CH.21: Expulsion

49.3K 3.7K 1.1K
                                    

Shea terbangun dari tidur malamnya waktu masih menunjukan pukul empat pagi dini hari.

"Ayah..," gumam Shea sambil turun dari ranjang tempat tidurnya.

Saat mendengar suara hujan, gadis itu langsung keluar dari kamar untuk menuju ke kamar ayahnya, Jordan. Sayangnya, saat sampai di depan pintu kamar ternyata Jordan mengunci kamarnya dari dalam.

Shea melihat ke arah langit dari balik kaca jendela rumahnya, langit hari ini begitu gelap tidak terlihat bintang pagi ini. Bahkan, terdapat gumpalan awan yang mulai menghitam seakan kerasukan roh jahat.

Rintik hujan terdengar sangat ramai ditelinga, hal yang tidak diketahui banyak orang adalah fakta bahwa Shea membenci suara hujan. 'DUAARRR!'

Suara petir pun sangat menggema di langit yang terlihat masih sangat gelap, tanpa pikir panjang Shea langsung berlari ke kamar Sadewa. Ia memang tidak bisa mendengar suara hujan sendirian, Shea akan merasa sangat ketakutan jika hujan turun disaat tidak ada seorangpun yang menemaninya.

Kamar Sadewa merupakan satu-satunya tempat yang selalu Shea datangi jika ia terbangun ditengah malam dan Jordan sedang berada diluar kota. Maka dari itu, keberadaan Sadewa sangat begitu penting di hidup Shea.

"Abang..," ucap Shea yang kini menjadi bingung saat melihat kamar Sadewa yang sudah sangat kacau.

Keempat cowok itu tidur secara terpisah, dengan selimut berwarna putih yang sudah menutupi seluruh bagian tubuh keempatnya.

Ada yang tertidur di sofa, ada juga di karpet, bahkan ada juga yang di lantai. Hanya ada satu orang yang tidur diatas ranjang dan yang pasti itu adalah Jevgar. Karena, tidak mau mendapat masalah akhirnya Shea memutuskan untuk tidur di sofa.

Shea tahu bahwa seorang Sadewa tidak akan mau tidur di tempat yang keras. Dan, seorang Jevgar akan selalu dirajakan oleh orang-orang sekelilingnya. Tanpa basa-basi Shea langsung merebahkan dirinya di sofa dan menggeser tubuh Sadewa dengan sangat hati-hati, walaupun sempit dan tidak bisa bergerak selagi merasa aman Shea tidak akan memprotesnya.

Shea tidur di samping Sadewa dengan posisi memeluk tubuh abangnya dengan begitu erat, Shea melakukan itu semua dengan tujuan untuk mencari kenyamanan disana.

***

Pukul enam lebih tiga puluh menit, Jordan membangunkan Shea yang masih tertidur pulas dengan selimut yang masih menutupi seluruh bagian tubuhnya. Laki-laki itu duduk dipinggir ranjang milik Shea, lalu dengan jahilnya ia menoel-noel kedua pipi Shea agar tidurnya terganggu.

"Shea, kamu gak sekolah?" tanya Jordan dengan lembut. Shea mengerang, kemudian gadis kecil itu perlahan membuka kedua matanya.

"Sekolah," ucap Shea dengan lirih.

Saat melihat ke arah sekeliling, tentu saja Shea terkejut. Perasaan tadi pagi Shea tidur dikamar Sadewa sambil memeluk abangnya dengan begitu erat, mengapa kini Shea berada di kamarnya sendiri? Apa mungkin saat Sadewa bangun ia yang memindahkan Shea ke kamarnya sendiri?

"Ayah, abang dimana?" tanya Shea menatap ke arah Jordan.

Jordan mengelus pucuk kepala anak gadisnya. "Udah pergi sama temen-temennya."

"Abang, gak sekolah?" tanya Shea penasaran.

"Bang Dewa hari ini bolos, katanya ada urusan penting. Kenapa?" tanya Jordan dengan nada yang lembut.

"Gapapa," jawab Shea yang kemudian berjalan ke arah pintu kamar mandi.

***

Hari ini suasana sekolah begitu sepi, mungkin karena topik pembahasan biasa mereka sedang tidak hadir disekolah hari ini. Saat sampai di kelas, keadaan kelas sudah sangat ramai. Semuanya berkumpul di meja milik Juna untuk mendengarkan cowok itu berceloteh tentang kejadian seru di markas Skydome.

Jevgar The Story Of SheanaWhere stories live. Discover now