CH.33: Student Council Raid

51.3K 4.3K 1K
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Sudut bibir Sadewa sedikit terangkat kala melihat Shea berjalan mendekat ke arah tempat ia berdiri saat ini, terlihat bahwa gadis itu sudah rapi dengan seragam sekolah dan ransel yang berada di kedua pundaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudut bibir Sadewa sedikit terangkat kala melihat Shea berjalan mendekat ke arah tempat ia berdiri saat ini, terlihat bahwa gadis itu sudah rapi dengan seragam sekolah dan ransel yang berada di kedua pundaknya. Sejak dulu Shea tidak ada berubahnya sama sekali, ia selalu suka akan pakaian ketat agar terlihat seksi padahal menurut Sadewa bentuk badannya saja kurus kering tidak berisi.

Meskipun terkadang bersikap menyebalkan dan tidak mendengarkan perkataan Sadewa, tetap saja Sadewa menyayangi Shea lebih dari apapun. Contohnya, seperti saat ini ketika sekolah mengadakan razia dan Sadewa sudah mengetahui hal ini lebih dulu dibanding Shea.

Sadewa tidak mungkin akan sejahat itu membiarkan Shea dihukum berjemur di tengah lapangan hanya karena gadis itu melanggar beberapa aturan sekolah. Oleh karena itu, Sadewa akan mencegahnya walaupun ia tahu pasti Shea akan marah terhadap dirinya.

"Hari ini ada razia, pake baju yang bener," ucap Sadewa sambil mengelus helaian rambut Shea yang kini sudah tumbuh semakin panjang.

Shea yang tadinya tersenyum manis ke arah Sadewa tiba-tiba langsung memasang wajah kesalnya dan menatap Sadewa dengan tatapan tajam.

"Bohong, abang kata siapa?!" tanya Shea dengan geram.

Bukannya Shea tidak tahu terima kasih pada Sadewa, hanya saja mengapa Sadewa baru berbicara saat ia sudah rapi dengan seragam yang digunakannya?

Sadewa memijat pelan keningnya. "Udah cepet sana ganti."

Perkataan itu masih tidak dihiraukan oleh Shea, gadis itu masih menatap kesal ke arah Sadewa ia tidak bergerak sedikitpun dari tempat ia berdiri saat ini, sementara Sadewa hanya bisa menarik napasnya dalam-dalam kemudian menatap ke arah Shea dengan tatapan hangat agar emosi adiknya bisa terkontrol.

"Ngeyel banget dibilangin, gue ini wakil Skydome kalo lo lupa," ucap Sadewa sambil mengelus lembut pucuk kepala Shea dengan tangan kanannya.

Sebenarnya, Sadewa juga tidak akan tahu hal ini jika tidak diberitahu oleh Jevgar. Bodohnya, bukannya memberi kabar dari semalam Jevgar justru mengabarinya saat jam enam pagi di saat dirinya masih tertidur pulas dan Shea sudah lebih dulu mandi pagi dan bersiap-siap ke sekolah.

"Seragam OSIS nggak lo bawa ke tukang jait semua, kan?" tanya Sadewa dengan lembut supaya amarah Shea cepat meredam.

"Udah jangan ngambek, sana ganti baju nanti telat ke sekolah gue lagi yang disalahin," ucap Sadewa sambil mengecup singkat kening adiknya.

Jevgar The Story Of SheanaWhere stories live. Discover now