CH. 45: High Fever

49.5K 5.7K 1.3K
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️

🌷 ABSEN KEHADIRAN DISINI YA ALIYEN 🌷



Jevgar bangun dari tidurnya pukul enam pagi, ketika bangun hal pertama yang ia ingat adalah kejadian tidak menyenangkan kemarin sore di mall bersama Shea

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Jevgar bangun dari tidurnya pukul enam pagi, ketika bangun hal pertama yang ia ingat adalah kejadian tidak menyenangkan kemarin sore di mall bersama Shea. Ia mengusap kedua bola matanya dan meraba nakas hanya untuk melihat isi notifikasi di handphonenya, dan ternyata Shea belum kunjung mengirimkan pesan padanya.

Pagi ini rumah mewah kediaman keluarga Kardioz sedang dipusingkan oleh Jevgar yang tidak mau makan ataupun minum obat, sejak semalam cowok itu memang sudah mengeluarkan gelagat anehnya. Bahkan, meski sudah bangun sejak pukul enam pagi cowok itu hanya uring-uringan di atas ranjangnya saja.

Setelah mengurusi Nostra dan Selatan tibalah saatnya Kalea memasuki kamar Jevgar, satu-satunya tempat di rumah ini yang paling Kalea takuti setelah ruangan kerja Nostra. Rasanya, jika memasuki ruangan Jevgar hawa dingin seakan menusuk kulitnya ditambah lagi tatapan dingin yang selalu Jevgar lontarkan untuknya membuat dirinya seakan terintimidasi.

"Kak, mau mama buatin bubur ayam?" tanya Kalea dengan suara lemah lembutnya, ia berdiri tepat di samping ranjang milik Jevgar.

Jevgar melirik ke arah Kalea berdiri saat ini. "Gak usah."

"Terus kakak mau sarapan apa pagi ini?" tanya Kalea yang masih mencoba untuk memberanikan diri menghadapi Jevgar.

Jevgar menatap datar ke arah Kalea. "Gak nafsu makan, apalagi kalo lo yang masak."

Bagi Jevgar memberikan kepercayaan pada orang baru sama dengan cari mati, ia sudah sering memberikan kepercayaan dan berakhir pada penghianatan seperti apa yang telah dilakukan kebanyakan orang terhadapnya.

"Nanti minum obat paracetamolnya, gimana?" tanya Kalea sekali lagi.

"Kalo mau cari muka jangan sama gue," ucap Jevgar dengan suara ketusnya.

"Keluar. Gue lagi nggak mau liat muka lo hari ini," sambung cowok itu yang langsung membuat Kalea berhenti berbicara.

Kalea langsung melangkahkan kakinya pergi dari kamar yang menurutnya sangat terkutuk di rumah ini, dari banyaknya manusia yang pernah ia temui Kalea tidak pernah menyangka bahwa ia akan takut pada seorang anak yang baru menginjak umur tujuh belas tahun itu.

Jevgar memang benar-benar membangun tembok yang sangat tinggi terhadap siapapun, bahkan Shea pun hanya mengetahui lima persen saja dari dalam dirinya. Bagaikan lautan, semakin menyelam lebih dalam semakin sakit pula yang akan dirasakan penyelamnya.

Jevgar The Story Of SheanaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ