Bab. 39 ||"Bibi, aku lelah."||

14 2 0
                                    

Bab. 39

"Kalian akan menjemput Elvano?"

Gallendra menganggukkan kepalanya saat dia berdiri di belakang Aleta. Keysa terdiam sesaat dan kemudian dia melambaikan tangannya pada mereka berdua dengan penampilannya yang bebas.

"Kalau begitu, aku pergi."

"Hati-hati."

"Oke."

"Ayo pergi."

"Leta, kamu akan langsung pulang?"

"Tentu saja."

"Tidak melihat kak Vano?"

"Itu..."

"Quenby."

Kemunculan suara magnetis itu membuat Gallendra dan Aleta terkejut dan menatap sosok yang keluar dari bayang-bayang dengan heran.

"Kakak! Bagaimana kamu bisa datang kesini!?"

Elvano melirik Gallendra dengan mata biru langitnya, dia membuka mulutnya dan berkata dengan nada ringan.

"Berjalan."

"Berjalan kaki dari Rumah Sakit XXX ke sekolah kita lumayan jauh!"

Gallendra terkejut dan menatap Elvano yang tidak memiliki keringat atau bibir kering yang membuat remaja yang cerewet itu tertegun.

Melewati adik laki-lakinya, dia berjalan menuju Aleta yang menatapnya dengan terkejut tapi jika diperhatikan lebih dekat, gadis itu sedang merasa gugup dan cemas yang membuat Elvano sedikit bingung.

"Ini."

Elvano membuka telapak tangannya dan memprihatinkan kalung dengan liontin bercahaya seperti kunang-kunang.

"Apa ini?"

Aleta menatap liontin yang bercahaya seperti kunang-kunang di malam yang gelap dengan mata cerah.

"Seorang pria kecil memberikan ini karena menyukaimu."

Nada Elvano sedikit masam saat gadis yang dia sukai akan menerima hadiah pertama dari seorang bocah kecil yang menyukainya bukan darinya, hingga bocah itu rela memberikan kalung kesayangannya.

Aleta tidak mengambil kalung yang ada ditangan Elvano, dia menatap pria di depannya yang masih memiliki gaun rumah sakit dengan alis berkerut.

"Kenapa kamu keluar? Kami baru saja akan menjemputmu."

Melihat kerutan di dahi Aleta, Elvano mengulurkan tangannya dan merapikan kerutan di dahinya.

"Aku bosan."

"Kenzi mengatakan padaku bahwa ini akan mengusir ketakutan dan kebingungan mu."

Elvano mengambil tangan lembut Aleta dan menyimpan kalung yang ada di tangannya ke telapak tangan gadis itu.

"..."

"Kakak, ayo pergi."

"Hah?"

Gallendra yang melihat sikap mereka berdua yang berbeda dari sebelumnya tahu bahwa saudara laki-lakinya telah membuat kemajuan untuk mendapatkan Aleta. Tapi...

Sudut mulutnya berkedut melihat mata saudara laki-lakinya yang bingung.

"Kita pulang."

"Aku..."

Mata biru langit itu menatap Aleta dengan tatapan berharap saat dia benar-benar tidak ingin tinggal di rumahnya. Sekarang dia mendapatkan kesempatan untuk bersama gadis yang dia sukai, jadi kenapa dia tidak memanfaatkan itu untuk bisa terus bersamanya?

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now