Bab 45

2.8K 266 9
                                    

"apa hasilnya?" Ucap winter dingin.

Hawa didalam kamar mereka sangat dingin dan tidak nyaman karena winter sedang dalam mood yang sangat kurang baik.

Winter seperti itu karena Karina yang tidak mengenali dirinya.

"Nyonya mengalami hilang ingatan"

Sudah dia duga.

Winter menutup wajahnya dengan tangannya sembari menghela nafasnya kasar, dia meraih vas bunga lalu melemparkannya ke dinding hingga hancur berkeping-keping.

"Fuck!!!!!!!" Teriak Winter.

Teriakkan Winter membuka Karina kaget, dia menatap Winter dengan takut-takut.

"Apa penyebabnya?" Ucap Winter setelah beberapa saat.

"Cedera parah di kepala. Bos lihat perban di kepala nyonya? Itu adalah lukanya, nyonya dipukul oleh sesuatu dengan keras hingga melukai otak serta syaraf lainnya dan semua ingatannya menghilang"

Winter semakin memanas mendengar itu, ingin sekali dia menghancurkan semuanya tapi dia masih ingat Karina.

"Kau bisa pergi" ucap Winter.

Setelah dokter itu pergi, Winter berlutut dihadapan Karina yang sedang duduk di sofa dengan memainkan buku kukunya.

"Kau ingat namamu?" Ucap Winter.

Karina menggelengkan kepalanya.

"Namamu adalah Karina Ivanovich Salvatrucha, kau adalah istriku" ucap pelan.

"Kenapa wanita dan wanita menikah?" Ucap Karina.

"Karena kita saling mencintai, Karina" ucap Winter.

Winter mengobrol dengan Karina, sembari berharap jika Karina ingat sesuatu disana tapi tidak.

Karina tidak ingat apapun.

Winter membenamkan wajahnya pada perut Karina, menahan air mata yang hendak turun dari matanya.

"Kenapa kau menangis" ucap Karina.

"Aku sedih, kau kehilangan ingatanmu" ucap Winter.

"Aku? Kehilangan ingatan?" Ucap Karina.

Lalu winter baru ingat jika Aidan masih ada di penjara bawah tanahnya, amarah yang tadi sudah redup kembali menyala.

Dia berdiri dengan tiba-tiba, membuat Karina kaget disana.

Tanpa berbicara dia pergi dari sana.

Winter membawa katana yang dipajang di kamarnya itu dan menutup pintu dengan pelan meskipun dia sangat marah sekarang.

"Dimana bajingan itu" ucap Winter.

"Penjara"

Dia masuk kedalam lift dan turun ke lantai paling bawah, yaitu penjara yang ada dibawah tanah.

Lift itu menembus sampai tanah.

Saat pintu lift terbuka, langsung disambut dengan jajaran kerangkeng serta beberapa ruang tunggu yang diperuntukkan bagi anak buahnya yang berjaga disana.

"Bos"

"Aku yang akan mengurusnya, kalian semua keluar. Oh, dan bawakan aku kotak yang ada diatas meja di lantai atas" ucap Winter.

Semua orang keluar dari penjara penyiksaan itu.

Winter menatap Aidan yang sudah amburadul karena di siksa oleh anak buahnya itu, mereka juga kesal dan marah saat tahu nyonya mereka kehilangan ingatan karena disiksa juga oleh Aidan.

Mereka melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Aidan pada Karina.

"Sudah bangun, bajingan?" Ucap Winter.

"Halo bajingan" ucap Aidan.

"Sepertinya ini semua kurang, kau masih bisa tertawa" ucap Winter.

"Kerena aku tahu jika kau tidak akan bisa membunuhku, ingat? Presiden masih melindungiku" ucap Aidan.

Winter tertawa dengan keras.

"Siapa bilang? Justru presiden yang memerintahkan ku untuk membunuh bajingan tak berguna sepertimu" ucap winter. 

Aidan diam mendengar itu.

Winter terkekeh lalu mendekat kearah Aidan, dia menatap pria itu dengan tatapan datarnya.

"Ingat ucapanku? Kemanapun kau kabur, aku akan mencarimu, aku akan menemukanmu dan aku akan membunuhmu. Jika seseorang mengacaukanku, aku akan lebih mengacaukannya " ucap Winter.

"Kurasa ini akhir hidupku" ucap Aidan sembari tertawa.

"Memang benar" ucap winter.

Aidan menatap Winter.
"Kalau begitu, tak apa. Aku sudah mencicipi tubuh istrimu yang cantik itu, rasanya sangat nikmat. Pantas kau sangat mencintainya" ucap Aidan.

Huh?

Apa katanya?!

Winter menarik kerah baju Aidan.
"Apa yang kau bicarakan brengsek!" Teriak winter.

"Kau marah?" Ucap Aidan.

Winter menarik katana yang ada ditangannya lalu memotong tangan Aidan dari bahu, membuat tangan kanan Aidan langsung terjatuh kebawah dengan darah yang bercucuran.

Pria itu langsung berteriak kesakitan.

"Tangan kotor ini, berani menyentuh tubuh istriku huh? Dasar sialan" ucap Winter.

Dia memotong tangan kiri Aidan hingga Aidan tidak memiliki kedua tangan sekarang.

"Bawa kotak itu" ucap winter.

Pintu terbuka dan anak buahnya membawa kotak yang tidak begitu besar dan menaruhnya diatas meja yang ada disana.

"Buka" ucap winter.

Saat dibuka, terdapat 3 kepala manusia yang sudah pucat disana.

"Tidak..." Ucap Aidan.

Itu keluarga Aidan.

Winter membunuh mereka saat menemukan mereka yang baru saja mendarat di Rusia.

"Ini hadiah terkahirku untukmu" ucap Winter.

"Dasar brengsek! Kenapa kau membawa keluargaku dalam masalah ini sialan!" Teriak Aidan marah.

"Karena kau yang bodoh terus berurusan denganku. Jangan lupa jika aku adalah seorang mafia, pemimpin Salvatrucha. Hati nurani ku sudah tidak ada jika menyangkut orang-orang disekitarku" ucap Winter sembari tertawa.

Aidan menangis sekeras-kerasnya melihat kepala istri serta kedua anaknya.

Pria itu berlari kearah kotak itu.
Berlarian dengan kedua tangannya yang sudah tidak ada, terhuyung-huyung karena tidak seimbang.

Tapi winter langsung berlari dan menebas leher Aidan hingga langsung terlepas dari badannya.

"Adios" ucap Winter.

.

.

.

TBC

WINTER Where stories live. Discover now