Bab. 3 ||Rumah Sakit||

257 28 4
                                    

Bab. 3

Rumah sakit pusat, negara P

"Hm..."

Seorang remaja tampan dengan wajah pucat mengerutkan keningnya, bulu mata bergetar saat kelopak mata itu terangkat dan menampakan mata biru langitnya yang indah.

Menatap langit-langit putih dan cahaya matahari yang menyinari ruangan itu membuatnya mengerjapkan matanya dan memalingkan kepalanya dari sinar matahari yang menyinari wajahnya.

Tunggu...

Remaja itu tiba-tiba duduk dan menundukkan kepalanya untuk melihat tangan seorang remaja yang ramping, pucat, dan kuat membuatnya membeku sejenak.

Aku hidup...?

Tangan ramping itu menekan dadanya dimana jantungnya berdetak dengan lemah.

Deg! Deg! Deg!

Remaja itu menahan tawa yang akan keluar dari bibirnya yang membuat bahunya bergetar.

Sehat, aku masih hidup...

"Hehehe~"

Setelah beberapa detik tertawa, remaja itu menatap sekelilingnya dengan mata biru langitnya.

"Tapi ini dimana...?"

"Dan siapa aku?"

Remaja itu menurunkan kakinya dari ranjang dan merenung dalam kebingungan, sesaat kemudian sebuah ingatan mengalir ke otaknya yang membuatnya mengerang kesakitan.

Seorang perawat wanita yang baru saja membuka pintu bangsal dan akan memeriksa pasien yang koma berteriak ketakutan saat remaja itu terbangun dari komanya selama dua tahun.

Remaja itu mengangkat kepalanya yang penuh dengan keringat dingin dan melihat perawat itu berlari ketakutan dengan kebingungan, tapi dia mengabaikannya karena dia mendapatkan ingatannya kembali meskipun masih banyak yang hilang.

Dia mati begitu mengenaskan karena komplotan bawahannya sendiri!?

Dan...

Wajahnya menjadi gelap saat dia ingat bahwa kematiannya dijadikan sebagai hari libur internasional dan mereka merayakan pesta itu dengan sangat gembira.

Bang!

Alvaro yang sedang tenggelam dalam ingatannya mengangkat kepalanya dengan tajam saat pintu terbanting terbuka dengan keras.

Seorang pria dan wanita paruh baya menghampirinya dengan tergesa-gesa dan mata berkaca-kaca.

"Sayang, apa kamu sudah bangun? Apakah ada yang sakit? Apa ada ketidaknyamanan? Butuh sesuatu?"

Wanita paruh baya itu bertanya dengan air mata berlinang dan menatapnya dengan sedikit ketidakpercayaan dan kebingungan dimatanya karena cucu mereka yang koma selama dua tahun terbangun.

Pria paruh baya di sebelahnya juga terkejut dan dengan tangan bergetar dia menghapus air mata dimata istrinya dan berkata dengan nada lembut.

"Sayang, lihat wajah cucumu yang penuh kebingungan, dia pasti bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu."

Hah?

Cucu?

Aku?

Alvaro mengerjapkan matanya saat banyak tanda tanya melayang di atas kepalanya.

"Air..."

Mengerutkan keningnya dengan tidak nyaman, dia hanya bisa menutup mulutnya kembali dan terdiam hanya menatap pria dan wanita paruh baya yang ada di depannya.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ