7. Fear

354 40 10
                                    

"Nanti diliat orang."

"Kenapa sih emang?"

Kia masuk ke gudang makanan, tadi pas baru selesai ganti baju. Pak Rifki minta tolong ambil beberapa bahan mentah buat bikin kari. Kirain kosong, ternyata di dalem ada Gema dan Niken di deket pintu Chiller Storage (Ruang Frozen Food) . Dengan posisi yang sama seperti yang diceritain Indah beberapa hari lalu. Niken langsung buru-buru melepaskan diri dan pamit ke luar dari sana.

"Di suruh ngambil apa kak?"

"Oh, ini disuruh buat ambil bahan bumbu kari." Kia lagi-lagi mutusin buat ngga peduli karena itu bukan urusannya. Jadi berusaha aja buat keliatan ngga tau apa-apa.

"Gue bantuin deh ya, soalnya di rak atas masih ada sisa daun kari nya." Gema narik kursi di pojokan buat ambil container di bagian atas. Kia cuma ngediemin aja dan berusaha ngumpulin bahan lainnya.

Ini tuh padahal Gema ngga ngapa-ngapain tapi Kia entah kenapa ngerasa suasananya ngga enak. Bikin takut.

"Nih kak." Gema nyodorin beberapa lembar daun kari, yang langsung Kia masukin ke dalam kotak yang dia bawa dari dapur.

"Oke, thanks." Kia langsung buru-buru ke luar dari ruangan karena ngga betah lama-lama berdua dalam satu ruangan sama anak itu.

Pintunya tertutup lumayan keras dari luar, meninggalkan Gema yang ketawa sendirian di dalam ruang penyimpanan.



























---------------------------------------------------

"Gam, ini resume anak-anak udah hampir ke kumpul semua. Tinggal satu orang yang belum." Kata Damar sambil merapikan berkas buat di baca sama Gamal. Awalnya mereka maunya soft copy aja, tapi kalo gitu nanti malah pada ngegampangin ngirimnya di telat-telatin. Jadi Gamal minta hard copy.

"Oh oke, siapa yang belum?" Tanya Gamal sambil mengambil alih dokumen itu dari meja Damar. Hari ini mereka dipindahkan ke gedung baru dan ruangan Gamal dan Damar terpisah dari anggota lain yang mejanya terbatas oleh kubikel masing-masing.

"Rio, yang paling muda." Kata Damar sambil memundurkan kursinya, lalu memiringkan posisinya supaya bisa liat Gamal yang berdiri di sampingnya.

"Loh kenapa? Bukannya dia lulusan univ bagus ya?" Gamal terheran, harusnya ngga ada masalah kan ini cuma ngumpulin resume aja. Pasti udah banyak yang dia kerjain dong, apalagi udah mulai kerja juga terhitung enam bulan.

"Ngga tau sih, ntar gue tanyain."

"Ngga usah, biar gue aja."

"Jangan digalakin pak." Kata Damar terus ketawa, Gamal balas terkekeh.

"Ngga lah, ngga akan."

Gamal bilang lewat chat ke Rio buat ketemu di ruangannya pas jam pulang kerja, udah sempet chat pacarnya juga bilang kalo jemputnya agak telat. Cowok itu sengaja minta resume anak-anak seruangan buat ngeliat tingkat kemampuannya segimana jadi kalo ada ketidaksesuaian penempatan jobdesc, Gamal mau atur ulang atau disesuaikan.

"Sore pak."

"Ya, duduk."

Rio duduk di kursi tamu depan meja kerja atasannya, kakinya agak gemetar karena takut dan gugup. Cowok itu sempat mikir kalo bakal ada kejadian seperti ini nantinya, apalagi waktu Gamal masuk ruangan pertama kali. Pasti akan ada perubahan, Rio bisa liat itu.

"Saya to the point aja ya, karena udah jam pulang dan kamu juga pasti ngga mau pulang telat. Gini, Rio kenapa belum mengumpulkan resume?" Rio menundukan kepalanya, menggigit bibir juga. Takut banget kalo Gamal bakal marah atau dirinya malah dipindahkan ke tim lain.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang