CH. 58 : Should It End?

42.3K 5K 3.7K
                                    

Pukul enam sore di kota Jakarta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul enam sore di kota Jakarta. Awan gelap menghiasi langit sore itu hingga membuat udara menjadi terasa sangat dingin dikulit, sepanjang jalan Shea termenung sambil menghadap ke arah luar dari dalam mobil milik Jarrel.

Di dalam mobil itu tidak hanya ada Jarrel saja tapi juga Oscar dan Region yang menemaninya pulang ke rumah, meskipun begitu Shea tetap tidak merasa diantarkan pulang ke rumah karena ia sadar bahwa tidak ada rumah untuk dirinya pulang.

"Jangan nangis lagi Shey, masih ada gue disini," ucap Region yang membuat Shea menarik ujung bibirnya.

"Kasian Marlon naik motor sendirian," celetuk Oscar sambil tertawa kecil.

Jarrel hanya terdiam sambil mendengarkan ketiga orang itu berbincang-bincang, meskipun hanya percakapan singkat setidaknya gadis yang berada di sampingnya sudah berhenti menangis.

"Kalo butuh hiburan lo bisa hubungin gue," ucap Jarrel ketika menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Shea.

Shea hanya menganggukan kepalanya, jika dulu Jarrel bersikap seperti ini sebelum ada Jevgar mungkin Shea tidak akan berpaling darinya. Sayangnya, ia baru mengenal Jarrel lebih dekat setelah menjalin hubungan dengan Jevgar dan sekarang perasaan nya habis di cowok itu.

***

Mobil Jarrel meninggalkan rumah tepat ketika Shea sudah berdiri didepan pintu masuk rumahnya, dan sekarang giliran ia yang ragu ingin masuk kembali ke dalam rumah atau pergi lagi.

Gadis itu menghela napasnya, ia hanya bisa pasrah akan semua keadaan rumah yang kini tidak pernah baik-baik saja untuk dirinya, rumah itu sudah lama kehilangan nyawanya.

Klek! Shea membuka pintu rumah itu dengan perlahan.

Tubuhnya langsung tersentak kala Jordan langsung membentaknya saat ia baru melangkahkan satu kakinya masuk ke dalam rumah, seketika denyut jantungnya berdetak kencang dan perasaan penuh amarah mulai menyelimuti dirinya lagi.

"SHEANA!!" bentak Jordan ketika Shea baru saja memasuki pintu rumah.

"MAKSUD KAMU APA BULLY ZEVANIA DI SEKOLAH, MAU JADI JAGOAN KAMU DI SEKOLAH?!" pekik Jordan dengan nada tingginya seakan Shea baru saja melakukan kesalahan besar.

Shea tidak pernah mengira ia akan diperlakukan buruk di rumahnya sendiri, ia bahkan tidak pernah berpikir bahwa sepulangnya dari sekolah dirinya akan di marah karena Zevania yang mengarang cerita.

"Ayah lebih percaya cerita karangan Zevania?" tanya Shea menatap Jordan tak percaya.

"Ayah lebih paham Zevania dibanding kamu, Shey!" tegas Jordan yang menatap tajam ke arah Shea.

Shea tersenyum getir. "Kalo Zevania salah apa ayah bakal tetep bela?"

Jordan mengangguk. "Zevania nggak mungkin punya sifat jahat."

Jevgar The Story Of SheanaWhere stories live. Discover now