05.Dinner

1.3K 96 1
                                    

ANGKASA
DAN CERITA

-

Suara gema dari beberapa kelas seolah terdengar serentak mengucapkan hamdalah. Seusai guru pamit dari kelas, mereka mulai berhamburan bak seekor semut yang keluar dari sarang.

"Waduh, kanjeng Mamih minta dijemput lagi" gumam Harsa sembari membaca rentetan panjang sebuah pesan dari ponselnya.

"Nyokap lo lagi perawatan rutin, Sa? " tanya Jevo yang sudah paham sekali dengan kebiasaan ibu dari temannya itu. Dia terlalu sering mendengarkan keluhan Harsa tentang sang ibu yang selalu ingin diantar jemput ke salon dan tempat spa.

Harsa mengangguk lesu. "Mana harus mampir belanja dulu lagi" decaknya dengan wajah asem. Padahal inginnya, dia itu langsung pulang, makan terus tidur. Bukan menemani ibunya yang entah kapan mengingat pulang jika sudah berurusan dengan belanja dan perawatan.

"Mamih gua tuh... " blablabla segala macam keluhan yang kesekian milik Harsa didengarkan dengan baik oleh Narthana.

Pemuda bermata bulat itu tersenyum kecil. Dia diam-diam menyimpan pedih kala mendengar kedekatan temannya dengan sang ibu. Apakah tidak apa-apa bila dia iri?

Sejak umurnya 5 tahun, Narthana tak pernah lagi tahu bagaimana rasanya berbincang atau bercanda bersama seorang ibu. Ataupun bagaimana ketika rumah yang selalu gaduh karena pertengkaran kecil ibunya dengan sang anak. Pun dengan keributan di pagi hari saat anaknya sulit dibangunkan, Narthana ingin tahu rasanya. Dia sangat ingin merasakannya.

"Na, gua sama Jevo pulang duluan ya. Lo gak papa kan nunggu sendiri? "

Narthana mengangguk mengiyakan. "Iya gak papa, bentar lagi Pak Firman dateng kok, udah dijalan katanya"

"Ya udah lo hati-hati, kalo ada tawuran dijalan lo jangan ngikut, entar bonyok bokap lo yang nangis"

Satu jempol terangkat sebagai jawaban. Setelah itu kedua temannya pun pergi menuju kendaraan masing-masing.

Narthana memutuskan untuk berjalan sedikit keluar dari gerbang sembari menunggu. Dia mengedarkan pandangannya, siapa tahu Pak Firman sudah datang. Namun ternyata macetnya jalanan kota sangat menghambat.

Dia menoleh ke samping kiri kala mendapati sebuah mobil mewah berhenti. Tak lama setelahnya seseorang datang dari dalam sekolah, kemudian masuk tanpa berbicara apapun sekalipun mereka sempat bertemu pandang.

Itu Ghea, dan seperti yang sudah diduga mobil mewah itu adalah jemputan nya.

Mobil berwarna silver itu melaju setelah pemiliknya masuk. Meninggalkan Narthana yang menatap kepergian kendaraan itu dengan lamat. Dia merasa ada yang aneh dengan teman sekelasnya itu.

"Na, makan malam nanti Papa gak masak ya. Kita makan diluar, sekalian Papa pengen kenalin kamu sama seseorang"

Sena berucap demikian saat dia baru pulang bekerja sore tadi sebelum magrib. Dan terbukti bahwa saat ini sepasang ayah dan anak itu sedang berada disebuah restoran yang tak jauh dari rumah.

Tapi dia bingung pada kalimat Sena yang mengatakan bahwa pria itu ingin mengenalkannya pada seseorang. Karena justru sekarang, yang datang menghampiri meja mereka itu bukanlah orang asing. Dan Narthana kenal betul siapa wanita didepan mereka ini.

"Tante Alma? "

Wanita cantik berambut panjang itu tersenyum begitu manis menyapanya. Untuk mereka yang tak kenal pasti tidak akan menyangka bahwa Alma ini sudah berusia 44 tahun dan telah memiliki seorang anak berusia 17 tahun.

Angkasa dan CeritaWhere stories live. Discover now