BAB 3

5.8K 444 1
                                    

Malam harinya...

Mereka pergi seperti perintah ayahnya tadi. Karina melihat mansion yang sangat megah dan besar itu, dalam hidupnya... Baru kali ini dia melihat rumah sebesar ini.

"Kau cantik" puji Winter.

Karina diam tidak menjawab itu. Dia masih kesal dengan semua ini, Karina harus menikah dengan wanita yang dia tidak tahu namanya siapa.

Bukankah itu sangat konyol?

"Aku belum tahu namamu, siapa namamu" ucap Karina judes.

"Winter" ucap Winter.

Musim dingin?

Lalu Giselle mendekat kearah mobil dan mengetuk kaca mobil pelan. Winter langsung membuka kaca itu.

"Kau bisa masuk sekarang" ucap Giselle.

Winter membuka pintu dan mengulurkan tangannya untuk membantu Karina keluar tapi Karina malah keluar dari pintu sebelah.

Mengabaikan tangan winter yang sudah siap sedari tadi.

"Dia!" Ucap Giselle marah.

Winter mengangkat tangannya.
"Biarkan dia" ucap Winter.

Mereka masuk kedalam. Winter berjalan bersama Karina sembari bergandengan tangan, sungguh posisi yang membuat Karina gerah karena kesal.

"Jangan macam-macam didalam sana. Kau bisa mati jika melakukan hal bodoh" ucap Winter.

"Sebenarnya siapa kau" ucap Karina.

"Kau akan mengetahuinya ketika kita sudah menikah nanti, jadi tunggulah" ucap Winter.

Dia tidak ingin menikah!!!!

Saat masuk kedalam mansion yang luas itu, mereka harus berjalan di sebuah lorong lagi untuk sampai ke ruang utama dimana semua orang sudah menunggu mereka.

Lebih tepatnya menunggu Winter.

"Itu dia putriku" ucap ayahnya, Vasya.

Semua orang langsung menatap mereka, dimana winter digandeng oleh Karina.

Melihat semua orang menatapnya, tangan Karina mulai mengendur dan melepaskan gandengannya pada lengan Winter.

Orang-orang itu seperti mengintimidasi dirinya dengan tatapan dingin dan super tajam.

"Maaf terlambat" ucap Winter santai.

Mereka duduk dan melihat semua orang yang sedang menatap mereka. Mungkin orang-orang bingung karena Karina, Karina sangat asing.

"Winter, ini adalah Andreno. Putra keluarga Kaminsky yang akan menjadi suamimu" ucap Vasya.

Mendengar itu, Karina langsung terkejut bukan main. Menjadi suami? Lantas kenapa winter memaksanya menjadi istrinya?!

Apa yang terjadi disini!!!

"Kau tidak mengerti situasinya" ucap winter pada ayahnya.

Winter menatap Andreno dan kedua orang tuanya yang sedang menatapnya itu.

"Apakah kalian sudah tahu tentangku?" Ucap winter.

"Ya dan kami setuju" ucap mereka.

"Tapi aku tidak" ucap Winter.

Vasya menatap Winter dengan marah. Tapi Winter hanya biasa saja dan menatap dingin kearah ayahnya itu.

Karina bisa menebak jika hubungan antara Winter dan ayahnya sangat tidak baik.

"Aku menolak perjodohan ini" ucap Winter.

"Vasya, kau mempermainkan kami" ucap Kaminsky.

"Sepertinya putriku tidak mau menikah dengan putramu itu. Aku pikir di mau tapi ternyata tidak" ucap Vasya sembari menghela nafasnya.

Keluarga Kaminsky langsung pergi dengan amarah karena mereka menganggap ini adalah penghinaan bagi mereka.

Pernikahan adalah suatu hal yang tidak bisa dipermainkan seperti ini, apalagi ini menyangkut putra mereka.

"Winter! Kenapa kau menolaknya!" Teriak ayahnya.

Karina tersentak kaget mendengar suara besar ayah winter itu. Suaranya sangat besar hingga menggema didalam mansion yang hening ini.

"Kau sungguh tidak mengerti. Sudah aku bilang, aku akan menikah dengan orang yang aku pilih sendiri. Kau tidak perlu repot-repot mencarikannya" ucap winter dingin.

Ini sudah kesekian kalinya ayahnya melakukan hal yang bodoh seperti ini.

"Tapi mereka akan menguntungkan bagi kita" ucap Vasya.

"Tapi sial untukku" ucap Winter.

Vasya menghela nafasnya disana.
"Kenapa kau berbeda dengan Jennie, dia sangat penurut tapi kau sangat keras kepala" ucapnya.

"Nikahkan saja pria itu dengan anak harammu. Apa susahnya? Dia juga sudah besar untuk menikah
Dan jangan bandingkan aku dengan anak haram itu" ucap Winter datar.

"Winter!" Teriak Vasya.

Lalu datang seorang gadis yang turun dari tangga. Gadis itu menatap bingung karena mendengar suara teriakkan antara ayah dan kakaknya.

"Anak haram datang" ucap Winter sembari menatap dingin Jennie.

"Hentikan Winter" ucap Vasya.

"Kenapa? Kau tidak tahan mendengar anak kesayanganmu itu dihina? Kau bahkan tidak semarah ini saat orang-orang menghinaku sebelumnya" ucap Winter.

"Jangan memulainya lagi" ucap Vasya.

"Kau yang memulainya!!!" Teriak winter.

Karina menciut mendengar suara teriakkan yang saling bersahutan antara ayah dan anak yang tidak harmonis itu.

"Ayah, jangan marah-marah. Nanti darah tinggimu akan naik" ucap Jennie.

"Jangan mencampuri urusan keluarga, kau orang asing" ucap Winter datar.

Vasya langsung melemparkan gelas pada Winter tapi dengan mudahnya dia menahan gelas itu dan jatuh kebawah.

Pecah.

"Winter... Sorry..." Ucap ayahnya saat sadar apa yang dia lakukan tadi.

"Sudah terlambat mengatakan itu. Kau membuatku membencimu karena anak haram itu. Sudahlah, aku kemari hanya untuk membatalkan this fucking matchmaking dan memberitahu jika aku akan menikah besok" ucap Winter.

Sekarang Karina yang terkejut. Apa katanya? Besok?! What the hell...

Winter berdiri sembari memegang tangan Karina disana. Dia menatap ayah dan adik tirinya itu dengan sangat dingin dan datar.

"Dia adalah orang yang akan menjadi istriku, orang pilihanku. Besok kami akan menikah, aku mengatakan ini karena aku masih menganggapmu sebagai waliku" ucap winter.

Dia langsung menarik tangan Karina pergi dari sana, dia bahkan belum sempat memberikan bow sebagai tanda pergi pada ayah Winter.

"Kenapa kau pergi begitu saja" ucap Karina.

"Untuk apa berlama-lama di neraka ini?" Ucap winter dingin.

Kenapa Winter sangat membenci Ayah dan adiknya itu? Padahal Karina juga memiliki adik tiri di panti asuhan tapi mereka tidak saling membenci seperti itu.

Tapi dia langsung memikirkan hal yang lebih penting daripada memikirkan masalah orang-orang itu.

Besok acara pernikahannya!!

This is so damn fast!!

.

.

.

TBC

WINTER Where stories live. Discover now