18.Is this fun?

1K 93 2
                                    

ANGKASA
DAN CERITA

-

Total baru 3 hari Narthana berada di rumah sakit, tetapi anak itu sudah merasa tidak betah saja. Bahkan tadi pagi dia terus merengek pada Sena, meminta pulang dengan alasan tak menyukai aroma menyengat yang khas dari tempat ini. Namun tentu saja Sena tak menyetujui, apalagi dengan alasan sepele macam itu.

Dan siang ini, setelah melewati beberapa pemeriksaan yang dianjurkan oleh dokter Stellar, juga paksaan dari Sena, Narthana pun kembali sendirian di ruangan luas ini. Tak ada yang datang selain Amih dan Apih yang barusan kemari hanya untuk berpamitan padanya. Mereka bilang harus segera pulang karena ada beberapa masalah dengan sawah dan ladang milik Apih di Bandung. Mereka juga bilang akan kembali minggu depan, satu hari sebelum pernikahan Sena dilangsungkan lebih tepatnya. Dan mau tidak mau Narthana pun mengiyakan. Padahal mereka baru datang beberapa hari yang lalu.

Narthana bangkit dari posisi berbaring nya lalu menatap sekitar. Sepi, dan Narthana tidak suka. Dia berdecak kesal. Jika nanti Sena datang maka dia akan kembali merengek pada sang ayah meminta pulang. Tak mau tahu pokoknya dia tidak betah.

Tok.. Tok..

Cklek

Pintu ruangannya terbuka dan muncul seorang perempuan berjas snelli, dia tersenyum saat menangkap keberadaan pasien mudanya di sana.

Panggil saja dokter Stellar. Dokter cantik berambut pendek itu mendekat, diikuti seorang perawat di belakangnya.

"Udah merasa baikan? " dokter Stellar bertanya saat dia sudah berdiri di depan Narthana.

Anak itu seketika cemberut. Bibirnya melengkung membentuk kurva ke bawah, mencoba berakting di depan dokter cantiknya itu. "Udah, bahkan rasanya aku kuat lari sekarang. Makanya dokter, aku bisa pulang kan? " dan seketika wajahnya memelas bak seekor kucing yang meminta makan.

Dokter dan seorang perawat tadi lantas saling berpandangan. Dia mengerjap pelan melihat tingkah pasiennya itu. Namun sedetik kemudian keduanya tertawa kecil.

Narthana ini, yang ia kenal sebagai anak dari salah satu dokter seniornya. Sudah hampir menginjak usia 17 tahun, tapi kenapa tingkahnya persis sekali seperti pasiennya yang berusia 7 tahun. Dia menggeleng pelan.

"Boleh, tapi nanti, setelah hasil pemeriksaan kamu keluar dan keadaan kamu sudah benar-benar membaik" tuturnya.

"Berapa lama? "

Dokter Stellar bergumam dengan matanya yang menyipit menatap ke atas, "lusa paling cepat, kalo enggak kemungkinan tiga hari lagi" ujarnya kemudian terkekeh kecil mendengar desahan kasar dari Narthana. Anak itu sepertinya benar-benar ingin pulang.

"Gak bisa lebih cepet aja dok? Nanti sore gitu? " desak Narthana yang sudah semakin menekuk wajahnya.

Dokter Stellar mengernyit, "emang kenapa sih? Kok pengen banget pulang? Padahal disini seru tahu"

Narthana melotot mendengar perkataan sang dokter. Dirinya menggerutu, seru dari mana? Dia sendirian terus disini.

"Disini gak enak dok, disuntik terus. Sakitt"

Dokter Stellar lagi-lagi tersenyum mendengar penuturan Narthana. "Terus, kalo boleh pulang emangnya kamu mau ngapain? "

"Tidur"

Angkasa dan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang