Bab 46

2.7K 288 1
                                    

Beberapa hari kemudian...

Karina menjalani beberapa pemeriksaan untuk membuat ingatannya kembali tapi tidak bisa. Karina tetap tidak mengingat apapun.

Membuat Winter geram seberapa keras si brengsek itu memukul kepala istrinya itu.

Semenjak hari itu, Winter sedikit menjaga jarak dari Karina karena Karina seperti tidak nyaman saat dia melakukan apa yang biasa lakukan mereka seperti berpelukan saat tidur, kiss morning dan berbincang.

Soal Ningning, dia sudah membaik dan bayinya juga tidak apa-apa. Ningning hanya mengalami syok.

Sekarang, Ningning sedang menemani Karina yang sedang menulis apa yang dia rasakan.

"Eonni, apa yang kau tulis?" Ucap Ningning.

"Pantai?" Ucap Karina.

Ningning menatap Karina.
"Kau ingat?!" Ucap Ningning.

"Ingat apa?" Ucap Karina.

Ningning langsung lesu kembali. Dia duduk di kursinya dan mengelus perutnya, dia juga merasa bersalah karena mengajak Karina ke tempat seperti itu.

Meskipun Karina tidak mengenalinya, dia berusaha membantu Karina untuk mengembalikan ingatan Karina.

"Aku akan membawa camilan, kau tidak bisa duduk saja tanpa mengunyah sesuatu" ucap Karina.

"Kau ingat itu?!" Ucap Ningning kaget.

Karina mengangkat kedua bahunya.
"Hanya berbicara saja, itu yang ada di kepala ku" ucap Karina.

Ningning berdiri dan memegang kedua bahu Karina, dia menatap Karina dengan senang.

"Berarti ingatanmu sudah perlahan kembali! Astaga! Aku harus memberitahu Winter!" Ucap Ningning heboh.

Meskipun tidak mengerti, Karina hanya tertawa. Dia berdiri dan berjalan kearah dapur untuk membawa camilan untuk ibu hamil itu.

"Nyonya"

Orang-orang di dapur kaget melihatnya beada di dapur.

"A-aku ingin membawa beberapa camilan untuk wanita itu" ucap Karina sembari menunjuk Ningning.

Beberapa orang langsung bergegas membawa banyak camilan, saat dia akan membawanya, maid tidak mengizinkannya dan akan membawakan camilan itu.

"Apa makanan kesukaan wanita yang dipanggil Winter itu?" Ucap Karina.

"Bos menyukai apapun yang dibuat oleh nyonya"

"Begitukah? Aku dengar dia tidak menyukai makanan manis, tapi aku melihatnya memakan Bungeoppang beberapa hari yang lalu" ucap Karina

"Karena nyonya menyukainya maka bos juga menyukainya"

Huh?

Kenapa bisa begitu?

Saat dia kembali, Karina melihat winter yang sudah ada disana. Mengobrol dengan Ningning yang menceritakan tentang Karina yang mengingat beberapa ingatan.

"Kau disini?" Ucap Karina.

"Ya" ucap Winter.

Setelah itu hening.
Mereka tidak melanjutkan pembicaraan, masing-masing bingung untuk berbicara apa lagi.

"Kenapa diam? Duduk dan makan camilan itu" ucap Winter.

"Ah, benar. Ini untukmu" ucap Karina sembari menatap Ningning.

Mereka duduk di sofa kembali.
Ningning langsung mengsikat seluruh camilan tadi dengan cepat sedangkan Karina dan Winter hanya diam.

"Benar eonni, aku dengar ada film yang baru saja dirilis baru-baru ini. Maukah kau menonton itu bersamaku?" Ucap Ningning.

"Tentu" ucap Karina.

Menonton...

Menonton?

Tiba-tiba potongan ingatan yang hilang muncul dikepalanya, seperti slide yang menunjukkan ingatan miliknya.

Apa itu...

Karina mengernyitkan keningnya.

Kenapa ada seorang pria yang mati?

Dia melihat ada seorang pria yang terkapar tewas di sebuah gang kecil dan gelap, dia berdiri dengan memegang kaleng minuman.

Karina tidak bisa bergerak.

Tubuhnya membeku.

Lalu seorang wanita dengan jas hitam menoleh kearahnya setelah kaleng yang dipegangnya jatuh kebawah, membuat mereka semua menatapnya.

Sangat dingin, tatapan mereka.

Dan wanita itu mirip Winter.

Wajah yang sangat dingin dan datar dengan cipratan darah diwajah serta tangannya.

"Karina/eonni?" Ucap Ningning dan Winter.

Karina memegang kepalanya yang mulai pusing itu, ingatan itu terus muncul meskipun kepalanya sakit. Membuat semua orang panik.

Lalu dia berpindah tempat di pinggir jalan sembari menenteng koper, hendak mencari taksi sembari melihat tiket pesawat. Tiba-tiba ada seseorang yang membekapnya lalu di berpindah ke sebuah ruangan dengan tangan yang diikat.

Dan datang Winter.

Ingatan saat winter mengarahkan pistol kearahnya dan pernikahan...

Jadi dia dipaksa menikah?!
Karina dipaksa menikah setelah diancam dengan pistol oleh Winter.

"Karina!!" Teriak Winter khawatir.

Wajah Karina sudah pucat dengan keringat yang keluar dari dahinya, semua orang menatapnya dengan khawatir disana.

"Kau baik-baik saja? Panggilkan dokter!!" Teriak Winter.

Wanita itu...
Orang yang membunuh seseorang dan memaksanya menikah...

Karina menghempaskan tangan Winter yang sedang memegang bahunya, membuat Winter kebingungan.

"Karina?" Ucap Winter.

"Kau pembunuh! Tidak hanya membunuh, kau menculik dan mengancamku dengan pistol lalu memaksaku menikah denganmu! " Teriak Karina marah.

.

.

.

TBC

WINTER Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt