CH. 43: Performing Arts

52.9K 6.2K 3.4K
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️

🌷 ABSEN DISINI YA ALIYEN 🌷



Setelah hari kemenangan tempo hari lalu, acara tahunan ditutup dengan pentas seni yang akan dihadiri oleh salah satu penyanyi terkenal di Indonesia dan juga beberapa acara penampilan pentas seni dari anggota basket, tari serta OSIS sebagai pembuka acara.

Seluruh anggota basket berkumpul menjadi satu di dalam ruang tunggu yang sudah disiapkan oleh anggota OSIS, mereka semua tengah sibuk berdandan dan mempersiapkan diri untuk tampil membawakan satu pentas seni drama musikal karena memang acara tahunan sekolah kali ini hanya diisi oleh basket, tari dan OSIS.

Pihak sekolah memang sengaja mengusulkan untuk para anggota basket terutama Skydome dapat tampil di acara ini, karena memang sebagian besar murid di kota Jakarta sangat mengidolakan mereka.

"Udah menangin lomba, masih aja kita disuruh ngeramein acara kaya gini," keluh Erza sambil membagikan skrip naskah ke para anggota basket.

"Nanti yang nyanyi siapa?" tanya Armos dengan lesu.

Rahargo menoleh ke arah Armos. "Sadewa, Azka sama Adipta, kan?"

"Terus akting sama dance siapa?" tanya Armos yang beralih menatap ke arah Rahargo.

"Tanya ke Kiko sama Andika ajalah," ucap Rahargo yang ikut pasrah.

"Suruh anak-anak Skydome ambil tempat paling depan pas kita tampil, gue males diliat cewek-cewek gak jelas apalagi yang sampe foto-foto," ucap Sadewa yang memang risih jika ada kamera yang menyorot ke arahnya.

"Bang, pacar Shea mana?" tanya Shea tiba-tiba muncul dari balik pintu kelas.

Sadewa menunjuk ke arah pojok ruangan. "Tuh, disana."

Shea tersenyum manis ke arah Sadewa seraya mengucapkan terimakasih, gadis itu kemudian melangkahkan kakinya untuk berjalan ke arah Jevgar. Namun, saat ingin melangkah sindiran halus dari Sadewa mulai terdengar.

"Pacaran aja terus abangnya gak usah diperhatiin, emang gue juga udah gak penting, kan?" ucap Sadewa memasang raut wajah kesalnya.

"Bang, yang nyuruh Shea sama kak Jevgar siapa?" tanya Shea yang membuat Sadewa diam selama beberapa detik.

Sadewa menoleh ke arah Shea. "Gue."

"Yaudah, protes aja, salah sendiri!" ucap Shea sambil melirik sinis ke arah Sadewa.

Armos dan Erza langsung menepuk pundak Sadewa secara bersamaan, memang semenjak Shea dan Jevgar berpacaran Sadewa sering uring-uringan karena Shea yang jarang ada waktu untuknya. Bahkan, sudah tidak lagi meminta bantuan pada Sadewa sekarang.

***

Jevgar duduk di sofa pojok ruangan, cowok itu terlihat santai merokok sambil memandangi laptop guna menggabungkan sound musik yang akan mereka gunakan saat tampil nanti. Sebenarnya, detik ini juga Jevgar rasanya ingin membanting laptopnya karena kesal.

"Kita cari sound sendiri?" tanya Shea duduk di samping Jevgar.

Jevgar hanya diam tidak merespon pertanyaan Shea, untungnya ada Juna dan Azka yang ikut menyahuti.

"Biasalah, OSIS cuma ngasih skrip naskah doang," ucap Juna yang kala itu sibuk merapikan kostum yang nantinya akan digunakan.

"Namanya beban, yang punya agenda siapa yang ngeramein siapa," timpal Azka kesal sendiri.

Jevgar The Story Of SheanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang