☁️22. Strolling Around☁️

414 49 20
                                    

Pagi itu Ezra masih enggan terbangun dari kasurnya, padahal matanya sudah terbuka sejak tadi. Di sampingnya ada Nita yang kelihatannya masih lelah dan malas untuk membuka mata. Selesai liburan, badan mereka pegal semua. Hari ini juga hari terakhir Ezra bisa bekerja dari rumah, besok sudah mulai berangkat ke kantor lagi. Jadi cuma hari ini dimana Ezra bisa dengan bebas nemenin Nita seharian penuh berdua aja.

"Cah Ayu." Nita menjawab dengan gumaman tak jelas, Ezra malah jadi gemas.

"Bangun heh, udah mau jam 7."

Sore kemarin, Ezra cukup terkejut menemukan kasur lipat ada di ruang tengah. Nita juga cuma senyum lalu menunduk takut-takut sebelum ditanya. Suaminya itu akhirnya tau penyebabnya setelah melihat kaca meja rias yang pecah. Pasti berat sekali saat itu sampai Nita ngga mau tidur di kasurnya, tanpa Ezra.

Malamnya, mereka malah beres-beres rumah sampe capek. Ngga masalah sih, toh berdua juga kok beresinnya. Biasanya juga begitu setiap akhir minggu. Lalu mereka mutusin buat beli meja rias baru sebagai pengganti. Lagi pula emang udah agak rusak penahan kacanya, lemari belakangnya juga sudah agak lapuk. Sebenernya, ini lemari peninggalan dari Mbak Gita dulu.

"Aku pegel tau, Mas. Kamu juga ngga?"

"Pegel lah, apalagi kalo dipeluk mulu kayak begini." Kata Ezra sambil mengarahkan kamera ponselnya jahil. Nita sempat tersenyum sekilas dan membiarkan Ezra mengambil foto, sebelum istrinya itu bangun dan mengikat rambut.

"Aku mandi duluan ya, Mas."

"Iyaa, jangan lama-lama." Ezra berbaring menyamping sekarang, dengan tangannya yang menumpu kepala membentuk siku.

"Emang kenapa kalo lama?" Nita sekarang sedang mengambil handuk bersih di lemari.

"Nanti aku ikutan masuk." Canda Ezra lalu tersenyum, Nita pasti sedang memerah pipinya sekarang. Ezra harap begitu.

"Oke, aku lamain deh." Goda Nita lalu berjalan memasuki kamar mandi.

"Ay, jangan sering-sering gitu ah!"

Sekarang malah Ezra yang memerah sampai ke telinga.

☁️☁️☁️

Selama di mobil, tangan Ezra terus-terusan dipeluk sama Nita. Kadang istrinya itu juga memainkan jemarinya, tidak membiarkan tangannya lepas. Ezra pernah mikir apa ngga kagok sebelah tangan nyetir dan sebelah tangannya dipegangin orang melulu. Waktu liat Gamal sama Kia tuh kayak kesannya geli dan too clingy. Tapi setelah ngalamin sendiri, enak juga ternyata hehehe.

Terakhir Ezra ajak Nita naik mobil berdua, Nita keliatan sangat merasa insecure. Rasanya seperti sentuhan sedikit saja akah menghancurkannya yang rapuh. Sekarang Ezra percaya, setelah ngelewatin masa itu, istrinya akan menjadi lebih kuat lagi. Mungkin emang harus begitu dulu tahapannya. Semua cobaan ada sejatinya untuk membuat manusia jadi lebih kuat, kan?

"Mas, nanti uangnya pake dari simpenanku aja." Ezra menghela napasnya.

"Kenapa?"

"Kan aku yang rusakin, maaf ya Mas."

"Kalo aku ngga pergi, kamu bakal rusakin ngga?" Nita menengok ke arah Ezra seraya berpikir beberapa saat.

"Ngga." Ezra mengulum senyum, lalu membuka kaca jendelanya karena mereka sudah berada di depan palang pintu untuk mengambil karcis parkir.

"Kalo gitu, jadi salah aku juga dong sayang. Ngga usah ya, uangnya simpen buat keperluan kamu yang lain aja." Ucap Ezra tenang sambil menekan tombol dan mengambil karcisnya, Nita semakin merasa ngga enak.

"Maaf, Mas." Tangan Ezra tergerak untuk mengusak rambut Nita setelah menaruh karcisnya di laci mobil.

"Ngga apa-apa, Mas maafin." Nah, kalo Ezra udah ngomong gitu Nita baru bisa merasa agak lega.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Where stories live. Discover now