S T A R T 1 / 2

765 64 11
                                    

"Yang, aku bulan depan pulang loh."

"Oh iya? Kok bisa sih yang?"

"Iya, aku dipindahin ke Cabang Bandung. Bagus kan? Deket sama rumah kamu."

"..."

"Yang?"

"Ih iya seneeeng, ntar kamu kabarin kapan pulang. Aku pasti ikut jemput kamu!"

"Kok kamu kayaknya ngga seneng sih aku balik?"

"Seneng Gam, aku seneng banget sampe speechless hehehe."



Beruntung, terdengar kekehan senang dari sebrang sana. Kia untuk kesekian kalinya berhasil menyelamatkan diri. Setidaknya, kali ini. Mereka lanjutin ngobrol santai, sampai hal sepele seperti kopi yang dipesan Gamal terlambat sampai ke meja kerja. Kalau Gamal ketawa, Kia ikutan ketawa juga karena bayangin muka pacarnya juga di sana.

Kia nutup telpon terus hempasin badannya di kasur, mandangin langit-langit kamar sambil mikir. Dia beneran kangen banget parah sama Gamal.

Tapi gimana, Kia belom siap.


---------------------------------------------------

L E V E L U P!

Gamal's story, begin


Kia nepatin janjinya buat jemput Gamal di airport. Tadinya Mamanya minta nawarin buat ditemenin, tapi Kia mau temuin Gamal sendirian aja. Sejak Gamal kerja di Singapore, keluarganya akhirnya ikut pindah kesana semua. Kia dan pacarnya otomatis LDR, dua tahun lebih mereka cuma berhubungan jarak jauh.

Gamal ternyata bisa pulang, bisa tinggal. Kia ngga nyangka kalo ternyata kesempatan itu muncul dalam waktu cukup singkat. Kia seneng karena mereka ngga terpaut jarak sejauh itu lagi.

Tapi rasa senengnya, sebanding dengan rasa takutnya juga.

Kia melambai waktu melihat Gamal keluar dari area kedatangan. Cowok itu langsung mengulas senyum lebar dan berjalan cepat ke arah Kia sambil menyeret kopernya.

Kia setengah berlari nyamperin Gamal, cowok itu jadi lepasin kopernya dengan jarak tiga langkah lalu menangkap Kia dalam dekapan hangat. Gamal langsung menciumi pucuk kepala Kia berkali-kali, tangannya menepuk pelan punggung Kia, menenangkan.

"Sayang, aku baru sampe. Kamu udah nangis." Ucap Gamal diakhiri kekehan gemas, tangannya hendak melepas pelukan, tapi Kia mempereratnya.

"Gamal."

"Hmm?" Denger suara pelan dari pacarnya, Gamal akhirnya memutuskan untuk ngga bergerak.

"Sebelum kamu tanya, aku.." Kalimat Kia terjeda isakan, Gamal masih menunggu. Bahu Kia bergetar, nahan isakan supaya ngga makin kencang.

"Iya?"

"Maaf, aku belum siap."

Gamal menghela napasnya, tangannya beralih mengusap punggung Kia di belakang. Berusaha agar usapannya membuat tunangannya jadi sedikit lebih tenang.

Ternyata Gamal memang masih harus menunggu.

"Oke sayang, take your time. Kita jalanin aja sama-sama ya."

Kia mengangguk dalam dekapan Gamal, disusul isakan pelan lainnya. Gamal tersenyum sambil berusaha menenangkan kekasihnya.

Dua tahun berjauhan, Gamal kira ngga akan sesak kayak gini waktu ketemu. Dua tahun lamanya, Gamal kira kebahagiaan udah menanti di depan mata.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن