Part-67 Kejutan

13K 1.5K 447
                                    

"Aku lelah berharap jika semua akan baik-baik saja. Karena ekspetasi tak akan seindah halusinasi.
Biarkan aku tenggelam dalam dunia yang ku buat sendiri."

- Alana Annatasya Wibawa

-★☠★-

Jam sudah menunjukkan pukul 23.40, namun seorang gadis cantik masih duduk di kursi belajar mengerjakan tugas yang besok akan dikumpulkan. Diam-diam Alana menangis, hatinya terasa begitu sakit mengingat kejadian tadi pagi di sekolah, lebih tepatnya ketika teman sekelasnya tiba-tiba menjauhi Alana.

Sebenarnya, tugas yang Alana kerjakan adalah tugas kelompok. Akan tetapi, Zeline malah mengeluarkan dirinya dari kelompok dua jam yang lalu. Sehingga mau tak mau Alana harus mengerjakan tugasnya sendiri.

"Nggak boleh nangis, tugasnya pasti bisa selesai." ucap Alana menyemangati dirinya sendiri. Gadis itu menghapus air matanya, kemudian kembali mengerjakan proposal di laptopnya.

Alana menghela nafas panjang setelah tugasnya selesai semua. Ia menggeliat, meregangkan otot-ototnya. Mendadak, tenggorokan Alana terasa begitu kering, saat hendak mengambil gelas di atas nakas, ternyata gelas itu sudah kosong. Dengan terpaksa Alana harus pergi menuju ke dapur.

Suasana begitu sunyi membuat Alana, merinding. Dengan sesegera mungkin Alana mengisi gelasnya. Dan berjalan meninggalkan dapur. Namun, saat ia hendak berjalan menuju ke tangga, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu, sehingga Alana mendekati pintu tersebut.

Sebelum membuka pintu, Alana mengintip terlebih dahulu dari jendela. Ia membuka sedikit tirai panjang itu. Dapat Alana lihat ada bayangan hitam sedang berdiri.

TOK ... TOK ... TOK ....

Ketukan itu semakin keras dan kasar membuat Alana terkejut dan tanpa sengaja menjatuhkan gelasnya ke lantai, sehingga suara pecahan terdengar nyaring.

Karena takut, Alana pergi menuju kamar Gevano. Sudah beberapa kali Alana mengetuknya tapi Gevano tak kunjung membuka pintu.

"Kak Gevan!" teriak Alana sembari menaik-turunkan knop pintu berharap terbuka, namun sayangnya pintu itu terkunci.

"Kak Gevan buka pintunya!!! KAK GEVAN!!"

"Kak Gevan please ada orang jahat.AAAAA!!"

Alana berteriak kencang saat suara gedoran pintu terdengar lebih keras. Kakinya gemetar ketakutan, dengan kesal Alana kembali ke kamarnya, mengunci pintu rapat-rapat. Kemudian menyalakan ponselnya sendiri untuk menghubungi Gevano.

Drrtt...

Sial. Ternyata ponsel Gevano tertinggal di kamar Alana. Suara pintu yang didobrak paksa pun terdengar begitu kencang, Alana dilanda ketakutan. Gadis itu bersembunyi di pojok lemari, sembari menutup mulutnya sendiri agar suara isakannya tidak terdengar.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Siapa yang malam-malam datang ke rumahnya?

Alana mencoba menghubungi Alan, namun tak kunjung mendapat jawaban, Alana juga mencoba menghubungi Keysha tetapi sama sekali tidak bisa dihubungi. Semuanya tidak menjawab panggilan Alana. Alana ketakutan, tapi dirinya tak bisa apa-apa selain bersembunyi sembari mencoba menghubungi orang yang ia hubungi.

Alana [END]Where stories live. Discover now