11. Beware of Bombs

325 39 4
                                    

NSFR (Not Safe For Ramadhan)

🔞

Untuk yang berpuasa, pastikan baca ini diluar waktu puasa oke! Jangan bandel 😤😤😤

















"Jadi lo curigain gue?"

"Hah? Ngga gitu sih Dam, gue kan cuma curiga aja sama kantor kita." Tegur Gamal sambil menepuk pundak Damar, mencoba menenangkan.

"Oh oke oke, haha." Tawa Damar hambar, setelahnya mereka ngabisin sarapan masing-masing dalam hening.

Beberapa hari setelah obrolan itu, seakan ngga terjadi apa-apa. Bahkan sampe waktu wawancara Gamal sama tiap anak di tim nya yang di dampingin Damar juga. Rekan kerja terdekat Gamal itu ngga berubah, Damar tetaplah Damar yang biasanya. 

Menurut hasil pantauan Gamal, ada beberapa orang yang udah sangat berpengalaman tapi produktifitasnya menurun karena umur, ada yang males, ada juga yang kemampuannya masih kurang. Gamal yakin ada yang salah tapi sejauh ini masih oke-oke aja.

Setiap orang nerima maksimal tiga proyek seminggu, sementara menurut Gamal seminggu lima juga bisa selesai. Mana ini proyek-proyek yang bisa dibilang kecil, harusnya bisa lebih cepet beres. Anggarannya juga lumayan gede, kayak asal-asalan aja gitu ngasih turun duitnya. 

Ah, apa Gamal terlalu ngeremehin ya. Duh ini bikin Gamal pening setiap hari. Nanti kalo rapat besar, bakal Gamal tanyain.

Tapi sebelumnya, emang Gamal perlu bukti dulu kalo tim nya mampu selesaikan proyek yang ada dengan sangat baik. Gamal liat semuanya potensial, apalagi Rio yang kerjanya semakin rajin dan cepat. Tinggal diasah sedikit lagi, Gamal berani bawa Rio ke proyek yang lebih besar dan keluar kota.

Kemajuan dari tim Gamal akhir-akhir ini mengundang iri dari tim lain. Bagian keuangan juga sekarang jarang handle proyek tim Gamal karena sang ketua bisa beresin itu dengan cepat dan selalu tepat waktu. Gamal selalu sadar banyak yang menatap tak suka ke arahnya. Tapi toh niat Gamal cuma mau kerja dengan baik, jadi berusaha ngga peduli sama omongan orang.

"Gam, ada yang nyari di luar." Kata Damar waktu Gamal masih ngebimbing Rio. Anak itu sekarang sudah nyaris mahir, Gamal tinggal ngoreksi sedikit-sedikit doang.

"Siapa?"

"Sekertaris lo sih katanya." Lanjut Damar sambil garuk tengkuknya, bingung juga. Ngapain juga Gamal punya sekertaris, kan ada dia.

"Gue ngga butuh sekertaris?" Damar mengedikan bahunya, sama-sama ngga ngerti juga. Damar cuma di suru menyampaikan aja kalo ada sekertaris menunggu Gamal di luar.

"Yaudah, lima menit lagi gue tunggu di ruangan."

Gamal menuju ruangannya sambil bawa berkas-berkas yang harus diusut dan diurus. Kayaknya ngga bisa ngandelin Damar lagi karena responnya tadi kurang baik kan? Gamal harus usaha sendiri dulu sampe bukti-buktinya lengkap. Tinggal beberapa waktu lagi sebelum rapat besar, dan Gamal harus selesai tepat waktu.

"Masuk." Suara ketukan pintu ngga bikin Gamal pecah fokus dari layar komputernya, dan ngebiarin sekertaris atau siapa lah itu masuk ke ruangannya. Suara ketukan hak sepatu dan lantai bikin Gamal sadar kalo itu pasti cewek. Gamal mengalihkan pandangannya dari layar dengan malas setelah denger pintu ruangannya ditutup.

"Tidak usah ditutup-. Loh, kamu Mona kan?" Tanya Gamal setelah menggantungkan kalimatnya setelah liat sosok cewek yang masuk ke ruangannya barusan.

"Apa kabar Gam?" Cewek itu tersenyum sambil perlahan naruh map di tangannya ke atas meja. Gamal sendiri masih bingung kenapa bisa terjebak dalam situasi seperti ini.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Where stories live. Discover now