Bab. 53 ||Bertengkar||

6 1 0
                                    

Bab. 53

"Apa sebelumnya kalian bertengkar?"

"Tidak."

"Hah? Sungguh?"

Mendengar jawaban Aleta membuat Chelsea sangat terkejut. Jelas dia sangat terkejut saat melihat putranya kembali, tetapi sebelum dia bisa bahagia, ekspresi Elvano saat kembali membuatnya berhenti dan hanya bisa menatap putranya kembali ke kamarnya.

"Bibi, ada apa dengannya?"

Suara tergesa-gesa dengan kekhawatiran di dalamnya membuat Chelsea yang pikirannya berkeliaran kembali tersadar.

"Bibi juga tidak tahu..."

"Tapi jika Leta ingin bertemu dengannya, kita makan dulu ya? Kamu pasti sudah lapar."

"Tidak bibi."

Aleta menggelengkan kepalanya dan menatap Chelsea dengan wajah serius.

"Ada yang harus aku katakan padanya sebelum aku pergi."

"... Kemana?"

Chelsea tercengang melihat keseriusan di wajah cantik Aleta. Pikiran pertama yang terlintas dalam benaknya adalah bahwa Aleta akan meninggalkan Elvano yang membuat keadaannya saat ini.

"Kelas kami akan mengadakan outdoor selama seminggu di negara M."

"Hahaha. Leta, kamu membuat bibi takut~"

"Kenapa?"

Aleta memiringkan kepalanya dan menatap Chelsea dengan kebingungan dimata kuningnya yang cerah.

Chelsea hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. Mendorong punggung Aleta kearah dimana pintu Elvano berada, mata coklatnya menjadi lebih lembut saat dia menatap Aleta.

"Pergi. Ajak dia keluar untuk makan bersama, kami akan menunggu kalian dibawah."

"Oke."

Meskipun dia tidak mengerti dengan sikap Nyonya Dirgantara yang sedikit berubah, Aleta tetap berbalik pergi menuju kamar Elvano.

....

"Xavier."

Aleta mengetuk pintu dan memanggil Elvano dengan lembut.

"Xavier...?"

Tok! Tok! Tok!

Tanpa mendapatkan jawaban dari Elvano membuat alisnya berkerut tanpa sadar. Menekan ketidaksabaran dihatinya, Aleta menghela napas panjang dengan tidak berdaya.

"Hey, aku masuk, oke?"

Sebelum Aleta bisa membuka pintu, suara Gallendra yang kencang untuk menutupi kepanikan di dalamnya membuat Aleta memutar kepalanya dengan bingung.

"Kakak... Kakak ipar, tolong tunggu sebentar."

"Lendra, bisakah kamu memanggilku seperti biasa?"

Mengusap merinding di lengannya, Aleta memandang Gallendra dengan ketidakpuasan. Meskipun dia telah terbiasa dengan panggilan itu karena ke keras kepalanya, dia masih tidak bisa menahan bulu di tubuhnya meledak karena merinding.

"O-oke."

"Ya, kenapa kamu menghentikan ku?"

"I-itu..."

Gallendra mengalihkan pandangannya dengan gugup tanpa menatap Aleta. Saat melihat Aleta akan membuka pintu kamar saudaranya, ketakutan hampir menguasainya.

Beberapa menit yang lalu...

"Diamlah dikamar dan makan coklatmu itu."

"Hehehe~"

Alvaro To Elvano [Kisah Cinta Pria Gila: Penebusan Dua Arah] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang