Bab. 51 ||"Ups! Mulut ember ini..."||

8 1 0
                                    

Bab. 51

"Hah?"

Arkanio mengedipkan matanya untuk menutupi keterkejutan dimatanya. Meskipun dia sedikit khawatir pada Elvano, jelas perhatiannya tertarik pada Gallendra yang sakit.

"Lendra sakit?"

"Ya, katanya dia demam."

"Setelah pulang sekolah, ayo kita kerumahnya."

"... Oke."

Mendengar jeda singkat dari jawaban Arfian membuat alisnya semakin berkerut. Keanehan sikap teman-temannya membuat Arkanio semakin tidak nyaman, menekan keraguan di hatinya Arkanio menundukkan kepalanya dan melanjutkan tugas menumpuk selama dia tidak sekolah.

....

"Sakit sekali..."

"Ughh... Sakit..."

Kenapa sakit sekali...

Siapa itu...?

SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!! SAKIT!!!

Sangat menyakitkan!

Tubuh remaja itu bergetar hebat, keringat dingin bercucuran di dahinya yang mulus. Kepalanya yang tertunduk menutupi wajahnya yang begitu terdistorsi karena rasa sakit yang hebat.

"Xavier."

Suara manis dan lembut membuat tubuh Elvano yang bergetar berhenti. Seolah terbangun dari mimpi buruk, dengan tangan bergetar Elvano mengusap keringat yang ada di dahinya dan menatap Aleta dengan senyum kecil.

"Ada apa?"

"Ini sudah jam istirahat, kenapa kamu masih berdiam diri di kelas?"

"Jam istirahat, sekarang...?"

"Ya."

"..."

Aleta menatap wajah pucat dan rambut pirang yang basah oleh keringat dengan kekhawatiran dimata kuningnya.

"Kamu sakit?"

Tangannya yang lembut dan ramping menyentuh dahi mulus Elvano yang dingin dengan lembut. Aleta yang terfokus pada perasaan yang ada di tangannya tidak menyadari tubuh Elvano yang menegang.

"Tidak panas."

Aneh, selama beberapa hari ini Xavier selalu berkeringat dingin.

Tapi...

Tenggelam dalam pikirannya sambil mengetuk dagu dengan jari-jarinya yang ramping, Aleta tidak sadar jika Elvano telah menatapnya dengan mata panas.

Panas, sangat panas, seolah ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Ada sesuatu...

"Aleta!"

Kedua orang itu membeku secara bersamaan dan menatap Keisya dan Grethania yang berjalan menuju Aleta dengan senyum lebar di wajah mereka.

Ah...

"Huh? Ada apa?"

Aleta memalingkan kepalanya dan menatap temannya yang memiliki wajah senang dengan bingung.

Mereka lagi.

"Kelas kita akan mengadakan outdoor ke museum..."

Elvano menurunkan kelopak matanya dan menatap ruang kelas yang sepi kecuali mereka berempat dengan mata kosong. Tanpa sadar alisnya berkerut memikirkan bagaimana dia hidup selama beberapa hari terakhir.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang