Bab 44

2.7K 279 6
                                    

Hai (. ❛ ᴗ ❛.)

.

.

.

Keesokan harinya...

Winter sedang berada didalam mobilnya, sedang menuju ke suatu tempat bersama Giselle yang sedang menatap iPad ditangannya.

"Bagaimana kondisi Ningning dan anakmu?" Ucap Winter.

"Mereka berdua baik-baik saja, Ningning hanya perlu beristirahat secara penuh dan menjalani beberapa pendampingan" ucap Giselle.

Winter mengangguk.

"Bagaimana dengan Aidan?" Ucap Winter.

"Aku sudah pergi ke gedung putih untuk menemui presiden, dan dia mengijinkan kita untuk menghabisi Aidan. Lagipula pria itu sudah tidak dibutuhkan lagi. Masalahnya, presiden tidak tahu dimana keberadaan pria itu. Aku sudah menurunkan seluruh anak buahmu untuk mencari Aidan, sebentar lagi pasti akan ada informasi" ucap Giselle.

"Bagus, pastikan hari ini sudah ada hasilnya. Aku harus segera menemukan Karina, kau tahu itu" ucap Winter.

Saat sedang berjalan, ponsel Giselle berdering. Ada panggilan masuk. Giselle langsung mengangkat telpon itu dan berbicara.

Winter hanya menatap keluar jendela, dia sangat khawatir pada Karina.

Dia juga heran kenapa Karina dan Ningning pergi ke tempat berbahaya seperti itu tanpa pengawalan? Untuk apa?

Winter ingin menanyai Ningning tapi dia takut wanita hamil itu akan mengalami PTSD seperti Karina waktu itu dan berpengaruh pada bayi yang ada didalam perutnya.

Serba salah sekali.

Yang terutama, ayahnya.

Vasya sudah tahu jika Karina diculik oleh Aidan, mendengar itu kondisi ayahnya langsung drop karena kaget. Jantungnya kumat lagi, membuat Vasya harus di opname kembali.
Jika terus seperti itu, maka akan terjadi hal buruk kedepannya.

"Mereka menemukannya" ucap Giselle.

Winter langsung menatap Giselle.
"Dimana?" Ucap Winter.

"Bandara" ucap Giselle.

Huh?

"Dia ingin membawa istriku pergi?! Dasar brengsek!" Teriak winter.

Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, membuat beberapa polisi langsung mengejar mereka tapi Winter memerintahkan sopirnya untuk tetap mengemudi.

"Suruh anak anak ke bandara. Kita habisi pria sialan itu sekarang juga" ucap Winter dingin.

.

.

.

Di bandara.

Karina duduk di kursi dengan wajah linglung dan kepala yang dibalut oleh perban, kepalanya cedera.

Dia menatap sekelilingnya dengan wajah kebingungan, dia dimana dan akan kemana?

Disekelilingnya banyak orang-orang berpakaian hitam, seperti bodyguard yang menjaganya agar tetap duduk disana sampai Aidan sampai.

"Wajahnya kacau sekali"

"Apakah dia korban KDRT?"

"Haruskah kita lapor polisi?"

"Lihat orang-orang yang menjaganya. Kita akan mendapatkan masalah jika menelpon polisi"

Orang-orang itu membicarakannya?

Ada apa dengannya?

Karina tidak mengerti.

Lalu matanya melihat sebuah jari-jarinya yang cantik itu, dia memiringkan wajahnya saat ada sesuatu di jari manisnya.

Itu cincin.

"Cantik" ucap Karina.

Dia melepaskan cincin itu dan melihatnya dengan dekat, dimana ada tulisan di lingkaran cincin itu.

W & K

Saat sedang melihat, tiba-tiba cincin itu terjatuh kebawah dan menggelinding kedepan.Membuatnya terkejut dan langsung berdiri.

"Mau kemana kau?!"

Dia berjalan tanpa mempedulikan jika orang-orang itu sudah terlihat marah kearahnya.

Karina berjalan sembari membungkuk mencari benda kecil yang menggelinding tak tentu arah.

"Dimana itu" ucap Karina.

Dan ketemu!

Cincin itu berhenti dihadapan seseorang.

Karina mengambil cincin itu dan berdiri, dia membungkukkan badannya meminta maaf karena menghalangi jalan orang itu.

Tapi yang membuatnya bingung, kenapa orang itu tidak pergi-pergi?
Dia melihat keatas dan ada seorang wanita yang sedang menatapnya dengan tatapan tidak bisa dijelaskan.

Tiba-tiba tubuhnya dipeluk dengan sangat erat hingga membuatnya terkejut.

"Akhirnya aku menemukanmu" ucap Winter.

Anak buahnya langsung masuk kedalam dan menahan orang-orang yang diutus Aidan untuk menjaga Karina, mereka juga sudah membawa Aidan yang baru saja datang ke bandara.

Pria itu langsung diberi obat bius.

"Syukurlah kau baik-baik saja. Apakah kau terluka atau merasa kurang nyaman?" Ucap Winter.

Karina diam.

Winter mengerutkan keningnya.

"Sayang? Apakah kau baik-baik saja? Kenapa kau diam terus? Ada yang sakit? Katakan padaku agar aku tahu" ucap winter.

"Siapa kau?" Ucap Karina bingung.

.

.

.

TBC

WINTER Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon