BAB 34: SEASON 2

3.2K 306 10
                                    

Hello, I'm back;v

Jangan lupa vote dan enjoy bacanya~

.

.

.

"Jangan bermain-main denganku, dokter. Kau akan mati jika melakukan itu" ucap Winter dingin.

"Maaf, tapi aku tidak bermain-main. Bayi yang ada didalam kandungan pasien sudah dikeluarkan tapi bayi itu tidak bisa bertah—"

Bughh!

Winter langsung menonjok dokter itu hingga dokter itu terjengkang kebelakang dan menghantam pintu operasi yang terbuat dari kaca hingga pecah disana.

Sontak orang-orang memperhatikan mereka karena itu.

"Kenapa kau tidak bisa menyelamatkannya huh? Kau seorang dokter! Kau pasti bisa melakukan upaya untuk menyelamatkannya!" Teriak Winter.

Anak buahnya menarik tubuh winter yang akan menghantam dokter itu lagi. Saat security akan membawa mereka keluar, anak buah Winter langsung pasang badan.

Dokter itu berdiri dan menyeka sudut bibirnya yang robek karena pukulan maut dari Winter itu, dia langsung menundukkan badannya.

"Saya minta maaf sebesar-besarnya. Saya memang dokter tapi saya bukan Tuhan. Saya sudah berusaha membawa kembali bayi itu tapi kondisi bayinya yang sudah kritis hingga kami tidak bisa menyelamatkannya. Peluru yang mengenai perut pasien mengenai tubuh bayinya, itulah sebabnya bayi itu tidak bisa diselamatkan" ucap dokter itu.

Apa?

Pelurunya mengenai bayi mereka?

Winter merosot kebawah. Dia menatap lantai dengan kosong setelah mendengar ucapan dokter tadi.

Bayinya mati?

"Jenis kelamin bayinya adalah perempuan" ucap dokter itu.

Mendengar itu, Winter menangis karena perempuan adalah bayi yang diinginkan oleh Karina. Karina pernah bilang jika anak mereka ini adalah perempuan dan benar.

Anak mereka memang perempuan.

Winter menangis dalam diam. Dia menyeka air matanya beberapa kali karena air itu terus turun dari matanya.

Dia berdiri dan berjalan masuk kedalam. Dimana ada sebuah buntalan kecil yang penuh dengan darah yang ditaruh didalam sebuah inkubator.

Ada Karina yang sedang menutup matanya dengan banyak sekali alat yang dipasangkan pada tubuh istrinya itu.

"Karina..." Ucap Winter.

Winter memegang tangan Karina dan mengecupnya beberapa kali sembari terus menangis. Winter berlutut dan membenamkan wajahnya pada lengan Karina.

"Karina... Bayi kita..." Ucap Winter.

Pertama kalinya Winter menangis keras, terakhir kali... Winter menangis seperti itu saat ibunya meninggal dulu dan dia tidak pernah melihat Winter menangis lagi setelah itu.

"Seharusnya aku yang menerima peluru itu, bukan kau. Dan dengan begitu bodohnya kau malah mendorongku dan terkena peluru itu" ucap winter.

Lalu datang seorang perawat disana. Perawat itu ingin membawa bayi mereka untuk dimandikan dan dicantikan.

Winter mengizinkan itu.

Karina dibawa ke ruang inap VVIP. Sementara Winter  menunggu didepan ruangan jenazah untuk membawa jenazah bayi mereka.

Winter masih diam sembari menatap lantai dengan kosongnya seperti tadi. Apa yang harus dia katakan pada Karina nantinya?

Bagaimana bisa dia menghadapi Karina saat Karina bangun nanti?

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang