☁36. Pull Y(our)self Together☁

340 42 19
                                    

Waktu istirahat makan siang, Ezra punya waktu lowong dan sempet buat cek media sosialnya. Satu per satu story temen-temennya di Insta di tontonin semua. Sampai pada akunnya Juna, ada foto testpack dengan dua garis di sana. Tentu semua orang tau apa artinya itu, apalagi dilengkapi dengan emoji bayi. Ketika semua orang kepikiran buat ngasih selamat ke Juna dan istrinya, Ezra malah langsung mencemaskan belahan jiwanya di rumah.

Ezra menelpon, tapi ngga diangkat. Rasanya pikirannya langsung terpecah kemana-mana, dan itu lumayan memusingkan. Bahkan presentasi anak buahnya pun tidak begitu Ezra perhatikan dan secara ngga langsung meminta Salsa untuk mengurusnya. Salsa tau, atasannya itu pasti lagi banyak pikiran.

"Cah ayu, kenapa baru diangkat?" Tanya Ezra cemas waktu setelah kelima kalinya, istrinya baru mengangkat telpon.

"Aku tadi ke Indoapril sebentar mas, hapenya aku charge. Ada apa?"

Ezra menelan ludahnya, lalu berusaha cepat berpikir alasan apa yang tepat. "Ay, nanti makan bakso rusuk yang kamu pengen itu yuk? Aku ini bisa pulang cepet deh."

Terdengar suara tawa Nita di sebrang sana. "Ya ampun mas, kirain aku apaan. Yaudah ayo."

"Hehehe, kepikiran aja. Kayaknya enak." Kata Ezra dengan mulus, kayaknya Nita belum liat deh story nya Shinta atau Juna.

"Boleh deh mas, jam berapa kamu pulang?"

"Jam lima pas aku langsung pulang. Kamu siap-siap aja."

"Aku ke kantor kamu aja deh mas, udah janjian sama Sania mau ngopi bareng."

Aduh bahaya, pikir Ezra. Udah pasti mereka ngobrol dan Shinta akan jadi salah satu topiknya karena kabar bahagianya hari ini. "Ngga usah lah ay, kamu di rumah aja."

"Kok gitu mas? Aku udah ngeiyain loh, mau ngadain baby shower sama yang lain juga."

Ezra makin pusing, ngga tau harus merespon pura-pura ngga tau atau gimana sekarang. "Oh gitu? Emang siapa yang hamil?" Tanya Ezra hati-hati.

Terdengar jeda singkat di sebrang sana, dan Ezra semakin takut untuk mendengar jawaban istrinya sekarang. "Shinta mas, istrinya Juna yang hamil."

Ezra langsung mengurut pangkal hidungnya. "Oke ay, aku tanya langsung ke intinya aja ya. Kamu ngga apa-apa?"

Nita terkekeh ringan, dan tawanya sama sekali ngga bikin Ezra jadi tenang. "Ngga apa-apa kok."

"Beneran? Kamu ngga usah ikut ay kalo-"

"Mas, aku ngga apa-apa. Ngga usah khawatir."

"Ngga bisa ngga khawatir!" Balas Ezra dengan nada memelas, masih ada rasa takut yang tersisa walaupun cuma sedikit. Dibalik semua keyakinan yang Ezra simpan karena istrinya keliatan baik-baik aja, masih ada sisa rasa khawatir di sana.

"Aku beneran udah baik-baik aja mas. Ngga usah cemas."

"Ini tuh beneran ngga?"

Nita menghembuskan napasnya kasar, kesel juga lama-lama diginiin terus. "Aku tuh udah bisa overcome it, beneran. Kok kayaknya kamu yang belum?"

Kalimat dari istrinya barusan seakan menampar pipi Ezra keras-keras. Pikiran-pikiran yang sengaja ia tenggelamkan setiap waktu, perlahan muncul lagi. Dengan bagaimana Ezra bersikap, bagaimana Ezra berusaha melindungi istrinya, apapun Ezra lakukan agar istrinya tidak terluka lagi. Yang tanpa sadar, malah membuat dirinya cemas sendiri.

"Mas, aku kan udah janji. Kalo ada apa-apa aku pasti akan bilang, kamu juga gitu kan?"

Ezra menghela napasnya pelan. "Iya cah ayu."

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Kde žijí příběhy. Začni objevovat