Bab. 26 ||Orang Gila||

85 8 6
                                    

Bab. 26

"Kakak, kenapa kamu bersembunyi disini?"

"Shht."

Gallendra yang mengikuti saudara laki-lakinya yang kembali ketempat mereka sebelum berada menutup mulutnya dan mulai mengikuti pandangan Elvano berada.

Apa yang mereka bicarakan?

Dia sangat penasaran apa yang Aleta dan Dian bicarakan hingga membuat wajah Dian menjadi pucat dan Aleta yang menunjukkan ekspresi kecewa dan sedih.

Gallendra merasa seekor kucing nakal telah menggaruk hatinya yang membuatnya merasa gatal. Jika dia bisa, dia bahkan ingin berjongkok di samping Dian dan Aleta untuk mendengarkan percakapan mereka yang sangat serius.

Tapi Elvano yang telah mendengar semua percakapan mereka meskipun dalam jarak yang lumayan jauh, menatap Aleta dengan cahaya yang terus menerus berkedip dimata biru langitnya.

Bukankah seharusnya Aleta tidak mengetahui bahwa dia adalah anak palsu dari keluarga Agatha?

Dan sejak kapan dia tahu tentang ini? Dia seharusnya mengetahui tentang latar belakang dirinya saat dia berumur delapan belas tahun!

Elvano mengedipkan matanya, kemudian dia tersadar apakah ini efek kupu-kupu yang legendaris?

Tapi, mata kuning Aleta memiliki kebijaksanaan dan temperamen yang tidak seharusnya seorang gadis berusia enam belas tahun miliki.

Ini menarik.

"Ayo pergi."

Elvano menarik kembali pandangannya saat Aleta telah pergi dan berbalik untuk kembali ke kelasnya.

"Kak Vano kamu tahu apa yang mereka bicarakan?"

Merasa semakin gatal, Gallendra menatap Elvano dengan cahaya terang dimata coklatnya.

"Ya."

Elvano melirik Gallendra dengan senyum tipis diwajahnya. Si idiot ini...

"Benarkah!?"

"Um."

"Lalu apa yang mereka bicarakan?"

"Mereka..."

Menatap mata berharap adik laki-lakinya, senyum jahat muncul dimatanya dan berkata dengan nada membosankan.

"Aku tidak tahu."

"..."

"Kakak!"

Elvano yang telah meninggalkan Gallendra yang tertegun dibelakangnya terkekeh geli.

....

"Ada apa dengan muka masam?"

Dylan menatap Gallendra dengan dengan senyum di wajah bayinya.

"Benar. Bukankah tadi kamu pergi untuk menemui Vano? Kenapa sekarang mukamu menjadi masam, apa kamu menemuinya?"

Bastian menopang kepalanya dengan tangannya saat dia menatap Gallendra yang berbaring dengan lesu di atas meja.

"Aku menemukannya."

"Lalu?"

"Dia membuatku penasaran sampai mati!"

"Kenapa dia tidak memberitahu apa yang dibicarakan kak Dian dan Aleta!?"

"Itu yang tidak aku ketahui!"

"Jangan bicarakan. Sekolah sebelah..."

Anggota Black Wolf mulai berbicara tentang sekolah sebelah yang menantang geng mereka untuk berkelahi. Elvano menekan tangannya yang sedikit bergetar di keran karena lampu toilet hanya bersinar dengan cahaya redup.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora