BAB 2

6K 470 10
                                    

Di sebuah rumah yang tidak besar itu terdapat seorang wanita yang sedang memeluk lututnya sembari melihat kesana-kemari dengan mata yang terlihat waspada dan ketakutan.

"Yang aku lihat tadi tidak nyata. Tidak nyata, hanya halusinasi karena aku sedang stres" ucapnya.

Dia terus mengatakan itu sedari tadi. Melihat seseorang dibunuh didepan matanya, dia seperti orang gila karena terus mengingat kejadian tadi. Dimana seorang pria yang ditusuk-tusuk wajahnya oleh pisau tajam dan dia masih bisa mengingat dengan jelas wajah pria itu. Berlubang dan matanya keluar.

"Aku tidak melihat apapun" ucapnya.

Dia sangat ketakutan sekarang. Bagaimana jika orang-orang itu mengikutinya dan akan membunuhnya juga?

Apakah dia akan mati?

"Aku harus pergi dari sini!" Ucapnya.

Dengan cepat dia langsung berlari kearah lemari dan membawa sebuah koper. Dia langsung memasukkan seluruh pakaiannya kedalam koper dan membuka ponselnya.

Mencari tiket ke luar kota yang murah karena dia sangat miskin jika menyangkut dengan uang.

Setelah mendapatkan tiket, dia membawa masker dan keluar dengan sangat cepat. Dia mengunci pintu lalu pergi dari sana, dia harus pergi ke bandara.

Saat berjalan kearah pemberhentian taksi, dia merasa ada yang mengikutinya dibelakang sana.

"Mungkin perasaanku saja" ucapnya pelan.

Lalu dengan sangat cepat ada seseorang yang membekap mulutnya dengan sebuah kain dan dia langsung tidak sadarkan diri disana.

.
.
.

Dia terbangun di sebuah ruangan gelap dan dirinya diikat. Dia masih berusaha mengingat apa yang terjadi padanya sebelum dia ada disini.

Dimana ini?

Itulah pertanyaan pertama yang muncul di kepalanya saat melihat ruangan ini.

"Kau bangun? Kau tidur dengan lama" ucap seseorang.

Dia melihat kedepan dan melihat seorang wanita yang sedang duduk didepannya sembari meminum minuman disana.

Tunggu...

Dia pernah melihat wajah itu sebelumnya, tapi dimana? Dia lupa lagi tapi dia yakin jika dia pernah melihat wajah itu sebelumnya.

"Kau pelari yang handal" ucapnya.

Seketika dia langsung ingat dan melotot kaget plus ketakutan. Bukankah wanita itu adalah orang yang membunuh pria tadi dengan pisau itu?!

Dia berteriak-teriak tapi teredam karena mulutnya disumpal oleh kain.

"Oh my, kau sangat cantik jika dilihat dari dekat" ucap Winter.

Winter memegang pipi putihnya. Mafia itu seakan tersihir melihat wajah serta menyentuh kulitnya itu. Dia bisa melihat Winter yang tersenyum menikmati lembutnya kulitnya itu

Winter membuka kain yang menyumpal mulutnya. Dan saat kain itu dibuka, air liur yang tertahan didalam mulutnya itu ikut keluar hingga mengalir kebawah.

"Oh damn" ucap Winter.

Kenapa saat air liur itu turun kebawah... Wajah wanita yang didepannya ini terlihat....

Seksi?

"J-jangan bunuh aku! Aku tidak melihat apapun! Aku bersumpah!" Ucapnya.

"Kau tidak melihat apapun?" Ucap Winter menggodanya.

Dia meneguk ludahnya sendiri dengan kasar melihat wajah Winter yang terlihat sangat mengerikan itu.

Winter berdiri lalu membawa kertas yang ada diatas meja, Winter langsung kembali lagi padanya dan duduk lagi didepannya.

"Karina Alexandrova, keturunan Korea-Rusia, nama Korea mu adalah Yoo Ji Min dan kau berusia 22 tahun. Oh, kau masih muda" ucap Winter sembari tertawa.

Bagaimana bisa wanita gila itu mengetahui itu?!

"Kenapa kau begitu terkejut" ucap winter saat melihat wajahnya.

"Apa maumu" ucap Karina takut.

"Hanya satu" ucap Winter.

"Apa..." Ucapnya pelan.

"Jadilah istriku" ucap Winter.

Huh?

Tunggu sebentar.

Dia sedikit lambat mencerna kata-kata yang keluar dari mulut wanita dihadapannya itu.

"Kau gila?!" Teriak Karina.

"Bagaimana? Kau mau bukan?" Ucap Winter.

"Tentu saja tidak! Aku tidak mau menikah denganmu!" Teriak Karina.

Winter tertawa mendengar itu. Dia membawa sesuatu dibelakang jasnya dan memperlihatkan benda yang dia bawa pada Karina.

Itu pistol.

"Artinya kau akan mendapatkan ini" ucap Winter.

Wajah Karina langsung tambah pucat seketika. Dia terpaku melihat pistol yang dipegang oleh Winter disana. Apakah itu asli? Atau hanya plastik saja?

Winter menembakkan 1 peluru kearah belakang Karina hingga membuat gadis cantik itu tambah pucat sekali.

Telinga Karina sangat sakit ketika peluru itu melewati tubuhnya dengan sangat cepat.

"Menikah denganku atau mati" Ucap Winter serius.

Karina menangis disana. Dia sangat sulit untuk memilih, dia tidak mau menikah dengan wanita gila itu tapi dia juga tidak ingin mati dengan konyol nantinya.

"God! kenapa menangis? Kau senang akan menikah denganku?" Ucap Winter.

"Brengsek~~~~~~!" Teriak Karina sembari menangis.

Giselle yang ada dibelakang Winter tertawa tertahan mendengar percakapan mereka itu.

"Ya atau tidak" ucap Winter.

Sialan!!

Kenapa dia berada dalam situasi ini?!

Seharusnya dia tidak lewat gang itu tadi! Seharusnya dia mengambil jalan yang lain! Dia menyesali keputusannya yang membawanya dalam situasi sialan seperti ini.

Winter mengangkat pistol yang ada ditangannya dan mengarahkannya pada kepala Karina disana.

"Aku hitung sampai 3" ucap winter.

Damn it!

"1" ucap winter.

Karina sudah berkeringat dingin.

"2" ucap Winter.

Winter menarik pelatuk pistol itu.

"Ti—"

"Nee! Nee!!" Teriak Karina.

Winter memegang dagu Karina.
"Gunakan bahasa Rusia, baby" ucap Winter.

"da! YA vyydu za tebya zamuzh, chert voz'mi!!!" Teriak Karina.

Winter menurunkan pistolnya dan tersenyum puas mendengar jawaban Karina tadi. Dia melemparkan pistol itu dan menyeka air mata Karina.

"pravil'nyy vybor" ucap Winter.

Wanita itu berdiri lalu berjalan kearah pintu keluar ruangan itu.

"Siapkan dia, kita akan pergi ke mansion utama" ucap Winter.

.

.

.

TBC

WINTER Where stories live. Discover now