27.Tacenda

826 77 4
                                    

ANGKASA
DAN CERITA

-

"Nih, pake jaket"

Narthana menyodorkan jaket bomber nya pada Ghea sebelum dia menyampirkan tas. Saat ini jam menunjukkan pukul setengah 4, dan sekolah sudah bubar sejak 15 menit yang lalu.

Kini keduanya masih berada di kelas. Baru akan pulang setelah sempat melewatkan jam pelajaran terakhir di UKS.

Netra berwarna kecoklatan itu menatap jaket coklat yang masih menggantung di tangan sang pemilik. Agak heran, karena biasanya Narthana tidak pernah meminjamkan jaket sekalipun diluar sedang hujan badai.

"Ini, pake. Lo lagi sakit jadi gak boleh kedinginan" ujar Narthana menjelaskan keterheranan Ghea.

Gadis itu akhirnya menerima lalu memakai jaket beraroma maskulin itu. Sedikit dia merasa suka karena entah kenapa setiap parfum lelaki selalu enak dicium, termasuk Papi dan kakak laki-laki nya.

"Ayo, udah sore"

Keduanya melenggang melewati koridor yang sudah agak sepi. Sekolah masih dihuni oleh anak-anak organisasi yang kedapatan jadwal kumpulan. Beruntung Narthana adalah siswa yang sedikit 'mager', jadi saat menjelang sore begini dia tak perlu tertahan harus berada di ruangan yang membosankan. Dia bisa langsung pulang dan tidur di rumah. Contoh sifat pemalas yang sudah mendarah daging.

"Aneh deh, kok bisa ya akhir-akhir ini supir lo gak pernah bisa jemput? " tanya Narthana seraya membuka bagasi motor, "apa karena dia tahu kalo gua yang nganter lo pulang? " lanjutnya menyeringai tipis.

Ghea yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas, "lo kalo gak mau ngomong dari awal" ujarnya lalu berbalik. Namun baru ingin melangkah, Narthana sudah mencegah kaki itu beranjak.

"Becanda" katanya. Narthana terkekeh pelan, "lagian gua cuman heran aja. Lo kan di rumah pasti punya puluhan mobil yang berjejer tuh di garasi, tapi kenapa buat jemput majikannya aja, supir lo pasti selalu beralasan mogok di jalan lah, atau enggak karena harus masuk bengkel lah" tuturnya terus melanjutkan.

Ghea tak memberi tanggapan. Dia hanya langsung memakai helm merah muda yang di sodorkan Narthana lalu menunggu cowok itu membereskan ucapannya.

"Gak bisa ganti mobil yang lain aja emang? Atau servis mobil yang paling mahal kek, biar awet gitu, uang bokap lo kan banyak"

Kalimat itu berhasil memberi sentilan kecil di hati Ghea. Memang benar, ayahnya adalah seorang pengusaha sukses dengan cabang perusahaan dimana-mana. Uangnya pasti selalu banyak. Bahkan benar kata Narthana tadi, ayahnya suka sekali mengoleksi mobil-mobil mahal di dalam garasi. Pun motor-motor antik dengan harga fantastis.

Tapi sayang sekali hal itu tidak berpengaruh pada keamanan ataupun kenyamanan untuk Ghea sendiri. Ayahnya hanya memperbolehkan supir menjemput dan mengantar Ghea hanya dengan 1 mobil. Mobil yang akhir-akhir ini sudah sering kali keluar masuk bengkel. Itupun adalah mobil pemberian mendiang neneknya dulu. Ayahnya tidak akan rela jika dia harus menyentuh barang sekuku jari pun tiap mobil-mobil mewahnya di garasi.

Jangan manja! Karena gak semua mau kamu harus Papi kasih, Ghea. Kata ayahnya setiap kali dia meminta sesuatu.

"Lo bener, " Ghea menjawab "bokap gua pasti punya banyak uang, secara dia itu pengusaha. Buat kebutuhan anaknya, harusnya dia gak mungkin mikir dua kali buat ngasih. Di setiap kali ulang tahun anaknya, bukan hal besar buat dia ngasih hadiah kecil. Ya kan? " dia bertanya pada Narthana.

Angkasa dan CeritaWhere stories live. Discover now