BAB 10

5.5K 391 0
                                    

Winter memasuki sebuah ruangan VVIP yang berada di sebuah bar. Tempat biasa yang dia gunakan untuk bertemu jendral polisi Rusia itu.

Dia melihat wajah pria tua yang sudah menyambutnya dengan menjijikkan, menurutnya.

"Kenapa seorang jendral kepolisian tinggi Rusia ingin bertemu dengan mafia sepertiku?" Ucap Winter.

Jendral polisi itu bernama Aidan Fedryokiv. Pria yang seumuran dengan ayahnya menjabat sebagai seorang jendral tinggi polisi.

"Kita sudah sering bertemu" ucap Aidan sembari tertawa.

Ini dia yang dia benci, tawa pria itu.

"Apa yang kau mau" ucap Winter.

Aidan membawa sebuah amplop coklat besar lalu membawa sebuah kertas didalam sana. Dia langsung menunjukkan itu pada Winter dan Giselle yang sedang berdiri dibelakang Winter.

"Temukan dia dan methaphetamine mu akan kembali" ucap Aidan.

Winter membawa kertas itu dan membacanya. Ternyata seorang pembunuh berantai yang sedang marak di kota Novosibirsk.

"Ini mudah, aku memiliki hubungan yang baik dengan orang seperti ini" ucap Winter.

"1 minggu, kau bisa?" Ucap Aidan.

"3 hari saja sudah cukup bagiku. Apa yang kau berikan selain methaphetamine ku?" Ucap Winter.

Aidan tertawa mendengar itu.
"Kau ingin apa?" Ucapnya.

"Jangan menggangu pabrik dan orang-orangku saat sedang bekerja. Anak buahmu itu sungguh menjengkelkan" ucap Winter serius.

"Aku harus bagaimana? Mereka keras kepala dan tidak bisa dikontrol" ucapnya.

"Maka kau harus mengontrolnya. Kau adalah jendral polisi, orang yang memiliki wewenang tinggi. Pecat polisi-polisi yang mengetahui hal tentang organisasiku" ucap Winter.

Aidan mengangguk disana.
"Baiklah, 3 hari lagi kau akan mendapatkan kabar pemecatan mereka" ucapnya.

Winter menyeringai mendengar itu. Berbisnis dengan elite people sangat menguntungkan.

Sebelum Winter pergi, Aidan memanggilnya. Winter berbalik dan melihat pria itu yang tersenyum kearahnya.

"Kita adalah partner. Jangan berpikir untuk saling menyakiti, kau bisa bukan?" Ucapnya.

"Selama kau tidak dapat dilindungi lagi oleh pemerintah, aku tidak akan melakukan apapun" ucap Winter.

Dia berjalan pergi dari sana. Tapi dia berhenti di pintu dan kembali berbalik menatap Aidan yang menatapnya dengan wajah kebingungan.

"Aku membunuh para pelayan negara yang tidak dapat dilindungi oleh negara" ucap winter sembari menyeringai lalu pergi dari sana.

Winter keluar dari bar itu dan masuk kedalam mobil. Dia menelpon Daniel, agen lapangan miliknya untuk mencari keberadaan orang yang dicari oleh Aidan tadi.

"Giselle, kau sudah mendapatkan informasi yang aku minta?" Ucap Winter.

"Ya, tapi itu akan tiba besok karena dokumennya tidak bisa dicopy" ucap Giselle.

Winter tertawa mendengar itu.
"Tentu saja tidak bisa, dokumen itu adalah rahasia" ucap winter.

Dia sedang mencaritahu tentang sesuatu yang membuatnya penasaran. Dia harus mengetahuinya untuk memuaskan rasa penasarannya itu.

"Bagaimana jika kau mengizinkan Ningning untuk pergi ke mansion dan menemani Karina?" Ucap Giselle.

"Menemani?" Ucap Winter.

"Jangan salah paham. Maksudnya berteman dengan Karina. Kau tidak kasihan melihat Karina yang selalu diam dan mengurung dirinya didalam kamar seperti itu? Dia pasti membutuhkan teman yang sebaya dengannya" ucap Giselle.

Benar juga.

"Besok, suruh kekasihmu itu untuk datang ke mansion. Tapi peringatkan dia untuk tidak berbicara macam-macam pada Karina" ucap Winter.

Giselle mengangguk. Lagipula Ningning juga selalu sendirian di apartemen mereka, dia juga kasihan melihat kekasihnya kesepian saat dia bekerja.

"Aidan, haruskah kita membunuhnya sekarang?" Ucap Giselle.

"Tidak, belum saatnya. Masih ada beberapa yang harus aku dapatkan melalui pak tua itu, jika semuanya sudah selesai maka kita habisi dia" ucap Winter.

"Dan untuk identitas ayah Karina... Aku tidak menemukan apapun. Aku hanya menemukan informasi tentang ibunya saja dan dia..." Ucap Giselle.

Winter menatap Giselle yang berhenti berbicara itu. Giselle mengeluarkan kertas didalam tas.

"Dia meninggal karena bunuh diri" ucap Giselle.

Winter membaca catatan kepolisian tentang kematian ibu Karina. Tahunnya terjadi setelah Karina berada di panti asuhan, apakah ibunya langsung mengakhiri hidupnya setelah memberikan Karina kepada panti asuhan?

"Yoo Minji... Bagaimana dengan laporan forensik?" Ucap Winter.

"Polisi tidak melakukan bedah karena mereka yakin jika korban bunuh diri dan langsung mengebumikan" ucap Giselle.

"Tanpa investigasi terlebih dahulu?" Ucap Winter.

"Ya" ucap Giselle.

Ini aneh.

Meskipun diduga bunuh diri tapi biasanya kepolisian akan melakukan investigasi terlebih dahulu sebelum mengebumikan jasad korban. Bisa saja itu bukan bunuh diri, melainkan penghilangan nyawa?

Informasi tentang ayah Karina juga tidak ditemukan sama sekali. Mungkin karena ibu Karina tidak memasukkan nama ayah Karina karena tidak mau atau apa?

"Aku rasa ini sedikit aneh" ucap Giselle.

"Cari tahu lagi, temukan informasi sekecil apapun. Aku harus memastikan jika kedua orangtuanya bersih" ucap Winter.

.

.

.

TBC

WINTER Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt