Bab 51

3K 283 1
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Bisa dibilang hubungan antara Winter dan Karina sudah membaik meskipun sesekali bertengkar, syukurnya lagi adalah Karina mulai mengingat beberapa ingatannya.

Seperti saat mereka menikah, dan samar-samar dia ingat saat dia hamil.

Meskipun demikian, Karina belum sepenuhnya mempercayai Winter dan Winter tak apa dengan itu.
Selagi Karina ada disisinya.

Sekarang, Winter sedang berada di ruang kerjanya yang ada di mansion bersama Giselle.

"Ini gawat, jika Mikhail sampai mendapatkan inti data  perusahaan kita maka semuanya akan tamat" ucap Winter.

"Ini salahku yang teledor sampai tidak tahu ada pengkhianat diantara kita, seharusnya aku tahu sejak lama" ucap Giselle.

"Tidak, tidak. Ini salahku juga karena tidak fokus pada perusahaan selama ini, aku terlalu fokus pada Karina" ucap Winter.

Mikhail mendapatkan data perusahaan bersih dan kotor Winter, untungnya hanya data luar bukan inti data. Ada pengkhianat dan mereka tidak mengetahui itu, sungguh teledor.

"Aku tidak menduga jika Jason akan berkhianat dari Salvatrucha, astaga kita sungguh ditipu Winter" ucap Giselle frustasi.

"Pindahkan semua berkas-berkas penting ke tempat yang baru, hanya kau dan aku yang harus tahu dimana tempatnya. Aku tidak ingin kejadian ini terjadi lagi, setengah sahamku diambil oleh si brengsek itu. Kerugiannya terlalu besar" ucap Winter.

Giselle mengeluarkan peta yang ada di iPad miliknya, dia dan Winter harus memilih lokasi untuk menyimpan berkas-berkas penting.

"Dan untuk kasus ibu Karina, sepertinya kau pernah berurusan dengan ibu Karina dulu, Winter" ucap Giselle.

Winter mengerutkan keningnya.

"Aku? Kapan?" Ucap Winter bingung.

"Ingat saat kau bertemu dengannya di jembatan saat hujan itu? Saat kau ingin menanyakan seseorang pada wanita itu? Nah, wanita itu adalah ibu Karina" ucap Giselle.

"Huh!?" Ucap Winter kaget.

Winter menyingkirkan iPad yang ada dihadapannya lalu menarik Giselle untuk mendekat kearahnya.

"Kau yakin?" Ucap Winter.

"Ya, aku sudah memeriksa rekaman yang ada di mobil. Bukankah kita menyimpan semua rekaman di mobil serta yang ada di kancing bajumu? Aku baru menemukannya saat iseng membuka rekaman dulu" ucap Giselle

Winter menghela nafasnya.
Dia sungguh tidak ingat apa-apa tentang itu.

"Tunjukkan aku rekamannya" ucap Winter.

Giselle membawa Ipad nya kembali lalu menekan sebuah Vidio lalu menunjukannya pada Winter yang sudah terlihat gelisah itu.

"Ini rekaman di kancing bajumu" ucap Giselle.

Terlihat Winter yang berdiri dihadapan seorang wanita yang terlihat ketakutan. Dibelakang wanita itu terlihat pagar pembatas dimana dibawahnya ada sungai.

"Aku tidak akan membunuhmu jika kau mengatakan semuanya padaku, kau pasti tahu dimana orang ini berada bukan? Katakan padaku sekarang" Ucap Winter.

Terlihat Winter menunjukkan sebuah foto dimana foto itu adalah Mikhail.

"A-aku tidak tahu"

"Haruskah aku membuatmu mengatakannya? Kita selesaikan ini baik-baik, aku hanya ingin tahu dimana dia sekarang dan masalah antara kau dan aku selesai disini" ucap Winter.

"A-aku sungguh tidak mengenalnya"

Tiba-tiba Winter menjambak rambut wanita itu lumayan keras hingga membuat wanita itu menangis.

"Aku tahu kau memiliki hubungan dengan si brengsek itu, kau pasti tahu gimana dia berada sekarang. Jangan mencoba melindunginya, atau kau akan aku bunuh sekarang juga" ucap winter dingin.

Tak. Tak. Tak. Tak.

Seseorang berlari dari ruangan kerjanya, membuat mereka berdua kaget dan melihat kearah depan dimana pintu sudah terbuka sedikit.

"Siapa itu!" Teriak Winter.

Rekaman yang belum beres itu ditutup oleh Giselle dan ikut berlari dengan Winter yang menyusul orang yang menguping tadi.

"Siapa yang berlari tadi?" Ucap Winter pada anak buahnya yang ada di persimpangan lorong.

Orang itu langsung hilang disana.
Larinya sangat cepat sekali.

"Nyonya Karina"

Shit.

Shit!!!!

"Arggg sialan! Fuck!" Ucap winter kesal.

Orang yang menguping tadi adalah Karina? Astaga, ini sangat gawat. Bisa-bisa Karina membencinya kembali jika begini!

"Siapa tadi, Winter" ucap Giselle.

"Karina" ucap Winter.

Giselle melotot mendengar itu.
"Karina? Apakah dia mendengar semuanya? Astaga, bagaimana ini" ucap Giselle.

Mereka berlari kearah kamar Karina yang sudah tertutup rapat, Winter diam sebentar sebelum masuk kedalam sana.

Cklek.

Saat masuk, dia langsung dilempar oleh vas bunga. Karina sudah siap sedari tadi, saat masuk kedalam kamar dia langsung memegang vas bunga untuk memukul siapapun yang masuk kedalam.

"Pergi! Dasar pembubuh! Ternyata kau membunuh ibuku! Selama ini aku salah sudah mulai mempercayaimu! Keluar!!!" Teriak Karina histeris.

"Dengarkan dulu Karina, kau salah paham" ucap Winter yang mencoba mendekat.

"Keluar!!!!!!" Teriak Karina.

"Karina, Winter benar. Kau salah paham, Winter tidak memb—"

"KELUAR!!!!!!!!!!!" teriak Karina lebih histeris.

Saat Winter ingin mendekat, Giselle langsung menghalanginya. Giselle menggelengkan kepalanya, bukan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Karina yang sedang histeris itu.

Akan sia-sia nantinya.

"Tunggu dia tenang dulu, Winter" ucap Giselle.

Winter menggepalkan tangannya lalu pergi dari sana. Giselle juga keluar sembari menutup pintu kamar Karina.

"Temani Karina didalam, jangan sampai Karina melakukan hal bodoh didalam sana" ucap Giselle pada kepala maid wanita.

"Baik"

Ini buruk.

Karina pasti akan mengira jika Winter adalah orang yang membunuh ibunya padahal bukan Winter.

.

.

.

TBC

WINTER Where stories live. Discover now