BAB 27

4.8K 394 2
                                    

5 bulan kemudian...

Ya, sekarang kandungan Karina sudah masuk ke bulan 5. Perutnya sudah mulai besar dan terlihat.

Banyak sekali rintangan untuk Karina di kehamilan pertamanya ini, seperti mual dan pusing. Itulah musuh terbesar Karina selama ini.

Tapi setelah masuk bulan ke 3, dia tidak merasakan gejala itu lagi. Karina mulai bisa bernafas dan makan dengan tenang tanpa takut jika akan muntah lagi.

Sekarang, mereka sedang berada di salah satu kamar di mansion. Lebih tepatnya kamar yang ada disamping kamar mereka. Karina ingin membuat kamar bayi sendiri dengan mengecat dan mengatur semuanya sendiri untuk bayi mereka ini.

"Biarkan aku saja, kau duduk" ucap Winter sembari memegang kuas cat.

"Enak saja. Aku juga ingin membantu" ucap Karina.

Karina sangat keras kepala. Bukannya apa-apa, tapi Winter takut jika Karina terpeleset sesuatu dan jatuh nantinya. Lebih baik mencegahnya daripada menunggu celaka itu datang bukan?

"Kau sudah membeli barang-barangnya bukan?" Ucap Karina.

"Ya, sebentar lagi mereka akan datang" ucap Winter.

Selama Karina hamil, Winter belum pernah keluar dari mansion karena dia ingin selalu bersama Karina. Winter membawa semua pekerjaannya ke rumah dan mengerjakannya disini.

Jika menyangkut bisnis dunia bawahnya, Giselle yang mengaturnya melalui arahan darinya.

"Putih, abu. Sempurna bukan?" Ucap Karina.

"Lebih baik hitam" ucap Winter.

"Dasar pecinta hitam" ucap Karina.

Winter tertawa dan memeluk Karina dari belakang. Tangannya mengelus perut Karina yang sudah membuncit itu, bayi mereka bergerak didalam.

"Sebentar lagi dia akan keluar" ucap Winter.

"Ya, dia akan keluar. Kau tak sabar?" Ucap Karina.

Winter mengangguk. Dia membenamkan wajahnya pada leher Karina sembari terus mengelus perut Karina disana.

Lama kelamaan, Karina meras ada sesuatu yang menyentuh pantatnya dibelakang sana.

"Winter?" Ucap Karina.

"Ah? Astaga maafkan aku, hanya menyentuhmu saja membuatku seperti ini. Aku akan menyelesaikan ini dulu, duduk dan aduk cat ini sampai rata" ucap Winter.

Kenapa juniornya harus bangun?!

Saat Winter akan pergi, Karina menarik tangannya dan memeluk Winter. Karina mengadahkan kepalanya keatas, menatap Winter.

"Sayang, lepaskan aku" ucap Winter.

"No, kau tidak bisa terus menyelesaikannya sendirian. Aku disini, kenapa harus sendiri?" Ucap Karina.

Winter menghela nafasnya.
"Karina, kau sedang mengandung. Aku tidak bisa melakukannya, biarkan aku sendiri yang menyelesaikannya. Kau hanya perlu menunggu dan duduk sebentar" ucap Winter.

Karina menggelengkan kepalanya. Dia berjinjit dan mencium bibir Winter sembari mengalungkan tangannya pada leher Winter.

Winter mencoba untuk melepaskan ciuman mereka karena jika mereka terus seperti ini, dia akan lepas kendali nanti.

Tapi Karina tidak mau melepaskan ciuman itu dan mendorong tubuh Winter hingga dia menyentuh dinding yang belum di cat.

"Mmhh"

Shit.

Ini berbahaya.

Karina membuka kemeja Winter dan memelintir puting Winter. Tangannya turun dan membuka celana Winter, saat dibuka, penis Winter langsung keluar dengan tegaknya. Karina memegang penisnya lalu mengurutnya dengan pelan hingga membuat Winter mendesah pelan.

"Hey buddie, lama tidak bertemu" ucap Karina.

"Karina, stop. Aku tidak bisa berhenti jika sudah kebablasan" ucap Winter.

"Fuck me Daddy" ucap Karina.

Sialan!

Winter menggendong tubuh Karina dan menidurkan Karina diatas kasur yang hanya muat 1 orang disana. Mereka menyiapkan itu untuk Karina jika ingin menjaga bayi mereka tanpa harus duduk terus.

"You smell so good" ucap Winter.

"Mmhh ngghh"

Winter membuka pakaian Karina dan menaruhnya di lantai. Dia mulai mengecup leher, dada hingga perutnya disana.

Dia sangat bersemangat karena ini pertama kalinya mereka bercinta kembali setelah 5 bulan berpuasa. Hasrat yang dia pendam langsung membuncah.

"Haaa... Nghh"

Winter menatap vagina Karina yang sudah basah itu lalu menggesekkan telunjuknya pada clitoris Karina.

"Mmhhh haaa..."

Winter sangat merindukan ini...

Karina berdiri dan membuat Winter berada dibawahnya. Dia memegang penis Winter dan mengulumnya.

"Nghhh! Fuck!" Ucap Winter.

Mulut Karina sangat panas saat mengulum penisnya ini. Membuat suhu tubuh Winter naik dan membuatnya lebih bergairah.

Setelah itu, Karina memposisikan penis Winter didepan vaginanya lalu mendorong masuk.

"Ahhh"

"Oohhh"

Karina diam sebentar saat seluruh penis Winter masuk kedalam vaginanya, dia masih menyesuaikan karena ini adalah perdana setelah beberapa bulan terakhir tidak dimasuki.

"Jika sakit kita sudahi saja, Karina. Jangan memaksakannya" ucap Winter.

Tapi Karina malah menaik turunkan pinggulnya dengan perlahan hingga membuat Winter tersentak karena penisnya diremas dengan erat didalam sana.

"Ahhh fuck! So tight!" Ucap Winter.

Lama-kelamaan gerakan Karina semakin cepat hingga membuat keduanya merasakan rasa kenikmatan yang selama ini mereka rindukan.

"Ahhh mmmhhhhh ahhh ahhh"

Winter menatap Karina dibawah, Karina sangat cantik dan menggoda dengan perut yang mulai besar itu.

"Bagaimana? Ngghh enak?" Ucap Karina.

"Yeahhh mmhh" ucap Winter.

Lalu Karina merasa jika penis Winter semakin membesar didalam vaginanya, itu artinya Winter akan keluar.

Sekarang, Winter yang mengambil alih. Dia kembalikan tubuh Karina dengan perlahan dan hati-hati karena takut Karina kesakitan.

Dia bergerak secata normal hingga akhirnya dia mencapai pelepasannya.

"Hah. Hah. Hah. Hah."

Nafas mereka terengah-engah.

Winter mencium bibir Karina sembari mengelus perut Karina disana. Dia tersenyum lalu mencium kening Karina.

"Terimakasih, aku sangat senang. Kau sudah berjuang, Baby. Thanks" ucap Winter sembari menatap perutnya.

Karina tertawa mendengar itu. Dia mengalungkan tangannya pada leher Winter dan menariknya.

"Another round?" Ucap Karina.

.

.

.

TBC

WINTER Where stories live. Discover now