Bab. 49 ||Paranoid||

8 1 0
                                    

Bab. 49

"Hah?"

Melihat wajah kedua remaja di depannya yang bingung, senyum di wajah Elvano semakin lebar.

"Ya. Aku akan membantu kalian, setuju?"

Faisal dan Galleo saling memandang kemudian mereka menatap Elvano dan menganggukkan kepalanya.

"Oke. Dengar..."

Mereka bertiga berkerumun dan saling berbisik dengan suara rendah. Remaja yang paling tua tersenyum dengan puas setelah dua remaja muda berbalik pergi setelah mendengarkan rencananya.

"Jangan mengecewakan ku."

Elvano berdiri dan membersihkan debu yang ada di bajunya dengan wajah cerah tapi sebelum dia mengambil beberapa langkah, kepalanya tiba-tiba berputar dan pandangannya menjadi buram untuk sesaat membuat Elvano tersandung.

Bugh!

"Ah?"

Mata biru langitnya menatap tanah yang sangat dekat dengan wajahnya selama beberapa detik dengan keraguan yang tertulis dimatanya kemudian dia tersadar dan duduk dengan ekspresi dingin dengan tangan di dahinya.

Apa yang terjadi?

[Elvano, apa kamu baik-baik saja?]

[Benar. Tiba-tiba saja jatuh, apa kamu sakit?]

Apa ada seseorang?

[Tidak ada.]

Benarkah?

[Um.]

Alisnya yang tajam berkerut, kelopak matanya turun dan tidak lagi berbicara sambil mempertahankan postur tubuhnya.

Tenggelam dalam pikirannya membuat Elvano tidak menyadari seseorang berjalan menuju ke arahnya.

"Elvano."

Suara dalam dan magnetis mengalir ke telinganya yang membuat Elvano mengangkat kepalanya dan melihat Algibran berdiri di depannya dengan tatapan merendahkan.

Tanpa menunggu Elvano membuka mulutnya, Algibran yang memiliki wajah suram berkata dengan nada dingin.

"Menjauhlah dari Aleta."

"Kenapa?"

Elvano mengangkat sudut bibirnya dan menatap Algibran dengan tatapan mengejek. Dia dan teman-teman adiknya sudah saling merobek, wajah baik apa lagi yang harus dia berikan kepada teman adiknya dan mantan saingan cinta ini?

"Kalian tidak cocok untuk bersama."

"Ha? Menurutmu dia cocok dengan siapa? Kamu?"

Elvano berdiri dan menatap Algibran dengan mata terkulai karena dia lebih tinggi darinya.

"Dia tidak akan pernah menyukaimu."

Deg.

Tangan yang berapa dibelakang punggungnya terkepal dengan erat saat apa yang dikatakan oleh Algibran yang selalu ingin dia sangkal.

Benar, setelah tinggal bersama Aleta, Elvano tahu bahwa Aleta akan sulit menerima cintanya setelah melewati satu kehidupan yang suram. Jadi dia tidak pernah meminta sesuatu yang lebih kepadanya, Elvano hanya membutuhkan Aleta bersamanya.

Tapi semakin lama dia bersama Aleta, dia menjadi semakin menginginkan lebih karena dia merasa itu tidak cukup. Meskipun mereka telah menjadi pacar, keadaan mereka masih sama seperti teman tapi juga melebihi teman.

Kontak yang paling intim dengan Aleta hanyalah pelukan hangat, kecuali saat itu dia mencuri ciuman pertama Aleta dengan cara yang lihai dan tidak tahu malu dengan berpura-pura polos.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now