CH.38: Feeling

68.5K 7.4K 2.3K
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ALIYEN ‼️



"Kak, laper," ucap Shea sekali lagi dengan wajah memelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak, laper," ucap Shea sekali lagi dengan wajah memelas.

Jevgar masih memperhatikan Shea lekat-lekat tanpa berniat membuka suaranya, hingga ketika cacing di perut gadis itu berbunyi barulah Jevgar percaya bahwa Shea tidak berbohong padanya.

Jevgar berjalan ke arah meja tempat botol alkoholnya berserakan diatas sana, ia kemudian mengambil kotak pizza yang masih tersisa dua potong. Sedangkan, Shea masih tetap berdiri di tempatnya sambil menunggu Jevgar kembali.

"Makan," ucap Jevgar sambil melemparkan kotak pizza itu pada Shea.

Shea menerima makanan pemberian Jevgar dengan raut wajah sumringah, tanpa basa-basi gadis itu memakan pizza di hadapan Jevgar yang masih marah padanya. Terdapat dua potong pizza di dalam kotak itu, Shea mencoba menawarkan satu pizzanya pada Jevgar tapi cowok itu langsung menggelengkan kepalanya. Akhirnya, karena merasa sangat lapar Shea langsung memakan dua pizza itu sekaligus.

"Nyam-nyam," ucap Shea yang memberikan isyarat bahwa makan itu sangat enak. Jevgar menahan senyumnya saat melihat Shea yang dengan lahap memakan pizza pemberiannya, gadis itu terlihat menggemaskan saat sedang menurut seperti ini.

"Sadewa gak ngasih lo makan?" tanya Jevgar menatap teduh ke arah Shea, gadis itu hanya tersenyum manis ke arahnya sambil menggelengkan kepala.

Shea berhenti mengunyah sejenak. "Kasih, cuma udah tadi sore, marahin kak Jevgar juga butuh tenaga."

Saat Shea melanjutkan makannya kembali, Jevgar hanya diam memperhatikan gadis itu sambil menahan sakit dikepalanya akibat alkohol yang terlalu banyak. Namun, ia mencoba untuk tetap sadar agar tidak hilang kendali di hadapan Shea.

"Minumnya mana?" tanya Shea setelah menghabiskan makanannya.

Jevgar terdiam selama beberapa saat, ia kemudian menggelengkan kepalanya saat ingat bahwa markas hanya tersisa alkohol saja. Untungnya, Shea bisa mengerti akan keadaan markas saat ini, di dalam tempat seperti ini mana mungkin ada air mineral.

"Yaudahlah lanjut, tadi marahnya sampe mana?" tanya Shea dengan polosnya.

"Marahnya berhenti di Shea atau kak jevgar?" tanya Shea yang hanya ditatap datar oleh Jevgar.

"Kita tadi lagi debat soal apa?" tanya Shea sekali lagi yang masih diabaikan oleh Jevgar.

Jevgar menatap ke arah Shea dengan tatapan pasrah, sepertinya percuma bertengkar dengan gadis seperti Shea yang tidak ada otaknya. Mungkin, situasi ini bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih penting dan menguntungkan dirinya dibanding hanya memarahi gadis seperti Shea.

Jevgar The Story Of SheanaWhere stories live. Discover now