CH.22: What Is Peace?

51.4K 4.1K 1.3K
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Hari ini Shea menghabiskan waktu di dalam kelas bersama teman-temannya selama seharian penuh, meskipun saat jam istirahat beberapa dari mereka mengajak Shea untuk ke kantin tapi Shea menolaknya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Hari ini Shea menghabiskan waktu di dalam kelas bersama teman-temannya selama seharian penuh, meskipun saat jam istirahat beberapa dari mereka mengajak Shea untuk ke kantin tapi Shea menolaknya.

Shea tidak pergi ke kantin, atau pun ke tempat lain. Tidak ada yang membuatnya bersemangat sekolah terkecuali Jevgar. Tapi, sayangnya Jevgar tidak masuk sekolah hari ini. Oscar juga sering menghilang entah kemana, ia hanya meninggalkan surat dan bunga mawar putih ke loker milik Shea setiap harinya.

Tidak ada yang tahu kemana perginya Oscar, dikarenakan akhir-akhir ini Oscar sering membolos sekolah. Beberapa kali Shea mencoba menghubungi Oscar, namun yang didapat adalah nomor yang tidak bisa dihubungi.

'KRINGGGG!!!'

Bel sekolah berbunyi sangat nyaring hingga memekakkan telinga, seluruh murid langsung bersorak gembira menyambut libur Sabtu dan Minggu. Terkecuali Shea, ia langsung buru-buru berlari ke parkiran sekolah untuk menunggu Erza keluar dari kelas.

"Kak, gue mau ngomongin hal penting sama lo," ucap Shea saat Erza sudah berada di hadapannya.

Erza terlihat sangat terburu-buru hingga ia tidak mengalihkan pandangannya ke arah Shea.

"Gue sibuk, di chat aja," ucap Erza sambil melirik ke arah jam tangan yang terpasang di tangan kirinya.

Shea menahan lengan Erza. "Nggak bisa, kak!"

Erza menoleh ke arah Shea, seperti tidak biasanya Shea ingin membicarakan hal penting dengan dirinya. Sepertinya kali ini memang benar-benar penting. Akhirnya, Erza memutuskan untuk mendengarkan Shea terlebih dahulu.

"Kenapa?" tanya Erza dengan raut wajah serius.

Shea menarik napasnya dalam-dalam, kemudian ia menatap serius ke arah Erza. Sedangkan, Erza hanya menatap datar ke arah Shea sambil menunggu hal penting apa yang akan Shea katakan padanya.

"Kak, menurut lo perasaan gue ke kak Jevgar gimana?" tanya Shea menatap penuh harap ke arah Erza.

Erza mengerutkan keningnya. "Kok tanya gue sih?!"

"Masalah perasaan ya cuma diri lo sendiri aja yang tau," sambung Erza dengan nada kesal.

Shea menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak terasa gatal.

"Kak, gue gak pernah ngerasa sebingung ini sebelumnya!" ucap Shea dengan wajah frustasi.

"Wajar sih, dulu kan lo banyak cowoknya sekarang lo harus jaga image demi disukain Jevgar. Emang lo kenapa?" tanya Erza yang hanya dijawab oleh helaan napas lesu.

Jevgar The Story Of SheanaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora