Bab 39

3.4K 300 5
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Setelah kejadian pahit itu, semuanya berangsur-angsur membaik dan menjadi baik.

Karina, wanita itu sudah kembali seperti dulu dan melanjutkan hidupnya demi jelly yang sudah bersama Tuhan, dia akan hidup demi jelly dan Winter.

Giselle dan Ningning menikah Minggu lalu dan ada kabar baik datang dari pasangan Giselle dan Ningning, setelah beberapa lama menunggu akhirnya ada bayi didalam perut Ningning.

Ningning sedang hamil!

Kabar gembira itu diberitahukan kepada mereka setelah baru ketahuan di bulan ke 3 kehamilan Ningning. Karina dan Winter ikut bahagia mendengar kabar baik itu. Meskipun sudah hamil sebelum menikah tapi mereka semua bahagia mendengarnya.

Karina ikut membantu kehamilan pertama Ningning, dia harus memastikan jika bayi besar itu makan dengan baik dan tidak makan sembarangan.

Sekarang, mereka sedang ada di sebuah pantai yang ramai di Moskow. Itu adalah permintaan Ningning, dia ingin pergi ke pantai dan berjemur.

Aneh-aneh sekali bukan?

Bukannya pergi sendiri tapi Ningning malah mengajak Karina serta Winter yang sedang sibuk mengurus bisnisnya, tapi Ningning terus menangis jika winter tidak ikut.

Dan dengan jurus bujukan oleh bojo, akhirnya Winter mengiyakan permintaan Ningning yang ingin berlibur bersama-sama.

"Lain kali jika ingin ngidam, ngidam lah sendiri. Jangan bawa orang-orang" guman Winter.

Giselle dan Winter sedang berjalan diatas bibir pantai sedangkan Karina dan Ningning sudah bermain air. Matahari sedang terik-teriknya hari ini, wepertinya alam mendukung Ningning.

"Maafkan aku, Winter. Aku sudah mencoba membujuk Ningning untuk pergi berdua saja tapi dia malah menangis keras karena ingin pergi bersama kalian juga" ucap Giselle.

"Santai saja, lagipula aku belum memberikan hadiah pernikahan kalian. Anggap ini hadiahnya " ucap Winter.

"Ini? Aku kira kau akan memberikanku sebuah rumah, padahal aku sudah mengharapkannya" ucap Giselle.

"Terserah yang ngasih dong, kenapa request?" Ucap Winter.

Giselle tertawa mendengar itu.
"Bercanda, Ter. Terimakasih, kau membuat Ningning senang" ucap Giselle.

"CK, ucapanku tadi juga bercanda. Pilih saja rumah yang mana, tunjukkan nomor agennya dan aku akan membelinya untuk kalian" ucap Winter .

Giselle mengacungkan jempolnya.
"Kau yang terbaik!" Ucap Giselle.

Giselle langsung berlari menyusul Ningning yang sudah bermain air dengan Karina disana.

Winter tersenyum melihat Karina yang tertawa begitu kerasnya bersama Ningning, Winter memilih pilihan yang tepat dengan ikut kesini.

"Kenapa diam disana, ayo kesini!" Ucap Karina.

"Okay" ucap Winter.

Saat sedang berenang di laut, tangan Karina yang sedang mengayuh itu mengenai selangkangan Winter.

"Ughhh" ucap Winter.

"E-eh! Kau baik-baik saja? Maafkan aku, aku sungguh tidak sengaja" ucap Karina.

"Sakit, Karina" ucap Winter.

Karina panik, mereka sedang ada di tengah laut! Bagaimana jika winter tiba-tiba kram karena otongnya tersenggol tangan Karina?

"Ayo ke daratan, lihat" ucap Karina.

Sebelum dia menarik winter pergi, Winter malah menarik tangan Karina agar mendekat kearahnya. Membuat sang bojo kebingungan disana.

"Ada apa?" Ucap Karina.

Tangan Karina dituntun ke bawah air oleh winter, tepatnya di penis Winter. Membuat Karina langsung membulatkan matanya terkejut.

"Hey! Ini di publik, bisa-bisanya kau hard disaat seperti ini!" Ucap Karina.

"Apa dayaku? Sentuhanmu begitu menggodaku" ucap Winter.

Dasar!

Karina melihat kesana-kemari, pantai begitu ramai hari ini. Gila jika mereka melakukannya disana, bisa-bisa mereka ditangkap polisi karena mesum di tempat umum.

"Tahan saja sampai rumah" ucap Karina.

"Kau menyiksaku" ucap winter.

"Hanya sebentar Winter, gila jika kita melakukannya disini" ucap Karina.

"Bukankah akan ada pengalaman baru? Ayo ikut aku" ucap Winter.

Mereka berenang ke sebuah batu besar yang didalamnya ada sebuah gua, tempat yang mereka cari sudah ada tanpa hambatan.

Tempat itu tidak dipenuhi orang-orang dan sepi, tidak akan ada orang yang pergi kesana.

"Jangan bilang..." Ucap Karina.

Mereka naik lalu masuk kedalam, di mulut gua ada batu besar yang menghalangi orang-orang melihat kearah gua, membantu mereka lagi.

Winter menyandarkan tubuh Karina pada batu itu lalu mencium bibir Karina dengan cepat.

"Mmhhh!"

Setelah beberapa menit berciuman, winter melepaskan ciuman itu dan menatap Karina yang sudah memerah.

"Aku tidak tahan lagi" ucap winter.

.

.

.

TBC

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang