BAB 8

5.8K 409 0
                                    

Karina membuka matanya...

Kepalanya sangat pusing. Dia menatap kesamping dan tidak ada siapa-siapa. Dia bersyukur karena Winter sudah pergi dari sana.

Dia mengangkat selimut yang menutupi tubuhnya dan melihat jika dirinya masih telanjang bulat. Dengan banyak sekali kissmark dan gigitan di sekujur tubuhnya.

"Mafia sialan" ucap Karina.

Dia duduk dengan perlahan karena saat dia menggerakkan tubuhnya, rasanya sakit sekali. Tubuh bagian bawahnya terasa mati rasa sekarang. Semua itu gara-gara si wanita gila, Winter itu.

Dengan susah payah dia berdiri untuk berjalan kearah kamar mandi.

"Dasar brengsek. Dia tidak membersihkanku, brengsek sialan" ucap Karina.

Saat sedang berjalan dengan memegang dinding sebagai tumpuannya, pintu kamar itu terbuka dan masuklah Winter dengan setelan jas yang rapi.

"Kau bangun" ucap Winter.

Karina tidak menjawab dan terus berjalan pelan tanpa menghiraukan keberadaan Winter didalam sana. Tenaganya harus disimpan baik-baik untuk pemulihan bawahnya, dia tidak ingin marah-marah di pagi hari yang cerah ini.

Karena kakinya sangat lemas sekali, Karina hampir merosot kebawah tapi itu tidak terjadi karena Winter memegang Karina disana.

"Aku akan membantumu" ucap Winter.

Tapi Karina menghempaskan tangan Winter yang mencoba membantunya untuk pergi ke kamar mandi itu.

"Aku bisa sendiri, pergilah" ucap Karina dingin.

"Jangan keras kepala" ucap Winter lalu menggendong Karina.

"Hey! Sudah aku bilang aku bisa sendiri! Let me go!!!" Teriak Karina.

Winter hanya dan dan membuka pintu kamar mandi lalu menurunkan Karina disana. Dia menatap Karina yang sedang menatapnya dengan marah tapi winter malah terkekeh melihat itu.

"Kenapa kau tertawa!" Teriak Karina galak.

"Kau lucu" ucap Winter.

Dasar gila!

Karina langsung menutup pintu dengan keras tepat dihadapan Winter. Dan terdengar suara gemericik air, Karina sudah mulai mandi.

Winter kembali dan turun kebawah. Tadinya dia sedang berada didalam ruang kerja tapi saat melihat CCTV di kamar mereka, dia langsung berjalan kemari karena melihat Karina sedikit kesusahan berjalan tadi.

Winter duduk di meja makan untuk sarapan, dia harus pergi ke kota lain untuk bertemu kliennya.

"Pengiriman methaphetamine sudah sampai malam tadi, sesuai jumlah awal. 20 ton, tidak ada yang cacat ataupun kurang" ucap Giselle.

"Langsung bagikan pada setiap pabrik dan bandar kita, beritahu mereka untuk bermain cantik tanpa diketahui para aparat" ucap Winter.

"Dan, kasino mu yang di Las Vegas. Ada sedikit masalah, mafia disana menolak kasinomu. Mereka menghancurkan semuanya" ucap Giselle.

"Berani sekali mereka melakukan itu, hancurkan mereka balik. Tanpa sisa" ucap Winter dingin.

Karina turun dengan baju yang super besar untuk menutupi seluruh tubuhnya dan lehernya.

"Dia seperti bebegig" ucap Giselle menahan tawanya.

"Shut up" ucap Winter.

Giselle yang ada dibelakang Winter langsung diam setelah mendengar ucapan Winter tadi.

Karina duduk jauh dari Winter. Dia duduk dengan sangat hati-hati karena bagian bawahnya masih sangat perih akibat ulah sialan winter semalam.

Dia diperkosa.

Brengsek.

Dia ingin menangis setiap mengingatnya, dia sudah tidak segel lagi alias tidak virgin.

"Aku akan pergi, tetaplah disini. Jangan keluar apalagi mencoba hal-hal bodoh" ucap Winter.

Karina tidak menjawab.

"Karina, aku berbicara padamu" ucap Winter sembari menghela nafasnya.

"Aku ingin pergi" ucap Karina.

"Kita sudah membicarakannya semalam, jangan memulainya lagi" ucap Winter.

Karina langsung menggebrakkan alat makan yang dia pegang itu ke meja dan menatap Winter dengan marah. Orang-orang sampai kaget karena bagaimana bisa seseorang melakukan itu dihadapan bos mereka?

"AKU. INGIN. PERGI. DARI. SINI" tekan Karina.

"Kau tidak bisa" ucap Winter santai.

"You fucking mafia! Aku tidak mau tinggal bersama mafia brengsek sepertimu!" Teriak Karina.

Dan itu membuat seluruh mansion terkejut bukan main karena ucapan istri bos mereka. Bahkan Giselle sudah memberikan tatapan tajam pada Karina karena berbicara tidak sopan pada Winter.

"Jaga mulutmu, girl" ucap Winter.

"Kenapa?! Kalian hanya sekumpulan pembunuh, pemeras dan perampas!" Teriak Karina.

Kali ini Winter yang menggebrak meja hingga meja itu sedikit retak. Dia berdiri dan berjalan kearah Karina yang sudah kaget. Winter mencengkramnya dagu Karina dengan erat, seperti kemarin malam.

"Jangan menyebut kami seperti itu. Kami memiliki etika dan tidak membunuh sembarang orang seperti para preman dijalanan. Pemeras? Kami berbisnis bukan pemeras. Dan perampas? Kami menciptakan sistem hukum yang mengesahkannya dan kode moral yang memuliakannya" ucap Winter dingin.

Karina bisa merasakan hawa dingin saat Winter berada didepannya itu. Rasanya sangat dingin hingga menusuk ke tulangnya disana.

Winter melepaskan cengkraman tangannya dengan kasar dan menatap dingin kearah Karina.

"Sialan, aku tidak nafsu makan lagi. Kita pergi sekarang. Jangan biarkan dia melakukan hal-hal bodoh, jika kalian gagal. Kalian mati" ucap Winter dingin lalu pergi dari sana.

Karina menatap piring makanannya. Dia juga tidak nafsu makan disana. Dia berdiri lalu berjalan kearah tangga dan naik keatas.

Mood nya langsung buruk pagi ini.

Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Kebebasan dan kebahagiaan yang dia dapatkan saat sendiri sekarang sudah hilang dan dia terkurung didalam mansion besar ini.

.

.

.

TBC

WINTER Where stories live. Discover now