CH. 57 : Endless Pain

40.2K 4.9K 3K
                                    

Shea duduk di kursi kantin dengan raut wajah kesalnya, ia langsung memakan soto pesanannya dengan begitu lahap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shea duduk di kursi kantin dengan raut wajah kesalnya, ia langsung memakan soto pesanannya dengan begitu lahap. Sangking lahapnya ia sampai tidak sadar jika di depannya kini sudah ada Azka, Selatan, Adipta, Juna dan juga Ares.

Kelimanya tengah fokus menatap ke arah mangkok soto yang habis dalam sekejap oleh Shea, ia tidak tahu bahwa gadis secantik Shea tidak peduli akan etika makan.

Tidak heran mengapa banyak cowok jatuh cinta terhadapnya, selain cantik, rendah hati dan tidak arogan. Shea merupakan gadis yang unik seperti apa yang dikatakan Region kala itu.

"Kenapa lo semua liatin gue? kalo naksir gue gak mau tanggung jawab!" ucap Shea masih dengan raut wajah kesalnya.

Ia benar-benar tidak habis pikir dengan sikap Jevgar yang membuat hatinya semakin diobrak-abrik, kalau seperti ini terus bagaimana caranya ia bisa merelakan Jevgar dengan orang lain?

Apakah semudah itu mempermainkan hatinya? Hanya dengan sebuah pelukan dan kecupan singkat saja rasanya menyakitkan. Apa seperti ini rasanya patah hati?

"Shey, lo udah ketemu sama kakak gue?" tanya Selatan yang memang baru saja ditanya oleh Jevgar.

"Pusing gue sama kelakuan kakak lo," celetuk Shea dengan raut wajah geram.

Shea ingin marah namun disaat yang bersamaan ia juga merasa sedih, ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan saat ini.

"Ka, bilang sama keamanan kelas kalo kak Jevgar atau abang gue mau masuk ke kelas usir aja langsung," timpal Shea menatap Azka dengan tatapan galaknya.

Azka langsung memberikan hormat pada ketua kelasnya. "Siap laksanakan!"

Juna yang kala itu merupakan ketua keamanan kelas langsung ikut memberikan hormat pada Shea  "Siap laksanakan!"

Shea mengacungkan jempolnya, ia kemudian lanjut memakan soto di piring kedua. Karena, hari ini Shea memang memesan tiga porsi untuk dirinya sendiri.

"Jangan buru-buru Shey, kita semua bakal temenin lo makan," ucap Adipta yang takut jika Shea tersedak makanan nya sendiri.

"Pelan-pelan pak sopir," celetuk Ares yang membuat Shea langsung melayangkan tatapan tajamnya.

"Gue lagi gak mood dengerin lawakan lo ya Ares," ucap Shea menatap galak ke arah Ares.

"Ini supaya lo gak bisa denger suara orang lain selain kita Shey," balas Ares yang langsung disetujui oleh keempat cowok lainnya.

Memang benar Shea tengah mencoba untuk mengabaikan suara orang-orang di sekitarnya, ia bahkan makan sambil sesekali menyeka air matanya.

Perkataan orang-orang tentang dirinya memang begitu jahat, semua orang justru menganggap Shea rendah dan remeh setelah kabar putusnya dengan Jevgar mulai menyebar luas.

Mungkin, jika ia berhenti mengunyah air matanya tidak akan bisa berhenti karena memang dadanya tengah merasakan sesak yang tidak berujung.

Semua orang di hidupnya telah berhasil meredupkan sinarnya, namun bukan berarti ia harus berhenti bersinar, kan?

Jevgar The Story Of SheanaWhere stories live. Discover now