Bab. 33 ||Perkelahian||

38 8 3
                                    

Bab. 33

Kebencian meluap dari matanya, Aleta tidak akan pernah melupakan suara orang ini hingga kematiannya menekan kebencian dimatanya. Memutar kepalanya, dia menatap Algibran yang berlari kearahnya dengan mata dingin.

"Apa?"

Algibran menatap Aleta dengan terkejut, dia tidak pernah melihat Aleta yang begitu dingin kepadanya apalagi matanya menatapnya seperti melihat orang asing, membuat Algibran merasa tidak nyaman.

"Kenapa?"

"..."

Melihatnya tidak berbicara dan hanya berdiri diam, Aleta mengernyitkan keningnya dan berbalik pergi untuk mencari sahabatnya, Keysa.

"Tunggu!"

Algibran yang tersadar dari keterkejutan mencengkram lengan Aleta dan bertanya dengan terkejut.

"Kamu tidak ingin mendengarkan ku berbicara?"

Cahaya dingin dan tajam melintas dimata kuning itu dan membuat Algibran secara refleks melepaskan tangannya yang sedang mencengkeram lengan Aleta dengan erat.

"Katakan."

Menghilangkan tangannya di dadanya, Aleta menatap Algibran dengan dingin.

"Menjauh lah dari Elvano."

"Kenapa?"

Aleta menyipitkan matanya dan menatap Algibran dengan tatapan berbahaya, tapi Algibran menundukkan kepalanya dan tidak melihat Aleta yang sedang menatapnya dengan tatapan berbahaya.

"Dia pria berbahaya..."

"Heh."

Mengangkat kepalanya, Algibran menatap Aleta dengan kebingungan di matanya. Dia tidak mengerti mengapa Aleta menyikapinya dengan sikap seperti itu.

"Kenapa aku harus menjauh darinya? Lalu kenapa jika dia pria yang berbahaya? Kenapa juga aku harus mendengarkan mu?"

"Aku tunangan..."

"Tunangan? Jangan bercanda. Kenapa aku harus menuruti semua perkataan mu? Aku akan dekat dengan siapapun juga, ini bukan lagi urusanmu."

"Tapi Aleta dia..."

"Dia, dia, dia apa? Orang yang dekat dengan wanita lain di depan tunangannya, hak apa yang dia punya?"

"..."

"Algibran, aku lelah. Aku telah melakukan dengan berbagai cara untuk bisa menarik perhatianmu, tapi apa yang kamu berikan padaku?"

"Kamu membenciku."

"Tidak..."

"Selama ini kamu tidak pernah sekalipun mencintaiku. Jangankan mencintaiku, kamu bahkan tidak pernah menyukaiku bukan?"

"..."

"Saat ibu dan ayah kembali, aku akan membatalkan pertunangan kita. Dan..."

"Kamu mungkin akan mendapatkan kejutan yang bisa membuatmu sangat bahagia."

"Semoga kita tidak pernah bertemu lagi, selamat tinggal."

"..."

Seperti ribuan anak panah yang menembus langit itu juga menembus jantung Algibran dengan sangat keras, membuat wajahnya menjadi pucat karena kesakitan.

....

Kantin

Arfian dan yang lainnya menatap daging yang telah terpotong-potong secara halus di depannya dengan keringat dingin.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Where stories live. Discover now