[After Story] Jagoan 🌼

228 26 3
                                    

"Unaa hape?"

"Mana coba dicari dulu sama Mas Abi sendiri."

Waktu Bundanya memperbolehkan main setelah mandi sore, Kakak Adhi langsung mengambil ponsel mainan yang sering ia selipkan di tas kodoknya. Tas itu tergantung di dekat pintu kamar, dan Adhi selalu menaruhnya di sana.

Sang Bunda sudah mengajarkan pada kedua jagoan kembarnya untuk selalu membereskan mainan mereka. Jadi si kembar sudah punya tempat-tempat tertentu untuk menaruh mainan kesayangan mereka.

Berbeda dengan Kakak Adhi yang punya mainan favorit. Mas Abi cenderung hanya memainkan mainannya sesuai keinginan saat itu. Mungkin waktu melihat Adhi memainkan ponselnya, Abi jadi teringat kalau ia juga mempunyai mainan yang sama.

"Sudah dicari belum hayooo? Mas Abi emang terakhir simpen di mana?" Nita bertanya dengan lembut sambil mencarinya di sela sofa.

Mas Abi hanya memandang sang bunda dengan raut kebingungan. Sementara saudara kembarnya sudah sibuk dengan mainan lain, ponselnya ia kalungkan di leher.

"Keselip di kasur ngga ya, Mas?" Tanya Nita lembut, ia sudah menyerah mencarinya di seluruh penjuru ruang tengah.

"Da ada." Jawabnya, persis seperti nada yang suka digunakan sang ayah kalau sedang kehilangan barang. Ngga ada.

Nita menghembuskan napasnya. "Ya udah kalo ngga ada, Mas Abi mainin yang lain aja ya. Mau bangun lego lagi ngga?" Tawarnya, Abi mengikuti sang bunda menuju karpet untuk membuka kotak lego.

Abi mulai membangun lego bersama sang ibu, sedangkan sang adik sibuk bermain mobil-mobilan. Tangan kecil Abi menumpuk-numpuk lego tersebut sampai sebatas dahinya. Nita membantu mengencangkan setiap potongannya, agar bangunannya tidak roboh. Dari sela-sela potongan lego, Nita bisa melihat anaknya sesekali menatap sang kembaran seakan iri. Duh, jadi sedih liatnya.

Ezra pulang beberapa jam kemudian, membawa pulang beberapa donat madu yang ia bawa dari pertemuannya dengan direksi. Jagoan-jagoan kecil itu langsung menyerbu donat-donat tersebut. Keduanya mengambil masing-masing satu, kemudian memakannya dengan tenang dan lambat.

"Mas, kasian deh itu Mas Abi." Bisik Nita ketika ia duduk berdampingan dengan sang suami.

"Kenapa? Berantem lagi?" Tanya Ezra penasaran sambil mengamati pipi kedua jagoannya yang belepotan gula halus.

"Tadi kan Kakak main hape terus, emang kesukaan dia kan. Kayaknya Mas nya inget dia juga punya, eh udah aku cariin sampe ke kolong-kolong tapi ngga nemu."

"Keselip kali ya?"

Nita mengangkat bahunya. "Iya kali, Mas. Tapi ngga tau deh di mana."

"Besok juga lupa." Balas Ezra. "Mas kan bosenan, kalo misalnya besok masih nanyain kita cari bareng-bareng ya."

"Iya Mas."

Ezra turun dari sofa untuk berjongkok, lalu mengelap sisi-sisi pipi bocahnya yang banyak tertempel bubuk putih manis. "Belepotan gini Kakak, dimakan apa dicium-cium aja donatnya? Hmm?" Tanya Ezra gemas, si bayi hanya tertawa menunjukan dua giginya yang baru tumbuh.

Setelah si Kakak bersih, kini giliran si Mas yang harus dibersihkan pipinya. Anak itu selalu kelihatan lebih diam dan manis dibandingkan si kembaran. Mas Abi selalu terlihat tenang dan hanya aktif jika sedang main berdua dengan kembarannya yang selalu terlihat lebih ceria.

"Kata Bunda, hapenya Mas hilang ya?" Tanya Ezra lembut, Abi hanya menatap sang ayah lalu tersenyum manis. Ezra jadi ikut tersenyum melihat mataharinya melengkungkan sudut bibir. "Nanti kita cari ya kalo besok Mas mau mainin lagi."

Sekarang giliran Mas Abi yang memamerkan dua giginya atas dan bawah. Ezra langsung mengecup puncak kepala anak-anaknya gemas.

---

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Where stories live. Discover now