SIDE STORY: JAYDEN, KAYDEN & SKY (7)

873 92 1
                                    

6 bulan kemudian...

Sudah setengah tahun berlalu, sekarang kandungan Sky sudah masuk ke bulan 7. Sudah sangat besar dan berat tentunya.

Sky sudah terbiasa tinggal di mansion dan hidup bersama kedua pria itu, Sky juga sudah tahu kebiasaan Jayden dan Kayden. Dia juga sudah bertemu dengan kedua orangtua Jayden dan Kayden.

Benar, Sky bertemu dengan Karina dan Winter saat usia kandungannya baru 4 bulan.

Karina dan Winter kembali karena Jazlyn yang memaksa mereka untuk datang karena ada sesuatu yang harus mereka ketahui, dan alangkah terkejutnya mereka saat melihat seorang anak laki-laki dengan perut buncit sedang memakan Bungeoppang dengan lahapnya dikamar kedua putranya.

"Rio, kapan kedua bosmu datang?" Ucap Sky.

"Mereka sedang pergi ke luar kota, mungkin malam nanti baru kembali ke mansion" ucap Rio.

Karena peningkatan produksi narkoba mereka, kedua bos itu pergi untuk menandatangani kontrak bisnis yang lumayan besar dan menguntungkan bagi Salvatrucha.

Sky menghela nafasnya. Dia mengerti kenapa kedua orang itu selalu sibuk tapi kenapa mereka tidak memiliki banyak waktu untuk dihabiskan untuk dirinya dan bayi yang ada didalam kandungannya?

Itulah yang membuat Sky sedikit kesal.

"Kau bisa keluar" ucap Sky bete.

Rio keluar karena tidak ingin membuat Sky lebih kesal, dia dengar jika kandungan Sky sangat rentan karena Sky adalah laki-laki yang seharusnya tidak membawa seorang bayi didalam perutnya.

Mereka harus ekstrak hati-hati.

Sky mengeluarkan ponsel yang dibelikan Kayden untuknya, ponsel keluaran terbaru dan belum ada di Rusia ini.

Dia menghubungi Kayden.

Tapi tidak diangkat.

"Ada apa dengannya?" Ucap Sky kesal.

Dia beralih dengan menelpon Jayden.
Entah kenapa dia ingin sekali mendengar suara kedua pria itu, tapi mereka malah tidak menjawab telpon darinya?!

"Sky? Ada apa?" Ucap Jayden setelah beberapa kali ditelpon.

"Apakah kalian sangat sibuk? Tadi saat aku menelpon Kayden dia tidak menjawab dan kau baru mengangkat setelah beberapa kali aku telpon" ucap Sky agak kesal.

"Kayden tidak membawa ponselnya, tertinggal di mobil. Aku men silent ponselku karena ada rapat penting, dan rapatnya baru selesai itulah kenapa aku baru bisa mengangkat telpon darimu. Apakah kau butuh sesuatu?" Ucap Jayden.

"Tidak" ucap Sky lalu menutup telponnya.

Akhirnya dia masuk kedalam kamar dan tidur, lebih baik tidur daripada marah-marah nantinya. Tidur adalah cara yang paling ampuh untuk meredam kemarahannya.

Saat dia terbangun, dia melihat dua orang pria yang sedang melepaskan dasi di leher mereka. Otaknya langsung teringat dengan Jayden dan Kayden, tapi bagaimana mungkin kedua pria itu pulang sekarang?

Hari masih terang, belum gelap.

"Kau sudah bangun?" Ucap Jayden.

"Apakah kau haus?" Ucap Kayden.

Sky duduk dengan perlahan sembari mengelus perutnya yang sedikit pegal itu, dia mengucek matanya dan melihat kedua orang itu.

"Kenapa sudah pulang? Ini belum malam" ucap Sky.

"Kami langsung kembali setelah kau menelpon, lagipula urusan disana sudah selesai" ucap Jayden.

Bohong besar.

Sebenarnya urusan disana sangat padat hingga tadinya mereka memutuskan untuk menginap sampai besok, tapi setelah Sky menelpon dan terdengar marah mereka langsung memutuskan untuk kembali menggunakan helikopter.

Mereka memberikan semua pekerjaan disana kepada beberapa orang kepercayaan mereka, tentunya sudah lulus ujian.

"Jika kalian sengaja pulang jangan lakukan itu lagi, pekerjaan kalian lebih penting daripada aku" ucap Sky.

"Apa maksudmu?" Ucap Kayden.

Sky tidak menjawab.

Jayden menghela nafasnya dan berjalan kearah Sky yang sedang terduduk diatas kasur dan memegang tangannya.

"Maaf jika kami terlalu fokus pada pekerjaan, kau tahu pekerjaan kami bukan? Semuanya menjadi rumit setelah pemerintah mengeluarkan undang-undang baru tentang organisasi gelap, itu membuat bisnis kami sedikit mengalami kesulitan. Kami selalu mementingkan dirimu diatas segalanya, kau dan anak kita" ucap Jayden pelan.

Bukannya menjawab beberapa kata, Sky malah menangis dengan keras hingga membuat mereka berdua kaget bukan main.

"A-ada apa" ucap Kayden.

"Huwaaaa maafkan aku!!!! Entah kenapa aku sangat kesal saat kalian tidak menjawab teleponku saat aku ingin sekali mendengar suara kalian! Maksudku bayi ini yang ingin, bukan aku!!! Huwaaa" isak Sky.

"Sudahlah jangan menangis, bagaimana jika perutmu sakit nanti? Daripada begitu, bagaimana jika kita jalan-jalan di taman?" Ucap Jayden.

Mendengar itu, Sky meredakan tangisannya. Dia menyeka air matanya dan mengangguk pelan, membuat kedua suaminya terkekeh pelan karena keimutannya itu.

"Hati-hati, kami akan memegangimu" ucap Kayden.

Saat dibawah, mereka bertemu Jazlyn yang baru saja kembali. Jazlyn menyapa Sky dan sky tertawa kembali.

"Kalian akan kemana?" Ucap Jazlyn.

"Taman" ucap Jayden.

"Aku ikut!" Ucap Jazlyn.

Mereka bersama-sama pergi ke taman, saat sudah di taman mereka duduk di gazebo yang sangat besar dengan kursi empuk didalamnya.

"Kita harus menyediakan dokter disini" ucap Jazlyn.

"Kau benar, kita harus menyiapkan semuanya dari jauh-jauh hari" ucap Kayden.

"Aku akan menyiapkan semuanya" ucap Jayden.

Jazlyn menatap perut besar Sky.
"Seperti apa rasanya hamil, kakak ipar?" Ucap Jazlyn.

Sky mengerutkan keningnya.
"Ugh, jangan panggil aku kakak ipar. Aku bahkan lebih muda darimu, panggil saja aku Sky, Jazlyn" ucap Sky.

Jazlyn terkekeh mendengar itu.
"Baiklah maafkan aku Sky, jadi seperti apa rasanya hamil?" Ucap Jazlyn.

"Hmmm begitulah. Rasanya menyiksa saat morning sickness datang, tapi rasanya juga sangat bahagia saat bayi didalam perut bisa tumbuh dengan baik, bahkan sampai lahir dan melihatnya keluar lalu menangis dengan keras?" Ucap Sky.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu? Kau hamil?!" Ucap Kayden keras.

Mendengar itu, Jazlyn langsung memukul kepala kakaknya itu.
"Enak saja! Lambe mu bro!!! Memangnya aku tidak dididik untuk menjaga diriku sendiri sampai hamil diluar nikah huh? Aku menanyakan ini hanya untuk persiapan saja" ucap Jazlyn.

"Persiapan? Siapa laki-laki yang kau bicarakan itu?" Ucap Jayden.

"Kalian akan tahu, kalian akan lebih terkejut saat sudah tahu siapa yang aku bicarakan sekarang" ucap Jazlyn.

"Jazlyn" ucap Kayden.

"Sky, menurutmu keponakanku ini laki-laki atau perempuan?" Ucap Jazlyn mengalihkan pembicaraan.

"Apa saja, yang penting sehat" ucap Sky.

"CK, alasan yang kuno. Bagaimana dengan kalian berdua?" ucap Jazlyn.

"Tentu saja laki-laki" ucap mereka.

"Jika begitu kembar saja seperti kalian berdua! Bukankah pas?" Ucap Jazlyn.

"Terdengar bagus"

.

.

.

TBC

WINTER Where stories live. Discover now