☁️34. Pour The Tea☁️

345 46 25
                                    

"Yang."

"..."

Gamal sedang berbaring menyamping, sambil mengusapi sisi wajah Kia. Istrinya sedang damai tertidur, bekas tangisan tampak di beberapa tempat termasuk pipinya. Sementara Gamal sejak tadi masih dalam posisi yang sama, sudah mandi dan rapi dengan baju kerja. Gamal semalam hampir ngga bisa tidur, sambil menunggu balasan dari siapa pun di grup chat nya. Bahkan Gamal sampai membuat kopi yang sebetulnya ngga bisa menenangkan juga, tapi setidaknya Gamal bisa terjaga. Menjelang dini hari, satu chat dari sekertarisnya sampai di layar ponsel.

S.Mona

Pak, kayaknya itu punya gue deh. 

Waktu itu sempet nebeng ngaca sama touch up doang di depan, 

Sorry yak lama balesnya. 

Gue cek dulu soalnya hehe.

Dan pesan singkat itu berhasil membuat Gamal sedikit tenang, bahkan bisa tertidur sambil memeluk sang istri meskipun cuma tiga sampai empat jam. Setidaknya, Gamal tau harus bilang apa kalau Kia bangun nanti.

"Morning, princess. Enak bobonya?" Sapa Gamal waktu Kia terlihat membuka kelopak matanya pelan-pelan. Masih menyesuaikan cahaya yang masuk, Kia mengusap-usap matanya dengan buku jari. Gamal memperhatikannya sambil tersenyum lirih, mata istrinya terlihat sembab. Ngga heran, semalam bahkan Kia menangis dalam tidurnya.

"Huh." Kia seperti baru menyadari apa yang terjadi, kemudian menatap Gamal dengan lirikan tak suka.

"Yang." Panggil Gamal lagi, lalu Kia malah membalikan tubuhnya ke arah sebaliknya, memunggungi sang suami. Gamal paham banget Kia pasti masih marah.

Gamal memeluk istrinya dari belakang, tangannya melingkar dan mengusap-usap perutnya lembut. Baru bangun tapi pipi Kia sudah basah lagi, Gamal tau dari suara istrinya yang sedang terisak.

"Princess, aku mau jelasin dulu soal semalem, dengerin ya." Kia tidak bergeming, dan Gamal semakin merapatkan tubuhnya.

"Tau ngga, semalem di grup ngga ada yang ngaku. Tapi Mona pc aku, katanya itu punya dia." Jelas Gamal dengan tenang, Kia mulai bersuara.

"Punya Kak Mon?" Suaranya setengah serak, Gamal tersenyum lirih sambil memberi kecupan lama di kepala Kia.

"Iya, punya dia. Katanya Mona sempet ikut dandan di kursi depan sebentar, mau ngaca, terus ya udah jatoh punya dia di situ."

Kia berbalik perlahan, mengubah posisinya jadi terlentang. Kia disambut senyum Gamal di samping wajahnya, jempol Gamal juga tergerak untuk menghapus jejak basah di pipi sang istri.

"Beneran?"

"He'em."

"Mau liat chat nya boleh?" Pinta Kia sambil menadahkan tangan.

Gamal merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel, lalu membiarkan Kia mencari apa yang ingin dilihatnya di sana. Gamal menanti sambil mendaratkan kecupan-kecupan ringan di pelipis istrinya. Mencoba menenangkan pikiran Kia saat ini.

"Hmm iyaya bener." Ujar Kia setelah menelaah isi percakapan yang tertera di ponsel suaminya. Kia bahkan sudah memeriksa grup dan percakapannya dengan Mona. Semua sesuai sama apa yang Gamal bilang.

Gamal menghembuskan napasnya lega. "Sekarang aku boleh peluk?" Kia mengangguk.

"Boleh morning kiss?" Kia mengangguk lagi, membiarkan Gamal mendaratkan kecupan-kecupan di wajahnya. Kia kelihatan masih enggan menatapnya, tapi ngga menolak apa yang Gamal lakukan.

LEVEL UP! (Gamal & Ezra next chapter of life)  [✔]Where stories live. Discover now