☁️27. Daily Daily☁️

356 46 34
                                    

"Mau anteeer."

"Ngga usah kalo ngantuk, yang."

"Ngga kok ngga ngantuk. Ayooo."

"Duh, iya iya."

Gamal berjalan, melangkah keluar dari apartemennya sambil menggandeng Kia. Istrinya itu udah nguap-nguap daritadi, keliatan banget ngantuk. Gamal udah bilang ngga usah dianter, kasian Kia keliatannya udah tinggal nempel kasur pasti merem. Tapi kalo ngga diturutin, nanti bete seharian.

Tadi waktu ngabisin sarapan, Kia udah ketiduran di sofa. Gamal berniat pergi setelah nyuruh istrinya itu pindah ke kamar, tapi ternyata Kia malah bangun dan maksa mau anter. Udah niat katanya mau nahan ngantuk pagi ini. Udah dua minggu ini Kia pasti beneran ketiduran dan tau-tau suaminya udah pergi kerja aja.

"Hari ini pulang jam?"

"Ngga tau sayang, hari ini anak magang pada masuk."

Kia merengek manja, udah tau kalo gini pasti pulangnya malem karena banyak yang harus diurus.

"Tante Irene sama Jingga nanti ke sini kan?" Tanya Gamal sambil membuka pintu mobilnya.

"Iya nanti siang ke sore kayaknya."

"Oh ya udah ngga apa-apa, berarti kamu ada temen."

Kia merengut, lalu memeluk pinggang suaminya sebelum masuk ke mobil. Gamal ngerti, setelah akhir-akhir ini selalu pulang tepat waktu, hari ini mulai deh lembur-lembur lagi. Kia pasti bete, tapi ngga bisa dilarang lah itu kan kerjaan. Jadi tangan Gamal mengusapi kepala Kia lembut, lalu mencium pucuk kepalanya lama.

"Nanti aku hubungin Tante Irene ya."

"Mau apa?" Tanya Kia bingung, sambil tangannya dengan tidak rela melepas Gamal masuk ke dalam mobil.

"Mau nanyain kamu paling, siapa tau kamu bobo." Kia mengangguk sambil tersenyum, lalu menguap satu kali lagi.

"Hati-hati, yang."

"Iya, aku berangkat ya."

Gamal membunyikan klakson dan Kia membalasnya dengan lambaian tangan. Pria itu buka kaca mobilnya sebentar, memberi isyarat pada seorang ibu paruh baya yang biasa mengambil dan mengantarkan laundry untuk menemani Kia sampai depan kamar. Ibu itu tersenyum mengerti dan mengangguk. Nah, kalau udah begini Gamal bisa pergi kerja dengan agak tenang.

☁☁☁

Halaman kantor masih nampak sepi, cuma satpam dan beberapa cleaning service yang menyambutnya. Gamal emang sengaja dateng lebih pagi, udah ada rencana buat ajak anak magangnya keliling dan wawancara soal portofolio. Tim lain biasanya cuma diajak kenalan biasa terus langsung kerja. Gamal ngga mau kayak gitu, nanti orang-orang semacam Rio dulu malah makin banyak. Jatohnya malah jadi kerja dua kali, padahal kantor mereka itu beneran butuh bantuan.

"Pagi, pak."

"Selamat pagi, pak."

"Pagi semua, saya absen dulu ya."

Gamal memeriksa daftar hadir sambil mengobrol singkat, ternyata semuanya bukan berasal dari kampusnya. Harusnya ada satu orang, tapi belum hadir. Gamal kayaknya udah siap aja menandai namanya. Nanti harus ditanya betul apa alasan yang bikin dia ngga dateng atau terlambat.

"Permisi pak, maaf saya terlambat." Ujar seorang cewek sambil terengah dan terlihat habis berlari. Gamal memperhatikan name tag yang terkalung di lehernya.

"Yola, ya. Kenapa telat?"

"Saya tadi salah ruangan pak, jadi salah tim. Mohon maaf." Katanya sambil membungkuk sopan, Gamal mengangguk.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang