20. Blessings

472 50 3
                                    

Kia lagi diiketin rambut sama Mamanya, hari ini cewek itu mau temuin Papa nya bareng sama Gamal. Hubungan mereka membaik akhir-akhir ini dan Mama sama Papanya saling ngehubungin seminggu sekali. Tante Irene, istri Papanya juga baik banget sama Kia dan Mama. Mamanya Kia bilang, kalo ibu itu yang dari awal mau dijodohin sama Papanya dulu. Memang baik banget dan manis, Mama Kia dulu suka insecure karena keliatannya Tante Irene sempurna banget. Tapi sekarang udah ngga kok, kan udah bahagia masing-masing.

"Kenapa pake pita segalaa?" Tanya Kia waktu Mamanya ngasih pita merah di ikatan rambutnya.

"Dulu Papa paling suka kalo liat kamu dikuncir, terus pake pita." Jelasnya, Kia ngangguk mengerti. Kia sama sekali ngga pernah inget, tapi Mamanya masih nyimpen kenangan itu dengan baik.

"Gamal udah dateng tuh kayaknya." Kata Mama waktu denger suara mobil masuk pekarangan rumah. Kia senyum terus berbalik buat natap Mamanya.

"Mama beneran ngga ikut?" Mamanya Kia ngegelengin kepala, terus tersenyum tipis sambil rapihin helai rambut Kia yang nutupin muka.

"Mama belum bisa, nanti aja ya."

"Oh, oke."

"Nanti kalo udah sampe bandara kasih tau ya."

"Iyaaa."

Kia nurunin tangga sedikit buru-buru, terus pake flatshoes nya yang dari tadi udah dikeluarin dari rak. Mamanya bukain pintu buat Gamal masuk dan nyuruh cowok itu nunggu sebentar di ruang tamu.

"Udah siap?" Tanya Kia sambil nyamperin Gamal yang terduduk kaku dari tadi, keliatan gugup banget.

"Udah." Jawab Gamal sambil maksain senyum, Kia langsung ngakak. Cewek itu nyamperin Gamal dan ngusap kedua belah pipinya pelan.

"Ngga usah tegang gitu, Papa ngga gigit."

"Tapi kan ini first time yang, aku takut salah tindak." Kata Gamal sambil melukin Kia yang masih berdiri, tangan Kia tergerak buat mengusak rambut Gamal.

"Ngga apa-apa, kita coba sama-sama ya. Aku juga sama kok, first time." Kata Kia nyemangatin Gamal, cowok itu mendongak terus pamerin senyum cerahnya.

"Oke, yuk."




-------------------------------------------------------------------------

Perjalanan kerasa cukup cepet buat sampe ke rumah Papa, mungkin karena Kia sama Gamal sama-sama gugup. Tapi Gamal ternyata lebih parah karena tremor nya hampir kambuh lagi, Kia yang sadar langsung genggam hangat tangannya sampe Gamal ngerasa lebih tenang. Gamal netralin napasnya, terus meluk Kia sebentar sebelum keduanya turun dari mobil. Kia megangin kotak kuenya erat-erat, terus hembusin napasnya perlahan sebelum jalan ke pekarangan rumah dengan cat abu-abu itu. Pemandangan Tante Irene yang sedang menyemprot anggrek menyambutnya.

"Eeeh Kia, kirain siang datengnya." Irene buru-buru mencuci tangannya sebelum Kia mendekat dan jalan masuk ke pekarangan rumah.

"Iya Tante, maaf kepagian ya?"

"Loh ngga kok, ngga masalah. Yuk masu-eh siapa ini?" Gamal senyum terus ngangguk sebelum memperkenalkan diri.

"Saya Gamal Tante, tunangannya Almira." Irene sempet kaget, terus natap Kia dengan tatapan bertanya. Beberapa detik kemudian tatapannya berubah jadi tatapan jahil sambil menyenggol lengan Kia yang udah malu.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang