CH. 59 : Where Is The Place To Rest?

49.4K 5K 2.8K
                                    

Tubuh Shea terasa lemas pagi ini, mungkin karena semalaman ia menangisi luka-luka yang berada di tubuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tubuh Shea terasa lemas pagi ini, mungkin karena semalaman ia menangisi luka-luka yang berada di tubuhnya. Padahal, dulu Sadewa dan Jordan tidak akan membiarkan tubuhnya memiliki luka sekecil apapun, namun sekarang justru mereka yang memberikan luka cukup dalam pada dirinya.

Shea berjalan menuruni anak tangga satu persatu, seluruh lukanya sudah ia tutupi dengan foundation bahkan wajahnya yang pucat sudah ia tutupi dengan berbagai macam riasan wajah.

Tubuh itu tampak baik-baik saja kalau dilihat dari luar, berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya. Tapi, meskipun begitu luka pada telapak tangannya tidak dapat ia tutupi dengan apapun.

"Mata kamu bengkak kenapa? Nangis semaleman?" tanya Jordan ketika Shea baru saja turun dari lantai dua.

Shea diam tidak menjawab, ia mengabaikan pertanyaan Jordan yang terdengar menyakitkan di telinganya. Sementara itu, Jordan melihat ke arah telapak tangan Shea yang terlihat memar kebiruan.

"Luka segitu doang buat kamu nangis?" tanya Jordan sekali lagi dan kali ini terdengar seperti meremehkan tindakan Shea.

Sadewa melirik ke arah Shea. "Lebay. Salah gue sih memang terlalu manjain lo!"

Shea menghela napas, merasakan dadanya yang terasa begitu nyeri saat mendengar perkataan Sadewa dan Jordan. Namun, sebisa mungkin Shea tidak menunjukan ekspresi apapun di hadapan mereka, wajah dinginnya selalu menyelimuti dirinya sejak hari kedatangan Delvina dan Zevania dirumah ini.

"Kalo kamu masih berani celakai anak saya, saya dan ayah kamu sepakat untuk bawa kamu ke psikiater," ancam Delvina yang memberikan peringatan pada Shea.

Tentu saja hal itu langsung membuat Shea merasa harga dirinya terluka dengan perkataan yang diucapkan wanita itu.

"Lo yang gila kenapa gue yang harus berobat?" tanya Shea sambil menatap tajam ke arah Delvina dan Zevania secara bergantian.

Setelah mengatakan hal itu, Shea melangkahkan kakinya berjalan ke arah pintu utama. Rasanya ia ingin cepat-cepat keluar dari rumah karena disini hanya luka yang ia dapatkan.

***

Tujuannya sekarang adalah pergi ke rumah Marlon, sepanjang jalan sesekali Shea mendongakkan kepalanya melihat ke arah langit pagi ini yang begitu cerah, sangat berbeda dengan suasana hatinya.

Setiap hari ia selalu menyemangati dirinya sendiri, Shea harap ia segera menemukan alasan untuk tetap tinggal di bumi ini lebih lama lagi.

"Cantik!" seru seseorang dari kejauhan.

Suaranya tidak asing ditelinga Shea, namun tetap saja ia tidak mau menoleh karena mungkin saja itu bukan untuk dirinya.

"Princess!"

Shea terus berjalan ke arah rumah Marlon, ia mencoba untuk mengabaikan suara yang sejak tadi terdengar akrab di telinganya. Tapi, siapa yang memanggilnya?

Jevgar The Story Of SheanaWhere stories live. Discover now