BAB 70: END OF THE MAIN STORY

3.3K 313 17
                                    

Halo everyone!
Ga tau kabar baik atau buruk, tapi ini adalah bab terakhir dari cerita WINTER. Aku mau ngucapin terimakasih banyak atas dukungan kalian dan buat kalian yang nunggu sampai cerita ini tamat, kalian memang luar biasa. 4 bulan, waktu yang dibutuhkan cerita ini sampai tamat. Lama juga ya WKWK. Sekali lagi terimakasih banyak, ga tau mau nulis apa lagi...

Btw akan ada SIDE STORY YA 🥰

Kita ketemu di cerita BEAUTY AND THE BEASTS ya \(^o^)/

Terimakasih banyak semua!!!

.

.

.

Beberapa menit sebelum kejadian...

Karina keluar kamar dan sudah berpakaian rapi karena dia akan pergi menghadiri rapat orang tua sekolah anak-anaknya.

Sebentar lagi akan ada even yang sering ada setiap tahunnya dan setiap orang tua harus datang dan merundingkan apakah mereka akan membantu acara tersebut atau tidak.

"Ya, aku akan segera datang. Tunggu sebentar, Dasha. Tunggu saja aku di gerbang sekolah" ucap Karina.

Saat dia akan menuruni tangga, tiba-tiba Jazlyn keluar kamar dan melihatnya akan pergi.

"Mommy ingin kemana?" Ucap Jazlyn.

"Ah, sayang. Mommy akan pergi sebentar, kau tinggal disini ya? Hanya sebentar saja, lalu mommy akan kembali" ucap Karina.

"Jaz ingin ikut" ucap Jazlyn.

"Hanya sebentar sayang, sebagai gantinya mommy akan membelikanmu dan eskrim saat pulang nanti, bagaimana?" Ucap Karina.

Mendengar itu, Jazlyn tersenyum lalu mengangguk dengan cerianya. Dia masuk kedalam dan bermain bola bersama babysitter nya didalam.

Tiba-tiba bola itu keluar hingga menggelinding kearah tangga, Jazlyn yang polosnya malah berlari dan menangkap bola yang sudah jatuh kebawah melalui pembatas tangga.

Karina yang masih di tangga karena menelpon itu langsung berlari kembali keatas lalu menarik tubuh putrinya lalu melemparkannya kebelakang, karena kurang seimbang akhirnya dia yang jatuh kebawah.

"NYONYA!!!!!!!!!"

Semua orang terkejut melihat itu. Beberapa maid mendekati Karina dan melihat jika kepala Karina mengeluarkan banyak darah, sepertinya terbentur lumayan keras.

Lalu turun Winter dengan paniknya.

"Karina! Karina! Bagaimana bisa ini terjadi!" Teriak Winter.

Tidak penting, itu tidak penting sekarang. Winter harus membawa Karina ke rumah sakit sekarang, itu yang penting sekarang.

Winter mengangkat tubuh Karina lalu berlari keluar. Giselle, Felix dan beberapa orang ikut dan beberapa lagi tinggal disini untuk menjaga mansion.

Diatas sana, mereka semua lupa tentang Jazlyn yang sudah gemetaran melihat ibunya terluka karena dirinya itu.

"Jaz"

Gadis cantik itu berbalik dan melihat kedua kakanya yang tersenyum kearahnya.

"Brother Jay... Brother Kay..." Ucap Jaz.

Mereka berdua memeluk Jaz.
"Tak apa, mommy baik-baik saja. Jangan menangis, nanti kepalamu sakit" ucap Jay.

"Mommy.... Huhuhu... Hiks"

"It's okay, baby girl. Don't cry" ucap Kay.

.

.

.

Winter memegang tangan Karina. Dokter bilang tengkorak kepala belakang Karina sedikit retak, itulah kenapa darah yang keluar lumayan banyak tadi.

Tak berselang lama, mata Karina terbuka dengan perlahan. Dia melihat wajah winter yang masih buram karena pusing yang melanda kepalanya.

"Sayang, bagaimana perasaanmu?" Ucap Winter.

"Kepalaku pusing sekali" ucap Karina.

Winter berdiri lalu mencium kepala Karina beberapa kali, setelah kepala turun hingga ke wajahnya. Winter mencium seluruh wajah Karina.

"Aku sangat terkejut sekali" ucap Winter.

Lalu Karina teringat dengan Jazlyn.
"Bagaimana dengan Jazlyn?! Aku melemparkan tubuhnya lumayan keras, apakah dia baik-baik saja?" Ucap Karina khawatir.

Rasa pusingnya tidak dihiraukan saat mengingat jika dirinya menyakiti putri kecilnya itu sebelum tak sadarkan diri.

"Dia baik-baik saja, hanya syok. Dia terus menangis memanggil mommy nya" ucap Winter.

"Ughh my baby girl" ucap Karina.

Winter memeluk Karina.
"Kau menyelamatkan, Jazlyn. Jika saja dia yang jatuh, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya" ucap winter.

"Syukurlah, tidak sia-sia kepalaku sakit" ucap Karina.

Winter tertawa mendengar itu.

Lalu masuk Giselle yang menggendong Jazlyn dan kedua putranya yang mengikuti Giselle dari belakang sana.

"Mommy~~~~"

Karina terduduk dan merentangkan kedua tangannya, Giselle memberikan Jazlyn padanya, setelah itu Giselle keluar. Karina langsung memeluk erat Jazlyn.

"Mommy baik-baik saja? Maafkan Jaz..." Ucap Jazlyn sembari menangis.

Karina terkekeh lalu mencium kedua mata Jazlyn, dia tersenyum dan memeluk anak itu dengan gemas.

"Mommy baik-baik saja, lihat. Apakah mommy terlihat sakit?" Ucap Karina.

"Sini, Daddy akan menggendongmu" ucap Winter.

Karina menatap Winter dan ketiga anaknya, kenapa dia merasa mellow seperti ini?

Dia jadi teringat saat pertama kali bertemu dengan Winter, pertemuan yang dia benci berubah menjadi pertemuan yang dia syukuri.

Meskipun banyak lika-liku, tapi dia sangat bahagia hidup bersama Winter. Terlebih sudah hadir tiga anak dari pernikahan mereka.

"Kenapa kau menangis? Apakah ada yang sakit? Kepalamu sakit lagi?" Ucap Winter khawatir.

Karina menggelengkan kepalanya.
"Terimakasih banyak Winter" ucap Karina dengan air mata yang terus bercucuran.

"Untuk apa sayang?" Ucap Karina.

"Karena sudah hadir di hidupku" ucap Karina.

Winter yang sedang menggendong Jazlyn itu terdiam, dia mendekat kearah Karina dan menatap Karina.

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Aku harus meminta maaf juga padamu karena membuatmu masuk kedalam lingkaran dunia hitam karenaku, terus dalam bahaya dan tidak bahagia. Tapi aku sangat bersyukur karena tuhan mempertemukanmu denganku, terimakasih banyak karena sudah membuat hidupku berubah dan memberikan warna di kehidupanku" ucap Winter.

Karina tersenyum lalu memeluk Winter beserta Jazlyn yang ada di gendongan Winter.

"Mom, dad. Apakah kalian melupakan kami atau bagaimana?" Ucap Jay.

Ah benar.

Karina dan Winter tertawa.
Winter memberikan Jaz pada Karina dan menaikkan kedua putranya itu. Mereka saling berpelukan satu sama lain dengan eratnya.

Keluarga kecil Salvatrucha itu hidup dengan bahagia sekarang.

Akhir bukanlah hal yang buruk, itu hanya berarti bahwa sesuatu yang lain akan segera dimulai. Dan ada banyak hal yang tidak benar-benar berakhir, bagaimanapun, mereka hanya memulai lagi dengan cara baru. Ujungnya tidak buruk dan banyak ujung yang sebenarnya bukan akhir, beberapa hal tidak pernah berakhir.

WINTER
END

WINTER Where stories live. Discover now