CH.37: Drunk On Headquarters

59.2K 6.8K 2.9K
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ALIYEN ‼️



Sepanjang perjalanan Shea terus-terusan tidak henti-hentinya bertanya pada Sadewa tentang alasan mengapa ia harus ikut ke markas Skydome bertemu dengan Jevgar malam ini, meski begitu jawaban Sadewa tetap saja sama ia yakin saat ini hanya Shea yang...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepanjang perjalanan Shea terus-terusan tidak henti-hentinya bertanya pada Sadewa tentang alasan mengapa ia harus ikut ke markas Skydome bertemu dengan Jevgar malam ini, meski begitu jawaban Sadewa tetap saja sama ia yakin saat ini hanya Shea yang mampu membuat Jevgar berhenti menjadikan markas sebagai pelampiasan emosinya.

Malam ini kota Jakarta terasa begitu damai dan tenang di mata Shea karena tidak ada kemacetan yang terjadi saat ini, hanya ada gemerlap lampu jalanan juga beberapa pengendara motor dan mobil yang berseliweran di sepanjang jalan.

Perjalanan dari rumah menuju markas Skydome membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit untuk sampai, Shea membuka setengah kaca mobilnya ketika ia sudah mulai memasuki wilayah markas besar Skydome.

Sepanjang jalan hanya ada dirinya dan Sadewa saja, jalanan tampak begitu gelap, sepi dan sunyi dan ditengah keheningan itu Shea lagi-lagi bertanya akan hal yang sama pada Sadewa hingga membuat Sadewa geram sendiri.

"Bang, harus banget gue ketemu sama kak Jevgar?" tanya Shea untuk yang kesekian kalinya.

Sadewa melirik ke arah Shea. "Sepuluh."

"Lo udah nanya pertanyaan ini sepuluh kali ke gue," ucap Sadewa dengan kesal.

Shea mendengus kesal. "Bang, asal lo tau gue itu dibilang murahan, sampah..,"

"Shey, gue gak pernah salah nilai orang, lo gak percaya sama pilihan gue?" sela Sadewa yang memotong perkataan Shea.

"Mau diliat dari bagian bumi sebelah mana juga kak Jevgar gak ada baiknya, bang," ucap Shea dengan raut wajah yang terus ditekuk.

Pandangan Sadewa sedikit melirik ke arah Shea kembali, ia mulai memperhatikan raut wajah adiknya dengan lekat, gadis itu terlihat sangat tertekan sekarang. Padahal, Sadewa kira hubungan Shea dan Jevgar sudah sangat dekat sehingga keduanya terkadang memiliki rasa cemburu satu sama lain, nyatanya hubungan keduanya masih sebatas orang asing dan tidak lebih dari itu.

Sebenarnya, ujung dari permasalahan ini terletak pada Jevgar. Pasalnya, bagaimana caranya Shea bisa masuk ke dalam dunianya, sementara Jevgar sama sekali tidak memberikan akses untuk dapat menerima orang baru?

Sadewa menggelengkan kepalanya. "Lo cuma belum pernah liat baiknya Jevgar, galak-galak gitu gue yakin dia udah sesuai sama tipe lo selama ini."

"Tipe Shea itu cowok romantis kaya yang di novel-novel, bukan cowok galak, egois kaya kak Jevgar," protes Shea dengan geram.

Jevgar The Story Of SheanaWhere stories live. Discover now