perempuankan?" Tanyanya.

Gevano yang ditanya seperti itu menegang seketika. Tiba-tiba saja wajah Alana terlintas di benaknya.

"Gue--"

"Lo gak lagi deket sama cewekan?" sela Raki.

Gevano memikirkan sesuatu. Akhir-akhir ini ia dekat dengan satu perempuan, perempuan manja, selalu minta tolong, dan mampu membuat Gevano tidak tenang saat gadis itu menjauhinya. Dia, Alana.

"A-" Belum sempat Gevano menjawab. Adelia memanggilnya.

"Vano!"

"Hm?"

"Em, a-anu ini buat kamu dari mama." Adelia memberikan kotak makan berukuran sedang kepada Gevano.

"Gak!" tolak Gevano.

Hal itu membuat Adelia semakin murung. "Kenapa ditolak? Apa jangan-jangan rumor itu bener kalo Gevano udah ada pawang?" Batinnya.

Gevano yang kesal melihat Adelia tidak pergi dari sana pun. Mengambil kotak bekalnya. "Pergi!" usir Gevano.

Senyum Adelia hadir kembali. "Jangan lupa dimakan yah?" Ucapnya dengan suara yang diimut-imutkan. Gevano merasa jijik dengan wanita di depannya. Ia hanya bergumam saja.

Setelah Adelia pergi Gevano memberikan bekal itu kepada Raki. "Buat lo aja," ucap Gevano.

Raki menatap Gevano dengan tajam. "Lo deket sama Adelia?" tuduh Raki.

"En-"

"Jangan-jangan orang yang lo sebut itu. A, Adelia?!"

"Bu-"

"HUWAHH!!!! TERNYATA LO BUKAN GAY!! AKHIRNYA LO SUKA SAMA CEWE!! DAN ITU ADELIA?!! DEMI APA?!" pekik Raki dengan hebohnya.

Gevano mendelik sebal saat Raki memotong ucapannya terus menerus. Ia pun menyumpal mulut Raki dengan kotak bekal yang masih di tangannya.

"Alana," panggil Lisa yang begitu cemas.

Alana tersenyum manis seolah tak terjadi apa-apa. Walaupun dadanya terasa begitu sesak. "Ayo Lisa, Alana mau beli roti isi daging." ajak Alana.

Alana [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora