Bab. 15 ||Aleta Quenby Agatha||

116 20 3
                                    

Bab. 15

Cahaya pagi menyinari jendela Prancis dan menyinari ruangan yang di dominasi oleh biru laut dan boneka-boneka kecil.

Seorang gadis cantik berusia enam belas tahun sedang tertidur ditempat tidurnya yang besar, dia mengerutkan keningnya saat sinar matahari menyinari wajahnya.

Wajah cantik yang dingin itu diwarnai dengan pemerah pipi alami, membuatnya terlihat polos dan menawan seperti peri yang jatuh ke dunia untuk mengalami kembang api, alisnya yang ramping berkerut, matanya yang seperti kelopak bunga terpejam rapat, hidung kecil yang tinggi, bulu matanya yang lentik membuat bayangan kecil diwajahnya saat matahari wajah sampingnya, dan bibirnya yang kecil seperti darah kini mencerut.

Keringat muncul di dahinya yang mulus yang membuat rambut hitam panjangnya menempel ke wajahnya.

"Hmm..."

Dengusan lembut keluar dari bibirnya saat tubuh gadis itu meringkuk untuk mencari kehangatan dan keamanan dari mimpi buruk yang menghantuinya.

Kringgggg!

Bulu matanya bergetar saat jam weker berbunyi keras di atas lemari kecil disampingnya. Tangan ramping dan indah itu menekan jam itu dengan keras, kelopak matanya terbuka dan menampakan mata kuning cerah yang kini dipenuhi dengan kabut.

Gadis cantik itu duduk dalam keadaan linglung dan menatap dinding kamarnya dengan mata kosong.

Kamar yang luas yang di dominasi oleh warna biru laut, boneka-boneka kecil yang lucu, dan dekorasi kamar yang familiar muncul di bidang pandangannya membuat gadis itu tercengang.

Suara napas lembut, tubuh yang penuh vitalitas muda dan detak jantung yang berdetak di dadanya...

Aku masih hidup!

Gadis itu melompat dalam kegembiraan dan mengambil ponsel yang sedang mengisi daya disampingnya.

23 Agustus.

Kembali!?

Dengan tergesa-gesa, dia berjalan menuju meja riasnya dan menatap wajah cantik dan dingin itu dengan aneh. Menyentuh wajahnya yang muda dan masih penuh dengan kecemerlangan tanpa menyentuh kegelapan dengan emosi rumit.

Ini bukan lagi seperti wajah gadis gila dalam ingatannya.

Sebuah cahaya meledak di mata kuning cerahnya yang membuat mata itu semakin indah, Aleta tersenyum manis pada bayangan miliknya. Dia bergegas ke kamar mandi, dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

"Nona Muda, apa kamu sudah bangun? Tuan, Nyonya, dan Tuan Muda sudah menunggumu dibawah."

"Tunggu sebentar!"

Dia mengancingkan kerahnya, mengikat rambutnya yang panjang dengan kuncir kuda memperlihatkan lehernya yang jenjang dan indah, lalu dia mengoleskan lipstik di bibir kecil merahnya.

"Selamat pagi, Carl~"

Kepala pelayan Carl yang berusia tiga puluh tahun mengangkat kepalanya dan melihat gaya Nona Mudanya yang berbeda dari biasanya dengan terkejut, dia menekukkan bibirnya dan tersenyum lembut.

Dia sudah menganggap Nona Mudanya sebagai anaknya sendiri jadi cara dia menyayangi Aleta tidak jauh lebih baik dari keluarga Agatha.

"Selamat pagi nona, semoga harimu selalu menyenangkan."

"Terimakasih."

Setelah mengatakan itu, dia berlari menuruni tangga dan ingin melihat wajah-wajah yang pernah membiarkannya mati dan masih menatapnya dengan mata dingin.

Tapi saat dia melihat ayah, ibu, dan saudara laki-lakinya yang tersayang yang sedang menunggunya di ruang makan dengan suasana harmonis membuatnya berhenti sejenak.

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang